Gara-gara Gio memenangkan Pekan Olahraga bidang Taekwondo dan mendapatkan Medali Emas, fans laki-laki itu kian bertambah. Mau di dunia nyata atau dunia maya sama aja. Fio jadi gerah sendiri.
Revan juga begitu. Walau Leo tak langsung ikut bertanding akan tetapi mantan Kapten Basket sekolahan mereka itu ikut terlibat langsung dalam strategi teamnya. Sorotan dari mata para gadis haus asupan cogan memang patut di waspadai. Hasilnya Leo makin banyak penggemarnya. Revan tentu saja terbakar cemburu.
"Pokoknya kalo sampek ada cewek yang nempel seincipun, katakan selamat tinggal sama 'jatah' kalian".
Ultimatum yang di keluarkan oleh duo uke nyatanya memang manjur. Lihat aja Gio dan Leo yang berpose hormat sambil mengangguk kaku.
Alamak.
Ini tak bisa di anggap sepele. Matilah mereka kalo sampai nempel secuil aja sama cewek yang ngaku sebagai fans mereka walau cuma se kotoran kuku aja, selamat tinggal untuk 'jatah'.
Ah, tidak.
Mereka tak akan mengalami itu. Tidak akan pernah.
.
.
.
.
.
.
Revan asik memakan baksonya dengan rakus. Ini mangkok ke empat.Sementara Fio asik memakan nasi gorengnya dengan tenang.
Leo memperhatikan bagaimana Revan dan rakusnya ia hari ini. Kemarin Revan juga makannya banyak.
"Sayang. Kamu ngidam ya?".
Pertanyaan dari Leo hampir saja membuat Revan menelan pentol bakso secara bulat-bulat.
Satu pelototan Revan di dapatkan Leo secara gratis. Di imbuhi dengan garpu yang menunjuk-nunjuk wajahnya.
"Ngomong apa hah? Ngidam apa? Ngawur kamu tuh".
Selanjutnya Revan kembali makan dengan lahap. Mengabaikan Leo yang memintanya melakukan pemeriksaan dengan testpack.
Fio yang duduk di samping Revan cuma bisa mendengus. Pasangan ini memang tak bisa sehari saja tak membahas hal vulgar ya?. Dirinya ingin sekali mencelupkan kepala Leo yang sekarang justru membahas pasal adegan ranjangnya dengan sang sahabat yang tak pernah memakai kondom itu. Katanya siapa tau Revan beneran hamil kan bisa nikah. Ah dasarnya aja Leo kebelet nikahi Revan.
Saat Fio ingin meminum jus apelnya, seorang siswi menghampirinya dengan sekotak yang dia yakini isinya pasti makanan.
"Gio nya ada? Gue boleh nitip ini ke Gio gak?".
Ah dasar tak tahu diri. Sudah tahu yang dia ajak ngomong itu pacarnya Gio, dengan terang-terangan tuh cewek niat ngegebet si Gio.
Fio mengambil kotak makanan itu dan membuka isinya. Memperhatikan bentukan masakannya.
"Ini Lasagna atau makanan kucing? Kok bentukannya begini? Baunya juga terlalu tajam. Kebanyakan merica sama pala nih. Kelamaan manggang juga. Ini bukan makanan namanya. Gio kalo makan ini bisa mati ntar. Bawa balik".
Fio dengan ketusnya berkomentar. Tak perduli dengan wajah cewek di depannya yang shock. Fio yang manis-manis itu bisa seketus ini?.
" Jangan deketin Gio atau gue bakalan jadiin elu hiasan di dapur gue".
Dan ancamannya sungguh mengerikan.
Revan mengacungkan jempol dan garpu untuk memberikan dukungan pada Fio sementara Leo hanya menganga mendapati adiknya yang bahkan masih suka merengek padanya ini bisa bersikap begitu. Astaga.
Dengan keringat dingin yang mengucur, gadis itu pergi meninggalkan meja tempat Fio tadi. Duh, gak lagi-lagi deh berurusan dengan Fio.
Sementara si objek kegantengan sekolah dan sebut aja Eyang Sub-- maksudnya sebut aja dia Gio menghampiri meja tempat kejadian perkara dengan satu nampan gado-gado dan es teh. Duduk disamping Fio tanpa ada rasa kejanggalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gio Itu Punya Fio TITIK
Novela JuvenilAlfio Winantara. Akrab di panggil Fio. Begitu mendambakan sosok Gio Hermawan, siswa populer di sekolahan mereka. Si tampan yang begitu di gilai banyak orang. Ini adalah kisah bagaimana Fio berjuang menarik perhatian Gio si cuek nan dingin. BxB, M...