Fio lagi ngumpet di kelasnya Gio. Bahkan dia gak mau kalo jalan sendirian di sekolah tanpa Gio. Dia takut. Dia udah jadi buronan sekolah.
Oke. Fio gak maling BH punya Bu Rani guru Fisika yang bahenol itu. Fio juga gak maling rambut palsu punya Pak Kepsek. Fio itu bukan bocah maling jadi bukan itu yang membuat Fio jadi buronan sekolah.
Fio juga bukan tukang palak soalnya Fio gak temenan sama Valak. Apalagi tukang begal. Fio aja takut kalo ketemu begal. Dia takut di towel-towel pakek parang.
Lalu kenapa Fio yang unyuk imut gemesin nan aduhai ini jadi buronan? Salahkan saja Pak Ijat..... Eh salah. Pak Ijat tukang Bubur Ayam gak salah.
Salahin aja si Bella. Kakak kelas seksi yang punya dua bongkahan melon gede di dadanya itu lagi ngejar-ngejar dia ala-ala telenovela tahun 80'an yang masih suka di tonton oleh Neneknya.
Fio ngeri kalo udah ketemu Bella. Fio udah pernah bilanglkan kalo Bella wajahnya mirip Tante-tante mau merkosa brondong pas lagi ketemu Fio? Fio gak mau ternodai kecuali di nodai sama Gio---- eh??
Yah intinya Fio lagi ngumpet di kelas pacarnya. Menghindar dari Bella si cewek kelewat seksi satu itu. Dia takut di perkosa.
"Kamu kenapa sih? Dari tadi kayak hindarin sesuatu gitu"
Gio heran liat pacarnya kayak lagi sembunyi dari sesuatu gitu. Tiba-tiba datang ke kelasnya dan nemplok gitu aja. Kemana-mana harus di temenin sampek ke toilet pun di temenin. Gio sih senang-senang aja. Tapi dia juga bingung.
"Sstttt" Fio mendesis. Mengisyaratkan agar Gio memelankan suaranya.
"Aku lagi menghindar dari Kak Bella. Aku takut entar di perkosa sama dia. Emang kamu mau aku di perkosa sama penjual melon kayak dia?"
Gio terkekeh. "Emang Si Bella apain kamu sampek kamu ketakutan gitu?"
"Dia kalo ketemu aku nanyain berapa ukuran lingkar pinggang aku, raba-raba dada aku, terus ngences gak jelas. Udah kebukti dia mau perkosa aku Gi"
Si Bella raba-raba dadanya Fio?. Wah Gio jadi bersungut-sungut kesal. Dia aja belum raba-raba si Fio. Tapi si Bella tukang melon itu nyuri start duluan.
"Gak bisa dibiarin. Aku gak rela. Aku aja belum raba-raba kamu"
"Makanya itu. Aku takut Gio"
"Gak usah takut. Kan ada aku"
Gio mengelus pipi Fio. Fio nya malah senyum manis. Dan senyuman itu mengundang Gio. Tatapannya beralih ke bibir Fio. Entah setan dari mana juga jin dari bangsa apa, Gio meneguk air liurnya. Tergoda dengan bibir Fio yang pink alami itu.
"Fio. Boleh aku cium kamu?"
Fio mengerjapkan matanya. Kemudian wajahnya memerah dengan jelas. Ia malu, tapi kepingin juga. Alhasil Fio cuma menganggukkan kepala.
Tanpa pikir panjang dan tanpa nunggu peluit berbunyi, Gio langsung mencium bibir Fio. Rasanya lembut juga manis. Gio ketagihan. Gio memiringkan wajahnya. Melumat bibir Fio bagian atas juga bawahnya. Ia menarik pelan dagu Fio agar bibirnya terbuka. Saat celah bibir Fio terbuka kecil, Gio langsung melesakkan lidahnya ke dalam mulut Fio. Menjilat juga mengaduk-aduk mulut Fio yang manis juga hangat.
"Ummhhh"
Fio melenguh kecil. Tangannya mengalung di leher Gio. Walaupun Fio sedikit pasif dalam ciuman mereka, nyatanya Fio sangat menikmati bagaiman cara Gio menciumnya.
Tangan kanan Gio melingkar di pinggang ramping Fio. Dan tangan kirinya mengelus punggung Fio. Memberikan sentuhan nyaman juga memabukkan.
Suara kecipak itu terdengar jelas. Gio terlarut dalam ciuman mereka. Begitu pula dengan Fio. Untung kelas Gio sepi jadi aman kalo mereka main cium-ciuman begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gio Itu Punya Fio TITIK
Ficção AdolescenteAlfio Winantara. Akrab di panggil Fio. Begitu mendambakan sosok Gio Hermawan, siswa populer di sekolahan mereka. Si tampan yang begitu di gilai banyak orang. Ini adalah kisah bagaimana Fio berjuang menarik perhatian Gio si cuek nan dingin. BxB, M...