ENAM

3.3K 455 28
                                    

Maaf ya kalau akhir2 ini saya suka uring-uringan. Mohon dimaklumin ya, soalnya masalah di kehidupan nyata ditambah flu plus demam, makin tambahlah mumet di kepala. Jadi kalau saya updatenya suka telat, harap sabar nunggu ya. Walau telat saya pasti usahakan buat update cerita, biar pun ngumpet dari kakak yang ngelarang nulis nulis dulu, nunggu sehat baru nulis lagi katanya.

Dan di sini saya juga mau nanya, para pembaca udah naruh cerita ini di perpustakaan kalian belum, ya? Sama seperti pengumuman yang saya tulis di deskripsi cerita, di sini juga mau ngasih tau lagi kalau khusus bab yang mengandung adegan dewasa, ada tenggat waktu publishnya. Jujur aja, tiap nulis adegan yang 'ena-ena', saya selalu merasa was-was, takut kalau ada yang iseng ngelaporin cerita saya dan akhirnya cerita saya dihapus sama pihak wattpad.

Maaf kalau keputusan saya ini buat kalian ada yang nggak setuju. Tapi semua ini sudah saya fikirkan dan saya omongkan sama kakak saya. Awalnya dia nggak tau kalau saya buat cerita yang ada adegan dewasanya, setelah saya cerita, dia cuma geleng2 kepala dan bilang harus hati2, takutnya cerita saya bawa masalah buat ke depannya. Maka dari itu, saya mohon dukungan dan pengertian dari kalian.

Mengenai waktunya, saya bakalan publish bab yang ada adegan dewasanya itu selama satu hari satu malam (bahasa kerennya 1x24 jam), dan akan dihapus pada jam yang sama dengan waktu bab 'ena-ena' itu dipublish.

Jadi, buat yang nggak mau ketinggalan baca, buruan ya cerita saya dimasukin ke perpustakaan kalian, karena mulai sekarang, semua cerita yang masih dan akan saya tulis, khusus bab 'dewasanya', ada tenggat waktunya.

Ya udah, nggak usah berlama-lama lagi. Selamat membaca, dan semoga cerita saya bisa menemani mimpi indah kalian malam ini.

🐢🐢🐢

                                              

Waktu kembali bergulir dengan cepat. Dan niat Alva yang ingin mesra-mesraan bersama calon istrinya terpaksa kandas karena selalu saja digagalkan oleh sang calon adik ipar yang entah bagaimana bisa tepat waktu bagaikan alarm yang mengingatkan mereka di setiap saat.

Ada saja yang pria muda itu lakukan untuk menggagalkan niat mesum Alva terhadap kakak tercinta agar tak kembali terjamah sebelum waktunya.

Hingga kemudian tanpa terasa waktu persalinan itu pun datang, membuat Alva kembali bersemangat dan meminta ibunya untuk segera mengurus pernikahan sang mantan playboy insyaf agar bisa disegerakan. Kebahagian Alva semakin bertambah dengan lahirnya bayi mungil berjenis kelamin perempuan. Sehat, cantik dan tidak kekurangan satu apa pun.

"Mau dikasih nama apa, nak Alva?"

Alva yang sedang menimang bayi di kedua lengannya langsung menoleh ke asal suara. Pandangannya lurus mengarah ke calon ayah mertuanya, Sulaiman Ali. Di sisi pria paruh baya itu duduk sang calon ibu mertua, Ningsih. Pasangan paruh baya itu tampak sangat kelelahan setelah semalam menunggui putri mereka yang akan melahirkan.

"Saya yang kasih nama?" tanya Alva dengan nada tak percaya sambil menatap ibunya yang duduk di sisi ranjang sambil mengupaskan buah untuk calon istrinya.

"Kalau nak Alva bersedia memberikan nama, kami selaku orang orang tua Kinanti tentu akan merasa sangat senang." jawab Sulaiman yang merasa bersyukur akan hadirnya pria berjiwa besar yang mau menerima putrinya yang banyak kekurangan.

Alva terdiam sejenak. Saat melihat senyum ibunya yang memberi dukungan penuh, Alva jadi teringat akan ayahnya yang harus pulang duluan karena harus kembali ke luar kota bersama sepupunya Nara untuk melihat lahan baru.

Alva dan Cinta Pertama [TTS #5 _ SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang