Maya, menyenggol siku lenganku pelan seraya berbisik. "Mba, standar annual dinner kita jatuh drastis jadi makan nasi kuning?" Bisikknya tak percaya. Aku melihatnya, menahan tawa.
"Bu, Ara. Tahun ini annual dinner kita di kantor doang? Makan nasi kuning saja? Penjualan turun banget yah emang Bu?" Kini Mas Widodo, sang kurir bertanya dengan heran.
"Siapa yang bilang ini annual dinner sih? Ini tuh acara syukuran, selametan." Aku, masih terkikik menahan tawa mengingat wajah Rey waktu itu saat mendengar ide perihal selamatan setelah Khitan.
"Eh, Kalau dalam budaya saya selesai khitan itu ada selametan gitu. " Kataku, melihat Rey masih terbaring di kasurnya saat menjelang pagi. Aku yang sedang melipat alat sholat tiba-tiba saja teringat hal itu. Teringat saat adik lelakiku Gagah di khitan.
Alisnya terangkat, bingung dengan ucapanku. "Maksudnya selametan? Kamu sekarang Shalat?"
"Banyak makanan, doa-doa. Ketan kuning, ayam bakar.." Aku teringat, " Eh, tapi saya lupa deh kan Bapak bukan anak-anak yah, Khitan dewasa." Ejekku. Rey menatapku sebal. "Shalat dong, kan mau juga punya suami kayak Rara." Lanjutku.
"Jadi, kamu diam-diam naksir si Adam!" Semprot Rey, "Di Dunia ini enggak cuma dia yang bisa sholeh begitu, saya juga bisa kok. Belajar Agama, saya yakin mudah." Ujarnya pongah. Aku berbalik menatapnya setelah rapi meletakkan alat Shalat ke dalam tas.
"Yakiiinnnn.!" Ejekku. Tertawa.
"Kamu, nantangin?!" Ia bangkit, duduk di atas kasurnya. Aku mendekat, "Belajar agama itu enggak seperti kamu belajar ilmu manajemen bisnis, matematika, kimia dan semacamnya. Sholeh itu bukan didapat dan dibuktikan dengan ijazah. Tapi dari sini, " Aku menunjuk ke arah dadanya, "Iman, Rey." Wajahnya memerah.
"Saya juga sih enggak yang paham betul, cuma pernah dengar ada ustad bilang. Ilmu Agama itu luas, enggak terukur luasnya. Semakin tinggi, semakin banyak tahu, semakin akhirnya merasa bahwa ilmu Agama yang sudah didapat malah hanya secuil debu." Rey terhenyak sesaat, Aku tersenyum simpul. "Enggak niat menggurui loh, cuma biar kamu enggak merasa sombong saja sih."
Rey, membuang pandanganya ke arah samping.
"Kenapa? Kamu marah yah.! Maaf deh." Rayuku.
"Enggak. Kata-kata kamu persis seperti yang dulu pernah saya dengar."
Kepalaku miring, menatapnya yang masih membuang wajah ke samping. "Siapa? Almira?!" Tebakku. Ia berbalik menatapku, tersenyum tipis. Tak lama mengangkat wajahnya. "Nanti pas saya masuk kantor, kita adakan selametan saja. Itung-itung makan gratis buat kalian, kan kalian demennya tuh gratisan."
"Jadi, ini tuh yah acara syukuran, selametannya si Boss habis di,-"
"Eheeeeeem." Rey berdeham dari belakang. Eh, hampir saja. Aku menutup mulutku, mengedipkan mata ke arahnya sebagai permintaan maaf karena mulut yang tidak punya rem ini. Semua karyawan berdiri tegak di tempatnya. Di ruangan staff, kami merayakan acara selametan untuk Khitanannya Rey. Aura wibawa Rey memang dapat membuat siapa saja merasa segan hingga tak lagi berani berbisik.
Mungkin, satu-satunya karyawan yang sejak dulu kurang ajar terhadapnya ya cuma aku ini.
"Ini, acara syukuran saja karena Michael sudah mencapai target. Soal Annual Dinner, berhubung ini sudah akhir tahun jadi saya akan infokan langsung saja ke kalian. Annual dinnernya dihapuskan." Semua melihat Rey dengan tatapan kecewa, namun tak berani bicara. "Sebagai gantinya kita Trip ke Belitung selama 3 hari." Lanjut Rey,
Kami semua menatapnya sejenak, hingga sampai hitungan ketiga barulah spontanitas kebahagiaan kami mendengar berita tersebut meledak. "Yeeeeeeeeeii." Pekik Maya, Erin, dan semuanya. Maklum, karena biasanya paling jauh adalah menginap semalam di villa Bandung. Aku memandang Rey dengan takjub. Entah kenapa, sehabis di Khitan kok aura wajahnya Rey malah terlihat lebih cerah, lebih tampan, lebih menggoda. Apalagi ditambah dengan rambutnya yang dipangkas lebih rapi. Ups. Aku menunduk, menelan ludah.
![](https://img.wattpad.com/cover/163445283-288-k306185.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESIVE BOSS!! SUDAH TERBIT, SERI-NIKAHYUK!!
De TodoSERI - NIKAH YUK.. Versinya Ara. Ditembak Boss sendiri, siapa yang enggak mau! Setelah hampir 6 tahun akhirnya sikap dingin boss mencair, hingga membuat Amara meleleh dengan segala ucapan manisnya seorang Reynaldi. Masalahnya adalah, Reynaldi sudah...