Ayah

66 6 0
                                    

Keesokan paginya sebuah pesan singkat dari ayah masuk ke notifikasi handphone ku.

Ayah perlu bicara

Singkat, padat, dan jelas namun mampu untuk menggagalkan seluruh acara malas-malasan ku di hari minggu ini. Aku harus pulang.

Setelah bersiap-siap aku mengambil kunci mobil untuk bergegas ke rumah. Sebuah pesan singkat lainnya masuk.

Tuan rumah yang baik akan menemani tamunya membeli oleh-oleh. Boleh ku jemput?

Tanpa repot bertanya aku pun sudah tau itu siapa. Pasti ia mendapat nomorku dari orangtua ku, untuk pertama kalinya dalam sejarah aku senang ayah "mengajakku bicara" di waktu yang tepat. Tak kuindahkan sms tersebut dan langsung mengemudi ke rumah ayah.

"Apa sih yang ayah pikirkan? Menjodohkan Aya dengan seorang duda? Kayak ngga ada laki-laki lain aja" ujarku pada ayah.

"Aya hati-hati kalau berbicara. Andra adalah laki-laki yang baik terlepas dari perceraiannya. Kali ini ayah serius memilihkan Andra sebagai calon suamimu. Kamu pikir ayah tidak tau usaha-usaha kaburmu pada setiap kencan yang ayah atur? Pamit dengan alasan pekerjaan, izin ke toilet lalu tak kembali. Ayah sudah eliminasi semua faktor tersebut selama dinner kemarin. Kali ini ayah tidak main-main Aya. Ini lebih dari sekedar hubungan bisnis semata"

"Bohong, kalau laki-laki baik-baik ya tidak akan bercerai, akan setia. Pokoknya Aya tidak setuju"

"Aya, coba dengarkan dulu alasan ayah. Ibu selama ini memahami mengapa Aya selalu kabur dari kencan yang ayah atur, karena mereka adalah tipe laki-laki yang sama saja. Kali ini coba percaya sama ibu. Ibu melihat ada yang berbeda dari Andra. Kali ini ibu setuju dengan ayah. Paling tidak bersikaplah yang baik pada Andra selama 1 bulan, setelah itu kamu boleh tentukan sendiri selanjutnya." pinta ibu.

"Kamu dan Andra itu mirip, Aya. Kalian akan serasi" ujar ayah.

"Mirip? Mirip dari mananya yah? Dia lebih rese yang iya" jawabku ketus.

"Kamu harus temukan jawabannya sendiri. Coba temukan apa yang ayah lihat dari Andra. Pahami sendiri"

"4 minggu saja Aya, bersikaplah baik padanya" tambah ibu.

"Ayah akan membebaskanmu setelah kamu menikah dengan Andra. Tinggal satu langkah lagi yang harus ayah paksakan padamu. Ayah memang bukan ayah yang sempurna buatmu, biarlah sudah terlanjur ayah menjadi ayah yang kolot dan pemaksa bagimu, tapi ayah mohon biarkan ayah memaksamu sekali ini saja. Setelah itu kamu akan menjadi tanggungjawab suamimu. Ayah tidak akan tenang bila kamu tidak ditangan yang tepat. Ayah mohon Aya"

Cerita AyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang