Nanaaaaaaaaaaa!!

23 6 2
                                        

Saat diriku tengah asyik menonton acara Tv kesukaanku, aku tiba-tiba dikagetkan oleh suara dering Hpku yang mengesalkan.

Aku sadar, itu adalah telfon dari mereka. Mereka pasti sudah menyuruhku untuk bersiap-siap.

Dengan berat hati, kuangkat panggilan itu, kudengar suara kepanikan lewat telepon genggamku. Aku tidak tahu harus mendengar yang mana.

Tidak ada kata halo secara baik-baik yang kudengarkan. Yang kudengar hanya kepanikan yang belum ku mengerti maksudnya.

"Hei, haloo? Kalian kenapa?" tanyaku dengan nada penasaran, ditambah dengan jantung yang berdebar. Firasatku sudah buruk. Ada apa ini?

"Lala, Lala, Halooo? Nanaaa, nanaaa..... " kata Layla dengan suara gemetaran.

"Iya, iyaa, Nana kenapaaa?" -Aku

"Nana, disini pingsan La! Duhh "-Layla

Mendengar hal itu, aku kaget bukan main. Bukan apanya, baru kali ini Nana pingsan. Ada apa ini? Aku reflek berlari menuju kamarku untuk bersiap-siap.

"Ehh? Kok bisa? Kalian dimana? Gua kesana sekarang yak, ke cafenya ga usah aja. Duhh Nanaaa.." -Aku

"Nana pas mau jemput elu, keserempet mobil. Kita ada kok dibelakangnya, cuma tuh mobil ngeselin bat, kek sengajaa njayyyyy!!"
-Layla

"Lah terus elu dimana?" -Aku

"Udah perjalanan ke RS ini, tadi suara kite amburadul, soalnya lagi minta tolong" -Layla

"Nana sekarang gimana?" -Aku

"Masih pingsannnn, duhhhhhh" -Layla

"Ahh nanaa 😭 eh dia kan keserempet, kok sampe pingsan siiiiiii?" -Aku

"Soalnyaa....... Pas jatoh...." Layla mengatakan dengan suara bergetar. Fikiranku buyar. Aku takut Nana menjadi parah.

"Kenapa Lee?" Aku bertanya dengan nada tinggi. Terlalu khawatir sampai-sampai suaraku seperti membentak Layla.

"Kepalanya terbentur ke batu" -Layla

"Astagfirullah...... Nanaa, gua kesana yakk! Udah siap-siap nih" -Aku

Aku segera menuju kemotor matic ku. Tanganku gemetar saat ingin menyalakannya.

Belum ku gas motorku, Layla sudah mengatakan agar aku tidak usah kesana. Kesal? Iya aku kesal. Kenapa pula aku dilarang kesana? Tohh, sahabatku sekarang yang tidak diketahui apakah dia akan baik-baik saja atau akan lebih parah.

Apa yang dipikirkan Layla? Spontan saja aku marah, dengan suara bergetar dan nada yang tinggi aku bertanya kepada Layla,"Kenapa lu larang gua kesana? Hei, tumben lu ke gini Le, sadar lu bilang kek gitu? Sadar? "

"Denger dulu La, gua belum selesai ngomong tadi" -Layla

"Iyaudah apa?" -Aku

"Lu jangan langsung kesini dulu. Sempetin sebentar aja ke cafe, soalnya ada yang cariin elu katanya." -Layla

"Lah siapa lagi sii? Kan yang janjian ke cafe sama gua itu cuma kleannn. Mana mungkin gua pergi geblek, palagi si anjay lagi sekarat. Lu tuh gimana si? Kalo gua diculik gimanaaaaaa? " -Aku

"Isna disana nungguin elu, kesana aja" -Layla

"Lah terus si Nana gimana? Masa iya gua beduaan sama Isna hura-hura, sedang elu disana sama Nana.. Aduhhhh" -Aku

"Yaudah, kalo gitu jemput aja si Isna, terus kesini" -Layla

"Okadahh! Tapi tapi,katanya ada yang nyariin gua" -Aku

"Yah sekalian lah, elu ketemu terus bilang lagi sibuk. Kan gampang. Cepetann yahhhhhh! " -Layla

"Oke, gua otewe, ga bakal dilambung nih. Assalamualaikum" -Aku

"Waalaikumussalam" -Layla

Aku dilanda rasa khawatir disepanjang jalan. Hanya Nana yang kufikirkan. Apakah dia akan baik-baik saja? Ahh semoga dia baik-baik saja, aku takut terjadi apa-apa padanya. Laju motorku semakin kencang. Tak peduli sudah berapa kendaraan yang telah kulambung, yang penting bisa cepat sampai ketempat tujuan.

* * * *

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tentang RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang