𝟏𝟐║ 𝐏𝐞𝐫𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐏𝐮𝐥𝐚𝐧𝐠

4.7K 437 27
                                    

『𝐁𝐄𝐑𝐀𝐍𝐉𝐀𝐊』𝔓𝔢𝔯𝔧𝔞𝔩𝔞𝔫𝔞𝔫 𝔓𝔲𝔩𝔞𝔫𝔤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

『𝐁𝐄𝐑𝐀𝐍𝐉𝐀𝐊』
𝔓𝔢𝔯𝔧𝔞𝔩𝔞𝔫𝔞𝔫 𝔓𝔲𝔩𝔞𝔫𝔤

𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 & 𝐜𝐨𝐦𝐦𝐞𝐧𝐭 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚!♥

━━━━━

𝐉𝐢𝐬𝐨𝐨'𝐬 𝐏𝐨𝐢𝐧𝐭 𝐨𝐟 𝐕𝐢𝐞𝐰

Jakarta, sesungguhnya diri ini enggan kembali dan ingin menetap di Bandung lebih lama. Namun apa daya, Bunda mendesakku untuk pulang karena ada hal penting yang ingin disampaikan. Dengan wajah yang sembab, mata yang sedikit bengkak, aku duduk di dalam mobil Jaehyun yang melaju dengan cepat. Pandanganku kosong, hanya jalan dan mobil-mobil yang kulihat.

Senandikaku terus bersuara, menanam banyak tanya yang mungkin tidak kuketahui jawabannya. Ini menyakitkan, namun aku hanya dapat bertahan. Loh, apanya yang sakit? Tubuhku tidak ada yang luka, oh ayolah, luka kasat matamu terbuka dengan lebar disana, mengalirkan darah yang siap menghabisi tubuhku yang 'baik-baik saja'.

Kesunyian masih menguasai atmosfir mobil, bukan— bukan karena Jaehyun tidak menyalakan radio dan memutar lagu. Namun karena kami tidak ada yang berbicara, padahal aku tahu kalau hatinya tengah diusik gundah yang sama denganku.

Ya. Setelah acara menangis di halaman belakang, Bunda menghubungiku dan memintaku untuk segera pulang. Tentu saja itu adalah seperti perintah dari Tuhan, harus segera dilaksanakan. Aku menerobos masuk ke dalam kamar, membiarkan Olivia dan Jaehyun menatapku terheran-heran.

Bagaimana tidak heran? Aku menerobos dengan wajah yang berlinangan air mata, bahkan wajahku sudah lebih merah dari buah delima. Jaehyun tentu saja langsung beranjak, Ia bertanya-tanya mengapa aku menangis sesegukan hingga menimbulkan sesak di dada. Kalau boleh berteriak, mungkin aku sudah berteriak di depan wajahnya dan berkata kalau air mata ini megalir deras karenanya.

Aku tidak berkata apapun, hanya kalimat "Gue mau pulang" yang keluar dari bibirku yang bergetar kala itu. Jaehyun mengerti kalau aku sudah berada di puncak kesedihanku, makanya Jaehyun mencoba untuk tidak panik, Ia mengiyakan keinginanku dan langsung menuju kamarnya untuk merapihkan segala kebutuhannya agar kami dapat pulang terlebih dahulu.

Aku juga meminta maaf dengan teman-temanku yang lain karena terpaksa untuk pulang lebih dulu dan menghancurkan liburan kita. Untungnya mereka mengerti, Jennie dan Johnny yang paling mengerti, mereka yang membantuku dan Jaehyun merapihkan barang-barang yang milik kami.

【♬】
please listen to
𝐍𝐚𝐝𝐢𝐧 𝐀𝐦𝐢𝐳𝐚𝐡 - 𝐒𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐓𝐮𝐥𝐚𝐧𝐠
or play it on mulmed

Bayangan aku kehilangan Jaehyun kembali terbesit di benakku, Ia berlari dan hanya meninggalkan sedikit jejak namun sanggup membuatku kembali merasa sedih dan ingin menangis. Dadaku kembali sesak dan kepalaku kembali sakit, oh Tuhan ini akan menggila, hentikan bayangan-bayangan menyeramkan agar sesak dan sakit ini hilang.

BERANJAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang