6. Zee & Jeremy

80 31 4
                                    


Budayakan vote :)

Zee tertidur dengan posisi berada di atas kursi. Ia terbangun karena suara hentakan kaki dari atas. Ia pun menggosok kedua matanya lalu melihat sekeliling. Ia terkejut karena ia dikelilingi oleh layar monitor, serta berada di dalam suatu ruangan yang agak gelap dengan fasilitas serba lengkap.

Ia lalu berjalan mengelilingi ruangan tersebut. Ia secara tak sengaja menangkap sosok Jeremy yang tengah meloncat-loncat tak jelas. Dan ternyata, memang Jeremy-lah sang pelaku yang membangunkan Zee. Dan anehnya, ia memakai kacamata.

"Dasar Jere. Taunya bangunin orang aja." kata Zee. Tapi, sesaat kemudian, ia tersadarkan akan sesuatu.

"Tunggu dulu. Kalau dia loncatnya di sini, kenapa atap yang bunyi? Berarti... Astaga gue ada di bawah tanah." kata Zee tak percaya, sungguh keren. Normalnya, orang lain akan panik di situasi seperti ini. Tapi, Zee malah tertawa seperti maniak dan loncat dari tempat tidurnya.

Ia pun mencoba satu-persatu fasilitas yang tersedia. Mulai dari sofa, kursi pijat, tempat tidur super empuk, dan juga PS5. Ia seperti tak ingin pulang dan hanya ingin tinggal di sini selamanya, benar-benar nyaman.

"Aduh, rumah idaman." kata Zee santai sambil memejamkan matanya. Akhirnya Ia memiliki waktu untuk sekadar bersantai saja.

Tiba-tiba monitor berbunyi dan memberi tanda. Zee pun spontan membuka mata dan berbalik ke arah monitor. Pada monitor terdapat kalimat 'Bacalah dengan Microphone'.

Zee pun membaca kalimat tersebut sangat dekat dengan Microphone.

"Permainan telah dihidupkan. Masing-masing peran mempunyai lima nyawa. Manfaatkanlah waktu kalian sebisa mungkin." kata Zee tepat di depan Microphone.

Ia pun menunggu kalimat selanjutnya muncul. Namun nihil, tak ada kalimat lanjutan.

"Lah ini doang? Yaudah nonton aja." kata Zee lalu menyalakan TV yang tersedia yang kebetulan punya Netflix. Ia melihat-lihat daftar film yang ada, lalu memilih salah satunya.

Zee menonton sampai hari mulai gelap, namun ia tak menyadarinya karena ruangannya sangat tertutup. Ia bahkan sudah menonton tiga film berturut-turut.

Monitor tadi kembali berbunyi dan memberi tanda. Zee berjalan cepat ke arah monitor dan mulai membaca kalimat yang tertera pada monitor tersebut.

"Hari telah malam. Semuanya pergilah ke tempat persembunyian. Hanya Werewolf yang boleh keluar."

Eh? Werewolf? Oh iya kan terakhir kita main Werewolf terus gue Moderatornya! batin Zee. Ya, sepertinya ingatannya sudah kembali.

Ia lalu melihat monitor bertuliskan 'Werewolf'. Ada dua monitor. Kemudian, monitor memberi tanda lagi.

"Werewolf telah keluar. Malam ini kalian hanya boleh makan satu kali. Gunakanlah satu kesempatan ini. Pemain yang dipilih akan kehilangan satu nyawa, yang berarti satu hati akan berkurang." katanya.

Ia lalu melihat siapa yang akan dimakan, kemudian ada tanda lagi dari monitor, lalu berbicara lagi.

"Pilihan yang bijak. Werewolf, masuklah ke tempat persembunyian."

Zee mengira tugasnya telah selesai, tapi masih ada tanda dari monitor.

"Cenayang, keluarlah dari tempat persembunyian." kata Zee.

Ia pun melihat monitor bertuliskan 'Cenayang'. Betapa terkejutnya ketika ia melihat Jeremy sebagai cenayang.

Dasar cenayang sesat. batin Zee. Zee dan Jeremy memang terkenal sebagai duo-absurd.

"Cenayang hanya memiliki satu kesempatan pada setiap malam untuk memilih. Pilihlah pilihan yang paling bijak." kata Zee.

Zee melihat pilihan Jeremy kemudian monitor kembali memberi tanda.

"Bukan Werewolf. Pilihan yang salah. Kembalilah ke tempat persembunyian." dan seketika Jeremy pun kembali masuk ke persembunyiannya tanpa ekspresi.

Monitor memberi tanda lagi.

"Healer, keluarlah dari tempat persembunyian." kata Zee.

Ia melihat ada dua monitor. Ia terkejut karena kedua Healer tersebut berada di tempat yang berbeda.

"Siapakah yang akan kalian lindungi?"

Untungnya, keduanya memilih pilihan yang sama. Jadi, tak perlu repot lagi.

"Pilihan yang bijak. Healer, masuklah ke tempat persembunyian."

Monitor kembali memberikan tanda.

"Sniper, keluarlah dari tempat persembunyian."

Ia melihat Levi keluar dari tempat persembunyian. Tempat yang sama dengan Savannah. Zee dapat menyimpulkan bahwa mereka berada di rumah yang sama.

"Sniper hanya memiliki dua peluru. Apakah ingin digunakan?"

Levi terlihat memencet pilihan 'Tidak'.

"Pilihan yang bijak. Sniper, masuklah ke tempat persembunyian."

"Beristirahatlah. Esok hari akan ada yang dieksekusi. Tetaplah di tempat persembunyian sampai esok pagi." kata Zee, kemudian monitor berhenti memberikan tanda.

Zee pun memutuskan untuk beristirahat karena tiga film sudah cukup untuk satu hari.

Minggu, 18 November 2018

martes, 10 de agosto 2021

LAMBDA - INTERTWINE [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang