𝟎𝟔║ 𝐉𝐚𝐧𝐣𝐢

5.8K 472 39
                                    

『𝐁𝐄𝐑𝐀𝐍𝐉𝐀𝐊』𝔍𝔞𝔫𝔧𝔦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

『𝐁𝐄𝐑𝐀𝐍𝐉𝐀𝐊』
𝔍𝔞𝔫𝔧𝔦

𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 & 𝐜𝐨𝐦𝐦𝐞𝐧𝐭 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚!♥

━━━━━

𝐉𝐢𝐬𝐨𝐨'𝐬 𝐏𝐨𝐢𝐧𝐭 𝐨𝐟 𝐕𝐢𝐞𝐰

Sinar matahari memasuki celah-celah jendela kamar, Jisoo terpaksa membuka matanya secara perlahan, membiarkan tubuhnya terbangun dari tidur singkatnya. Wanita berambut panjang itu memutuskan untuk bangkit lalu berjalan menuju kamar mandi untuk melakukan sebuah ritual yang membuat tubuhnya harum.

Menghabiskan waktu setengah jam, Jisoo pun keluar dari kamar mandi untuk memakai pakaiannya. Hari ini adalah hari minggu dan artinya besok sudah harus kembali beraktivitas.

Jisoo tidak memiliki kelas mulai esok hari karena Ia harus mengurus acara pertunjukan busana yang akan diadakan di hari sabtu. Kemungkinan wanita itu akan sibuk, apalagi Ia juga ditunjuk sebagai seksi acara yang kemungkinan akan lebih banyak merelakan waktunya tersita.

"Kakak, ayo sarapan dulu," suara Jisung membuat Jisoo yang baru saja selesai berpakaian dan merias diri langsung berjalan keluar kamarnya, menuruni tangga dan menghampiri Jisung yang sudah duduk melingkari meja makan.

"Selamat pagi, cantiknya Bunda," sapaan hangat didapatkan oleh Jisoo, dilanjutkan dengan kecupan singkat di puncak kepala gadis itu.

"Selamat pagi, Bunda."

"Bun, Adek hari ini ada latihan dance lagi," ujar Jisung yang tengah menyantap roti panggang buatan Kanaya. Kanaya menatap Jisung dengan tatapan pasrahnya, Ia tahu kalau anak bungsunya itu begitu mencintai hobinya.

"Adek gak mau istirahat dulu? Kamu baru sembuh loh, Dek. Kemarin kan udah latihan, masa sekarang mau latihan lagi?" Intan berjalan menuju Jisung, mengusap puncak kepala anak laki-lakinya itu.

"Satu bulan lagi ada perlombaan international, Bun," Kanaya tersenyum lembut, mencoba untuk mengerti anaknya itu.

"Ya sudah, nanti Bunda antar, sekalian Bunda antar Kak Jisoo, ya?" Jisung menganggukkan kepalanya, melanjutkan sarapan.

Jisoo memakan sarapannya dengan tenang, sesekali melirik Jisung yang sibuk menghabisi sarapannya. Wanita yang tengah mengunyah roti panggang berisi selai coklat masih memikirkan kalimat yang sahabatnya lontarkan semalam.

Jaehyun memang sering mengatakan kalimat itu, namun entah mengapa semalam rasanya seperti berbeda, seperti arti dari apa yang dikatakan oleh laki-laki itu melebihi dari rasa sayang yang Jaehyun biasa berikan untuk Jisoo.

BERANJAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang