"Aku sayang sama kamu"
Fio terdiam dengan masih menatap mata Gio. Dia masih belum memahami apa yang Gio maksudkan. Dia masih mencari kebenaran. Dia tidak mau nantinya malah hanya kesalahpahaman yang ia peroleh dan itu akan membuatnya terluka.
"Aku sayang sama kamu. Aku gak tau lebih tepatnya kapan rasa ini ada. Yang jelas, aku ingin kamu selalu buat aku. Aku tau kalo kamu lebih dulu ingin dekat sama aku tapi.......tapi akulah yang sekarang justru ingin lebih dan lebih untuk dekat lagi sama kamu"
Fio masih diam. Dia masih belum percaya. Gio tau kalo selama ini Fio mendekatinya?
"Aku tau mungkin ini terlalu cepat Fi. Tapi aku udah yakin sama perasaanku. Aku ingin kamu Fio. Aku ingin kamu ada di hidupku"
Gio mengelus pipi Fio pelan. Mencoba meyakinkan Fio dengan sentuhan sayang itu. Gio tersenyum lembut. Tangannya yang masih bebas menggenggam sebelah tangan Fio.
"Aku sayang sama kamu Fio. Aku pengen kita menjadi pasangan. Pasangan kekasih"
Mata Fio bergerak tidak tenang. Ada genangan di sudut matanya. Seolah akan tumpah ruah dalam hitungan detik saja.
"Kamu serius?"
Lirihan itu mengundang senyuman teduh dari Gio. "Aku serius Fio"
"Aku...... Aku......"
Fio tak tau harus menjawab apa. Air matanya terjatuh begitu aja. Ini terlalu banyak untuk Fio. Ini terlalu cepat untuk Fio. Tapi jauh di dalam dirinya dia sangat bahagia. Kebahagiaan itulah yang mendorong air mata haru itu menetes.
Gio membawa Fio kedalam pelukannya. Memeluk sosok yang bergetar hebat dalam tangis haru itu. Memberikan kehangatan yang memang seharusnya Fio dapat dari seorang Gio.
"Kamu mau?"
Gio masih menuntut kepastian sebuah jawaban. Dan anggukan kepala Fio dalam rengkuhan Gio itu sudah menjawab semuanya. Gio mengecup puncak kepala Fio pelan. Ia berjanji kepada dirinya. Ia akan menjaga Fio, akan melindunginya dari apapun juga.
.
.
.
.
Acara haru tadi telah usai dengan seorang pelayanan yang mengantar pesanan mereka menjadi saksinya. Bahkan cewek yang berstatus pelayan itu meminta tanda tangan serta foto mereka. Entah buat apa tapi melihat cengiran semringah bahagia milik pelayan itu membuat Fio sedikit berpikir. Ada apakah gerangan dengan para cewek yang di jumpai nya akhir-akhir ini? Entahlah. Fio gak mau berpikir keras. Dia aja berusaha keras tadi menahan senggukan akibat tangisannya. Syukur hidungnya gak meler ingusan. Syukur Fi."Kamu mau pesen sesuatu lagi?" Tawar Gio.
"Gak usah Gi. Ini aja udahan kok"
Gio mengelus rambut kekasihnya dengan sayang. Fio yang di perlakukan begitu cuma tersenyum sambil sedikit menunduk malu-malu.
"Besok aku jemput ya? Kita kesekolah bareng aja" Tawar Gio.
"Beneran? Gak apa-apa?"
"Beneran. Kita udah pacaran jadi gak masalah kan?"
"Kalo fans kamu tau pasti aku di jambak"
"Gak akan ada yang berani nyakitin kamu selagi masih ada aku. Mau ya?"
"Iya deh"
Gio merangkul Fio. Yang dirangkul cuma tersenyum malu. Tangan Gio yang tadinya berada di pundak Fio sekarang berpindah ke pinggang rampingnya. Merangkul dengan mesra. Gak apa-apa kan? Toh mereka udah resmi pacaran.
"Pinggang kamu kecil banget. Padahal kamu makannya banyak"
"Entahlah. Aku makan pizza 4 loyang setiap hari juga gak bakalan gemuk"
![](https://img.wattpad.com/cover/162810298-288-k449373.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gio Itu Punya Fio TITIK
Novela JuvenilAlfio Winantara. Akrab di panggil Fio. Begitu mendambakan sosok Gio Hermawan, siswa populer di sekolahan mereka. Si tampan yang begitu di gilai banyak orang. Ini adalah kisah bagaimana Fio berjuang menarik perhatian Gio si cuek nan dingin. BxB, M...