𝟐𝟎 ║ 𝐇𝐚𝐧𝐜𝐮𝐫 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚

5.6K 306 37
                                    

『𝐁𝐄𝐑𝐀𝐍𝐉𝐀𝐊』ℌ𝔞𝔫𝔠𝔲𝔯 𝔅𝔢𝔯𝔰𝔞𝔪𝔞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

『𝐁𝐄𝐑𝐀𝐍𝐉𝐀𝐊』
ℌ𝔞𝔫𝔠𝔲𝔯 𝔅𝔢𝔯𝔰𝔞𝔪𝔞

𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 & 𝐜𝐨𝐦𝐦𝐞𝐧𝐭 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚!♥

———

𝐀𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫'𝐬 𝐏𝐨𝐢𝐧𝐭 𝐨𝐟 𝐕𝐢𝐞𝐰

【♬】
please listen to
𝐘𝐮𝐫𝐚 𝐘𝐮𝐧𝐢𝐭𝐚 - 𝐓𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠
or play it on mulmed

Jisung memandang kosong tembok di depannya, pikirannya terbawa pada obrolan yang tidak pernah Ia inginkan untuk Ia dengar. Kedua netranya terlihat layu, bak bunga-bunga yang tidak mendapatkan hangatnya sinar matahari. Tangannya bergerak, memijat keningnya yang mulai sakit karena bayang-bayang pilu yang mungkin akan menghentikan kehidupannya.

Suara pintu terbuka terdengar, Jisung langsung menoleh dan kedua manik gelapnya bertabrakan dengan manik terang milik Kanaya, bundanya. Remaja itu bangkit, Ia menghamburkan tubuhnya ke dalam pelukan Kanaya, memeluk wanita itu dengan begitu erat, berharap segala kekhawatiran miliknya runtuh lalu digantikan kehangatan tubuh Kanaya.

"Dek," gumam Kanaya, mengusap lembut punggung Jisung yang semakin mengeratkan pelukannya, menunda air mata yang sudah siap terjun dengan bebas mengarungi kedua pipi tirus laki-laki itu. "Maafin bunda, maaf bunda ngebohongin adek sama kakak, maafin bunda ya sayang?" Jisung tidak menjawab, pria bertubuh jangkung itu enggan menumpahkan air matanya, enggan terlihat lemah di hadapan Kanaya.

"Kenapa bunda bohong? Kenapa bunda gak bilang sama adek atau kakak tentang penyakit bunda? Kenapa bunda msnyembunyikan semuanya, bun?" rintih Jisung lemah, kedua lengannya melingkar dengan nyaman dan rapuh di tubuh ringkih milik Kanaya yang air matanya mulai berjatuhan.

"Maafin bunda, dek," gumam Kanaya, meremas kaus yang dipakai oleh Jisung, menumpahkan segala kesedihan yang sempat tertahan. Kedua tangannya merengkuh Jisung dengan begitu erat, seakan semuanya akan runtuh saat ini juga. Kanaya tahu kalau apa yang Ia sudah lakukan merupakan kesalahan terbesar yang pernah Ia buat, menyembunyikan tentang penyakit yang sudah menggeragoti tubuhnya, membuat wanita itu semakin gila, Ia takut kedua anaknya akan sedih akan hal ini.

Jisung melepaskan pelukannya, Ia menghapus air matanya lalu menggerakkan kedua tangannya untuk menghapus air mata Kanaya yang terus mengalir di kedua pipi wanita itu. "Bun, bilang ke Kak Chu ya? Adek gak mau bunda kenapa-kenapa," Jisung terus meminta ibundanya untuk memberitahu Jisoo namun wanita itu menolak karena Ia takut kalau anak pertamanyanya itu akan dirundung pilu.

Kanaya menggelengkan kepalanya pelan, menatap Jisung dengan mata yang sembab dan dipenuhi oleh air mata. "Bunda gak mau buat kak Chu khawatir, apalagi kakak tengah mengejar cita-citanya," ujar Kanaya, masih tetap tidak ingin memberitahu Jisoo tentang penyakitnya.

BERANJAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang