3. Ruby & Dylan

108 42 5
                                    


Budayakan vote :)

Ruby terbangun oleh suara tirai yang dibuka. Ia langsung terbangun karena terkejut. Ia lalu berdiri perlahan-lahan, tak ingin menimbulkan suara. Ia melihat sekeliling dan langsung menyimpulkan bahwa ini adalah klinik, karena ibunya juga memiliki klinik.

Ia lalu berjalan ke arah sumber suara tersebut. Suara tersebut berasal dari ruangan yang berbeda, tapi pintunya tak ditutup. Ternyata, Savannah-lah yang membuka tirai jendela dan membangunkan Ruby. Ruby sempat terkejut oleh daun berwarna ungu yang terlihat melalui jendela. Namun, keanehan yang lebih parahnya adalah ia memakai pakaian mirip seperti seorang perawat.

Astaga Cavy. Eh, Dia mau ke mana? batin Ruby karena ia melihat Savannah yang terlihat seperti bergegas ingin pergi, sekalian bersembunyi.

Savannah pun benar-benar pergi dari klinik tersebut. Alhasil, Ruby mengikutinya dalam diam. Ia sebisa mungkin tak mengeluarkan suara. Siapa tahu orang itu bukanlah Savannah, melainkan alien yang telah menculik sahabatnya dan mengambil tubuhnya.

Amit-amit.

Ia terus mengikuti Savannah sampai ia terkejut saat Savannah tiba-tiba berbalik. Mungkin ia merasakan ada yang sedang mengikutinya. Ruby pun bersembunyi di semak-semak berwarna merah. Ia pun menyudahi kegiatan penguntitannya itu.

Ia lalu berjalan tanpa arah, tanpa tujuan. Setelah terpisah dengan Savannah, ia pun berbalik, berniat untuk kembali ke klinik. Yang namanya Ruby, tiada hari tanpa buat kecerobohan. Bahkan ingin diam-diam mengikuti saja tidak bisa, dasar Ruby.

Ia pun sampai ke klinik tadi, lalu membongkar semua isi klinik tersebut. Ia pun mendapatkan sebuah peta dari dalam laci salah satu lemari klinik itu. Ia pun membaca setiap keterangannya dengan teliti, lalu mengikuti garis putus-putus berwarna merah yang nampaknya mengarah ke tempat yang jauh dari situ.

Anehnya, di lantai juga tiba-tiba terdapat banyak tanda panah berwarna merah seperti menuntunnya ke suatu tempat. Ia pun langsung mengikutinya dan meletakkan peta tersebut di dalam saku nya.

Ia terus mengikutinya sampai keluar klinik, melewati pohon berdaun ungu, kemudian sampai di sebuah tempat yang sepi. Hanyalah sebuah tiang yang terdapat di tempat itu. Meskipun pemandangannya indah, hawa menyeramkan lebih terpancar dari tempat itu. Meskipun di sepanjang jalan ada tiang, tiang itulah yang paling berbeda.

Ruby lalu melihat-lihat di sekitar tiang itu. Ternyata, di samping kanan tiang tersebut terdapat sebuah tombol merah bertuliskan angka '5'.

Ruby yang penasaran pun akhirnya menekan tombol itu.

"Lah? Gak ada yang terjadi." ucap Ruby kecewa. Padahal, ia ingin kembali ke rumah Dylan. Ia mengira bahwa tombol itulah jalan keluarnya. Namun ia salah.

Ia pun mulai berjalan lagi. Kemudian, ia mendengar suara lagi.

"Aduh." kata seseorang. Suara itu tak terlalu jauh dari posisi Ruby saat ini.

Ruby pun penasaran dan mendekati asal suara tersebut.

"Astaga!" ucap Ruby dan Dylan bersamaan, saling menunjuk satu sama lain.

Mereka berdua sama-sama terkejut akan pakaian yang keduanya kenakan. Sama-sama aneh. Mereka berdua saling melihat dari atas ke bawah. Ruby yang mengenakan pakaian perawat dan Dylan yang mengenakan jaket berbulu hitam serta pakaian lainnya, yang juga serba hitam.

"Kok jadi gini?" tanya Dylan, menunjuk jaket yang ia kenakan.

"Gatau. Cavy juga pakaiannya kayak gue." kata Ruby menunjuk ke belakang, arah dimana ia dan Cavy berpisah, atau setidaknya Ruby yang memisahkan diri karena Cavy bahkan tidak sadar kalau tadi itu Ruby.

"Cavy? Di mana dia sekarang?" tanya Dylan. Ia ingin bertemu temannya yang lain.

"Gatau. Tadi gue ikutin tapi berhenti terus balik lagi, eh ketemu elu." kata Ruby.

"A-" baru saja Dylan hendak berbicara, mereka dikagetkan oleh sebuah suara yang berasal dari setiap tiang pada jalanan. Mereka berdua bahkan baru menyadari jika ada banyak tiang di sekeliling mereka.

"Permainan telah dihidupkan. Masing-masing peran mempunyai lima nyawa. Manfaatkanlah waktu kalian sebisa mungkin."

Hening sejenak, mereka terlalu kaget untuk mengeluarkan suara.

"Lah itu kan suara Zee!" kata Ruby kaget, baru menyadari.

"Ruby, astaga. Lihat tangan lu!" ucap Dylan menunjuk lengannya dengan nada paniknya.

"Tangan lu juga, tuh!" Ruby juga menunjuk pergelangan tangan Dylan, sama-sama terkejut. Duo orang panik disatukan jadi begini. Sebenarnya tiga dengar Kate tapi Kate belum ditemukan.

Ruby dan Dylan pun sama-sama terkejut karena di pergelangan tangan mereka tiba-tiba muncul sebuah gelang dengan lima buah lampu bergambar hati.

"Astaga apa lagi ini?" kata Dylan pada gelang di pergelangan tangannya, serta Ruby yang melotot pada Dylan.

Sabtu, 17 November 2018

martes, 10 de agosto 2021

LAMBDA - INTERTWINE [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang