BAB 3

14.6K 882 17
                                    

Setelah berhari-hari lamanya aku disibukkan dengan masalah pekerjaan, terlebih lagi Pak Rey yang banyak menyita waktu hingga membuat tujuanku terlantar begitu saja. Yaitu mencari jodoh. Kini aplikasi Bee terpampang di layar ponsel. Seseorang mengirimkan sebuah pertemanan dan pesan. Profil fotonya seperti Mas Nicholas saputra, berani-berani nya dia memakai foto Mas Nico milikku. Cih. 

"Mba Ara, " Panggil Maya, ia menggeser kursinya mendekat ke arahku seraya berbisik "Lo kemaren balik sama Pak Rey?"

"Heemmmmmm,"

"Mba lo digosipin tahu sama anak lapangan, sudah dengar belum?"

Aku yang sejak tadi duduk santai bersandari kini duduk tegak demi mendengar hal itu. "Gosip! Gosip apaaaan?"

"Lo sih lagian akhir-akhir ini kelihatan banget sering berdua sama Pak Rey, digosipin ada affair sama Bos."

Mataku melotot tak percaya mendengarnya. "Gue, digosipin begitu. Berani-beraninya itu para kampret, biarin enggak bakal gue bantu cairin kas bon an." Emosiku naik ke ubun-ubun mendengar gosip murahan seperti itu. 

Maya tertawa, Erin ikut mendekat. "Tapi Bos emang kayaknya agak beda deh akhir-akhir ini sama lo mba, dia ada feeling jangan-jangan sama lo,"

"Astaga, ya Gusti. Gue itu cuma personal assisten dia doang, enggak lebih. Sebatas profesionalisme saja. Lo jangan kebanyakan dengar gosip makanya. Ga ada faedahnya." Semburku. 

"Istri Bos itu cantik dan kelewat kaya lagi, alasan Bos suka sama gue apa? Kaya enggak, cantik?! yah emang cantik sih gue." Lanjutku. 

"Huuuuuuu.." Mereka melempar tisu ke arahku. Aku tertawa. Sejak malam senin kemarin aku belum melihat kehadiran Pak Rey di kantor. Minggu ini jadwalnya memang padat sekali, terlebih bulan depan akan ada kompetisi billyard di Filipina, sudah pasti Doi menghabiskan waktunya lebih banyak untuk latihan billyard. 

Suara derap langkah terdengar dari luar ruangan, kupikir ia tidak datang lagi hari ini ternyata dugaanku salah. Baru saja dibicarakan orangnya kini tiba-tiba muncul. "Amara, keruangan saya." Perintahnya, dan menghilang di balik pintu kaca. 

"Iya pak."

"laporan keuangan sudah siap sampai bulan Juli?"

Mataku berkedip beberapa kali, "Belum Pak." Ucapku takut. Kebanyakan download drama Song Jong Ki yang membuatku lupa diri bahwa ada pekerjaan yang tertunda. "Saya usahakan jumat selesai," Matilah aku, ngelembur ini mah. 

Demi janjiku kepada baginda Reynaldi, aku mati-matian input data secepat mungkin agar bulan Juli sudah bisa kusajikan kepadanya sebelum weekend. Ya Tuhan, kenapa pesona aktor korea tampan selalu membuatku terlena dan lupa akan kewajiban. Hiks hiks. Sudah pukul 6 sore, semua staff sudah pulang kerumahnya masing-masing. Tersisa aku dan si bos di dalam ruangannya. 

Aku menyalakan lagu, suara indah IU mengalun pelan. Mataku tetap fokus pada tampilan program akuntansi buatan anak bangsa dihadapanku. Hingga tak sadar kehadiran pak Rey di depan mejaku. "Lembur?"

"Sebentar doang kok pak, "

"Saya lapar,"

"Mau saya pesenin makanan?"

"Boleh, ada apa yang enak?"

"Ada menu ayam taliwang baru buka 2 hari yang lalu, mau coba pak?'

"Boleh deh, pesan dua buat saya satu dan kamu satu"

Aku segera menelfon nomor resto yang baru buka tersebut, dengan cepat memesan makanan dan 10 menit akan sampai. "10 menit sampai, bapak tunggu di dalam saja nanti saya antar." 

MY POSSESIVE BOSS!! SUDAH TERBIT, SERI-NIKAHYUK!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang