BAB 9

12.8K 975 45
                                    

Seperti manusia-manusia pada umumnya yang sedang mengalami jatuh cinta, terlepas apakah hal itu benar atau salah. Senyum sumringah terus menghiasai wajahku sejak kejadian manis semalam. Aktifitas dalam memilih pakaian kantor menjadi lebih lama dibandingkan biasanya. Memakai eyeliner yang hanya dalam sekejap selesai kini seolah menjadi begitu lama dan begitu rumit. Fiuh.!! 

Sentuhan terakhir adalah sapuan lipstik berwarna natural dengan kombinasi lip balm di atasnya agar bibirku tidak terlihat begitu kering. Pak Rey tidak menyukai warna lipstik merah, padahal aku lebih condong ke warna merah menyala. Menggunakan dress terusan hitam hingga dibawah lutut, cardigan berwarna putih berlengan panjang serta heels dengan tinggi 7 cm aku masuk ke dalam ruangan kantor dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Bahagia bercampur grogi. 

"Selamat pagi," Ucapku ceria pada Maya dan Erin. Mereka menatapku tanpa berkedip. 

"Lo kenapa Mba? Bahagia banget kayaknya," Tanya Erin. Mata sipitnya tersembunyi di balik kaca mata berbentuk persegi. 

"Gue kan emang selalu bahagia, selalu ceria dan kita memang harus bahagia." Deretan gigi putihku terpampang jelas. Alis mata Maya terangkat sedikit melihat tingkahku yang terlalu berlebihan. 

"Lo pasti bahagia karena boss enggak ke kantor kan hari ini, Gue juga bahagia sih, Ha..Ha.." Celetuk Maya. Aktifitasku yang sedang menyalakan komputer terhenti dan menatapnya, "Boss enggak ke kantor?" Tanyaku heran sekaligus agak kecewa. 

"Lah, kan pergi sama ko Michael hari ini seharian ke customer. Lo sudah pensiun dari jabatan personal assistennya boss yah.!" Kata Erin, mereka saling melempar pandangan. Aku menepuk jidatku seolah baru mengingatnya. Sia-sia dong berdandan cantik dan rapi hari ini, orang yang ingin ditemui malah enggak ada di kantor. Wajahku berubah jadi masam. 

Maya menarik kursinya mendekat ke arahku, seraya berbisik "Lo, enggak lagi jatuh cinta sama si boss kan Mba?" Tebaknya, wajahku memerah. Aku menyentil dahi Maya pelan. 

"Masih pagi sudah gossip saja lo May, susah deh kalo jadi Angelina Jolie mah emang selalu di gosipin." 

Mata Maya membulat, "Asal Brad pitt nya bukan Pak Rey kan Mba," Dia terkikik. Aku mendorong kursi Maya menjauh dari tempatku. "Sana pergi, huss husss tukang gosip." Aku harus lebih ketat menjaga kedekatan hubunganku dengan Pak Rey, tidak baik jika hal ini diketahui oleh seisi kantor pada akhirnya. 

Hubungan tersembunyi seperti ini tidak nyaman sebenarnya, mengingat aku pun tidak pernah mempunyai pengalaman pacaran diam-diam. Nuraniku mengetuk sejenak, meskipun Pak Rey mengatakan bahwa aku tidak akan menyakiti Bu Sandra, bahwa hal ini tidak salah namun tetap saja rasanya aku seperti orang ketiga diantara mereka. Bibirku terkatup rapat, pikiran menari dalam benakku. Ternyata, menjadi orang ketiga itu tidaklah enak. 

Notif pesan masuk membuat lamunanku buyar. Boss Kece : Nanti jangan pulang dulu yah, tunggu saya. Aku tersenyum lebar tanpa sadar. 

Me : Siapp Pak, ! :D

Cerita cinta terlarang kami pun dimulai. Cinta yang terasa manis namun juga begitu mendebarkan. Cinta yang terasa begitu menggebu-gebu tapi setengah mati harus dipendam agar tidak terdengar siapapun, agar tidak terlihat siapapun. 

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MY POSSESIVE BOSS!! SUDAH TERBIT, SERI-NIKAHYUK!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang