BAB 4

13K 933 11
                                    

Terlalu lama menjomblo membuat rasa peka terhadap lawan jenis melamban bahkan frekuensi turun jatuh ke dasar. Jika kuingat-ingat kembali, sudah 3 tahun aku hidup dalam status jomblo sejak putus dari Damar. Pria bajingan dan tidak gentle, yang secara mendadak memutuskan untuk menyudahi hubungan kami yang berjalan hampir 2 tahun lamanya. Sial.! 

Kukira selama ini ia benar-benar mencintaiku seperti sikap dan kata-katanya. Namun nyatanya tidak.! Ia hanya sedang mencari pasangan yang tepat menurutnya, namun tak mau melepaskanku sampai akhirnya ia mendapatkan yang baru. Baginya, hidup dengan status menjomblo jauh lebih buruk dibandingkan berpura-pura mencintai pasangan. Apakah karna itu kadar peka ku terhadap seorang pria pudar?! Saat kupikir Damar mencintaiku namun nyatanya tidak.

Bisa jadi kali ini pun aku salah tebak, begitupun dengan Silfa. Pak Rey tidak menyukaiku, ia hanya sedang mencoba berubah menjadi lebih baik terhadap bawahannya, atau mungkin sedang mengalami yang namanya rasa jenuh terhadap pasangan sehingga ia mencari udara segar di luar. Jika Pak Rey berpikir aku adalah target yang mudah maka dia salah.!

Lupakan soal Pak Rey.!! 

Gio, pria yang fotonya mirip nicholas saputra itu mulai intens mengirimiku pesan. Kami sepakat akan bertemu hari minggu, di senayan city. Semoga saja yang kali ini berhasil, setidaknya aku adalah wanita normal yang juga seringkali merasa iri melihat pasangan-pasangan diluar sana mengumbar kemesraan. 

Aku memilih style casual simple untuk bertemu dengan Gio, belajar dari pengalaman sebelumnya saat aku memilih pakaian terlalu heboh, sedangkan pasangan kencan butaku berpenampilan sebaliknya. Dengan blouse putih berwarna putih tanpa lengan, Rok levis selutut dengan flat shoes pemberian Pak Rey aku menunggu Gio di depan food court. 

Gio : Kamu dimana?" 

Me : Depan Food Court, kamu dimana?"

Gio : Baju putih, tas selempang merah?" 

Me : Yaap.! 

"Amara?" Panggil seseorang dari belakang. Aku membalikkan tubuhku dan melihat sosok kembaran nicholas saputra berdiri menjulang tinggi di hadapanku. Dia benar-benar mirip Mas Nico.! Dadaku berdebar seketika melihat wajahnya juga senyuman tipis yang dia lemparkan padaku. 

Akhirnya, ada juga yang mirip-mirip Mas Nico.!! Kali ini harus berhasil, harus banget berhasil. 

Ia mengulurkan tangannya ke arahku. Sedikit canggung aku hendak membalas uluran tangannya, namun takdir berkata lain. Tangan besar nan lembut itu tidak pernah kurasakan di kulitku. Karena detik itu juga seseorang menarik lenganku dari arah samping membuat wajah kembaran Nico berubah menjadi wajah, Pak Rey!

Dahiku berkerut bingung. Kenapa wajah nya berubah menjadi Pak Rey.! Sorot matanya berkilat marah, wajahnya juga tidak seramah seperti yang aku lihat. Pak Rey menarik tanganku menjauh dari Gio, hal yang membuat otakku tumpul dalam seketika. Kucoba menoleh ke belakang dan mendapati wajah Gio yang juga sama shocknya seperti diriku, dan semakin menjauh hingga kami menghilang dari hadapan pria itu. 

Pak Rey kembali menoleh ke belakang, meyakinkanku bahwa yang barusan aku lihat memang Pak Rey. Kami meluncur ke area parkir mobil. Dalam gerakan singkat ia menekan kunci mobil, mengarahkanku ke kursi penumpang sekaligus membukakan pintunya. "Saya antar kamu pulang sekarang." 

Aku mengikuti perintahnya begitu saja. Perasaanku campur aduk antara bingung, takut, dan bersalah! Eh tunggu dulu, kenapa aku harus merasa bersalah.! 

Pak Rey mengambil jas nya yang menggantung di kursi belakang, menyerahkannya kepadaku. "Pakai.!" Perintahnya. Aku menurut, memakai jas nya yang sudah jelas kebesaran untuk ukuran tubuhku. Selebihnya sepanjang jalan kami diam. Aku pun tidak berani meliriknya sedikitpun. Sebuah pesan masuk dari Gio, dengan tangan bergetar aku membuka pesan darinya. 

MY POSSESIVE BOSS!! SUDAH TERBIT, SERI-NIKAHYUK!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang