𝑩𝒐𝒏𝒖𝒔 𝑪𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓

1.6K 122 12
                                    

『𝐁𝐄𝐑𝐀𝐍𝐉𝐀𝐊』

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝐁𝐄𝐑𝐀𝐍𝐉𝐀𝐊

𝔅𝔬𝔫𝔲𝔰 ℭ𝔥𝔞𝔭𝔱𝔢𝔯

𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 & 𝐜𝐨𝐦𝐦𝐞𝐧𝐭 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚!♥

━━━━━

『𝐉𝐚𝐞𝐡𝐲𝐮𝐧'𝐬 𝐏𝐨𝐢𝐧𝐭 𝐨𝐟 𝐕𝐢𝐞𝐰』

【♬】
Please listen to
【𝑳𝒐𝒗𝒆𝒓】
𝐓𝐚𝐲𝐥𝐨𝐫 𝐒𝐰𝐢𝐟𝐭 𝐟𝐭. 𝐒𝐡𝐚𝐰𝐧 𝐌𝐞𝐧𝐝𝐞𝐬
or play the song on mulmed!

Aku memandang lurus seorang wanita yang berjalan dengan anggun di tengah-tengah tamu undangan yang datang, senyuman manis terlukis di bibirnya, menjadi saksi bahwa Ia tengah berbahagia. Semua memori-ku bersamanya kembali terulang, manis dan pahitnya kehidupan yang kami lewati, semua pertengkaran juga pelukan, semua tawa dan air mata. Aku merasakan air mata melewati kedua pipiku tanpa izin, membuatku menundukkan kepala karena tak kuasa menahan gemuruh kebahagiaan yang kini menyelimutiku.

Akhirnya, hari ini datang juga. Hari dimana aku menaruh benih harapan yang kini tumbuh dan membuahkan hasil yang memuaskan. Hari dimana aku akhirnya dapat memiliki seorang Jisoo seutuhnya, hanya untukku, Jaehyun seorang. Setelah melewati dua tahun yang tentu saja tidak berjalan mulus, akhirnya aku dapat meminang wanita yang aku cintai, wanita yang selama ini terus menjadi saksi nyata kehidupanku, wanita yang tidak pernah meninggalkanku meski aku telah menghancurkannya kala itu.

Semakin dekat langkah Jisoo menuju altar, semakin aku dapat merasakan bahwa jantungku kian merosot ke permukaan lantai. Rasanya seperti mimpi, menikahi Jisoo adalah sebuah impian yang sejak pertama kali kami bertemu aku tanam. Aku mencintai wanita cantik ini lebih dulu, menyayanginya setulus hati dan terus berusaha membuatnya bahagia hingga masalah yang membuat kami berjauhan menguasai, memberi jarak antara aku dan Jisoo, membuat hidupku berantakan.

Hidup di Amerika tanpa Jisoo di sampingku adalah neraka, aku cuti kuliah, membantu perusahaan salah satu pamanku dan hampir mengakhiri hidupku di Amerika. Kalau saja waktu itu Kak Irene tidak menyuruhku untuk pulang, mungkin aku sudah terbujur kaku di bawah tanah dan tidak dapat bertemu dengan Jisoo lagi. Meski sempat dirundung perasaan khawatir akan reaksi Jisoo saat itu, aku memberanikan diri untuk muncul di hari wisuda Jisoo meski saat itu aku sudah berada di Jakarta selama satu minggu. Aku mengumpulkan keberanian untuk kembali, dan itu bukanlah hal yang mudah.

Jisoo berhenti tepat di hadapanku, aku dapat melihat kilatan matanya dari jaring-jaring tudung yang Ia pakai. Aku menunduk sejenak, menghapus air mataku kemudian membuka tudung yang menutupi wajah cantik calon istriku. Wajah Jisoo terlihat begitu cantik, riasan yang menghias wajahnya benar-benar membuat wanitaku terlihat anggun dan dipenuhi kebahagiaan. Aku tersenyum hangat, memandangi kedua netra madu yang akan selalu menjadi objek indah yang kusukai.

BERANJAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang