Menghilang

29 8 0
                                    

Padahal hari ulang tahunku tinggal menghitung hari. Tepatnya, 5 hari lagi. Mengapa dia malah menghilang? Kemana kakakku yang selama ini selalu ada untukku? Disini aku merasa kesepian. Tidak ada lagi ucapan selamat tidur. Ucapan selamat malam. Ucapan semangat saat hari esok adalah ulangan. Ahh, kemana dia? Aku rindu.

Apakah dia telah bosan menjadi kakakku? Apa aku adalah adik yang begitu menyebalkan? Jika benar begitu, kakak aku minta maaf. Aku tidak ingin ditinggalkan oleh seorang kakak. Aku senang sekali memiliki kakak. Saat bersamamu, aku juga telah merasakan bagaimana rasanya memiliki kakak. Iya, karena aku adalah anak tunggal. Aku tidak tahu bagaimana rasanya menjadi adik dan memiliki kakak. Aku tidak tahu rasanya menjadi kakak dan memiliki adik.

Namun berkat bersamamu, aku merasakan sensasi saat seseorang memiliki kakak. Kamu dimana kak? Apakah sedang sibuk? Jika benar, semangat yaa! Aku disini selalu mendukungmu.

****

Salah satu alasan mengapa aku memilih menjadi orang yang tidak peka, tidak pedulian, dan tidak percayaan adalah sebab ini. Sebab aku tidak siap saat aku tengah mencintai seseorang, dan tiba-tiba saja pergi. Entah itu dengan cara yang kelihatan ataupun misterius. Aku tidak menyukai diantara keduanya. Entah itu dengan cara meninggalkan atau dengan cara menghilang. Aku juga tidak menyukai diantara keduanya. Semuanya terasa sakit. Perih.

Kadang aku berfikir, mengapa seseorang melakukan hal itu? Mengapa dia dapat melakukan hal itu? Yang jelas-jelas adalah hal yang menyakitkan? Bukankah sama saja ketika ia menabrak lari seseorang? Yang dia memberinya sensasi tabrakan yang hebat lantas meninggalkannya yang tengah merasakan penderitaan?

Ahhh, andai aku memercayai dugaan sahabatku. Andai aku telah jatuh cinta padanya, aku sekarang telah benar-benar jatuh. Jatuh ke tanah. Cemas mau kemana. Cemas mencari teman. Sampai aku benar-benar takut, cemas, sakit, sampai cinta ini pun mati. Haha, mungkin terlalu kejam kedengaran.

Tapi itu benar, jika aku telah mencintainya, pastilah aku cemas dan sedih mencarinya kemana-mana. Yang membuat beban pikiran bertambah-tambah. Berbeda seperti apa yang kurasakan sekarang, aku mencarinya tapi tidak cemas. Aku mencarinya karena sedang sepi, dan kosong.

Aku bersyukur memiliki sikap tidak peka, tidak pedulian, dan tidak percayaan. Iya, yang dapat menghindarkanku dari sakitnya saat seseorang yang dicintai menghilang tanpa sebab. Tapi, jika sekali aku percaya, dan sekali aku peduli. Berarti kamu orang yang spesial dimataku. Dan tidak menutup kemungkinan besar kamulah orang yang kucintai entah sampai kapan. Mungkin saat kau menyuruhku untuk berhenti.

****

Tanpa kakak malam ini, kegabutan melanda. Aku merasa chat-chat lainnya tidak penting. Aku merasa chat-chat lainnya adalah kalimat retoris. Iya, tidak perlu jawaban lagi. Seperti, "lagi apa?" Menurutku, apa itu perlu diketahui? Bukankah sudah jelas jika sedang mengobrol via WhatsApp, kita sedang bermain dengan ponsel? Bukankah sudah jelas? Kenapa harus dipertanyakan lagi? Tidak mungkinkan jika seseorang yang diajak berbicara via WhatsApp itu sedang berperang, atau mandi misalnya. Tidak mungkinkan?

Dan, cara mengatasi kegabutan malam ini adalah, chat via grup WhatsApp, iya grup sahabat-sahabat ku.

AkuJyjyqMass

AliyaRahmat : Nah loh? Sp yg gnt nm gc? Alay batt 😑

Zalfaaa : Emg lu kg bsa baca? Udah kepampang nyata, 'Mayayess mengubah nama grup'

Tentang RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang