Cinta memang tidak selamanya harus memiliki. Namun, sungguh indah jika bisa memiliki orang yang kita cinta.Dian Elmala –
-----
“Ayo masuk, Sayang. Rumah ini akan menjadi istana kita mulai hari ini."Farel merangkul mesra wanita blesteran Indo-Prancis yang telah resmi dinikahinya seminggu lalu. Namanya Deva Ayundia. Kebahagiaan sebagai pengantin baru terpancar di wajah mereka. Senyum mengembang begitu sempurna, hingga menampakkan barisan gigi putih. Ada rasa kecewa menyusup diam-diam ke dalam hati Jum. Dia sadar sepenuhnya bahwa Farel tidak akan pernah bisa dimiliki, tapi dia juga seakan tidak rela saat melihat Farel bersama wanita lain.
“Wow. It’s so amazing, Honey.” Nyonya Deva mengecup pipi suaminya sebagai ungkapan terima kasih. Sebuah pemandangan yang sangat tidak ingin disaksikan oleh Jum. Inilah alasan kenapa Jum sangat keberatan ketika Farel memilihnya dari sekian banyak Asisten Rumah Tangga yang ada di rumah Ndoro Besar. Tinggal bersama mereka berdua sama saja setiap hari menaburkan garam di atas lukanya.
“Jumi, Tolong antar Nyonya melihat kamarnya. Aku buru-buru mau ke kantor.” Farel mengeluarkan smartphone dari dalam sakunya, lalu mengecek pesan di Whatsapp.
“Tidak usah, Rel. Aku bisa sendiri.” Deva melenggang di depan Juminten yang menundukkan kepala. Aroma minyak wangi yang sangat menyengat menusuk indra penciumannya.
Farel masih berdiri memainkan Handphone. “Tuan tidak sarapan dulu? Saya sudah siapkan makanan kesukaan Tuan.” Sejujurnya Jum merasa aneh memanggil Farel dengan sebutan Tuan. Dari kecil mereka dibesarkan di rumah yang sama, belajar di sekolah yang sama, dikelas yang sama dari TK sampai SMA. Mereka terpisah hanya ketika kuliah. Farel melanjutkan S1 di Bandung mengambil jurusan Tehnik Informatika, sedangkan Jum tetap di Jakarta mengambil jurusan Manajemen. Walaupun hanya anak pembantu, Keluarga Ndoro Besar memperlakukan Jum selayaknya keluarga sendiri. Melihat prestasi Jum yang sangat gemilang, Pak Broto tidak rela kalau dia berhenti sampai SMA saja.
“Kamu ini apa-apaan si Jum, panggil Tuan segala. Bikin geli telingaku.”
“Aku tidak enak sama Nyonya, kalau kita terdengar akrab.”
“Oke, kamu panggil Tuan kalau ada Deva saja. Kalau tidak ada ya panggil seperti biasanya. Oh ya Jum, untuk menu nanti malam bikin Soto Kerbau yang super pedas. Masakanmu tu paling enak sedunia. Terus kalau kamu ada waktu tolong ajari Deva pelan-pelan. Soalnya dia tidak bisa masak.”
Setelah menerima telepon, Farel bergegas meninggalkan rumah. Ucapan Farel barusan sungguh melambungkan hati Jum hingga ke langit ketujuh. Sesaat, dia menjadi orang paling bahagia di dunia. Tanpa dia sadari, sepasang mata mengintai dari lantai dua. Kedua tangannya mengepal kuat, matanya membulat sempurna dan suara nafasnya memburu seolah ingin menerkam mangsanya.
*****
“Gimana bulan madu ke Eropa nya, Rel?” Akbar menyerahkan beberapa dokumen penting yang harus segera ditandatangani. Akbar adalah sahabat sekaligus tetangga Farel, seorang tunanetra yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata, sehingga bisa keterima bekerja di perusahaan Multinasional seperti dirinya.
“Biasa saja, tidak ada yang istimewa, Bar.” Farel menyandarkan punggungnya di kursi putar, kedua tangannya disatukan di belakang kepala. “Apa mungkin aku sudah bosan ya sama Deva?” Dokumen yang ada dihadapannya, dibiarkan nelangsa. Dia lebih asyik memutar kursinya ke kanan, ke kiri. Kalau kursi itu bisa bicara, maka dia akan bilang : pusiiiinggg.
“Loe si kelamaan pacarannya. Kalau menurut buku yang pernah gue baca ni ya, cinta itu dipengaruhi oleh hormon dopamine dan neropinefrin. KInerja hormone itu akan menurun kalau sudah 4 tahun. La loe pacarannya aja sudah 6 tahun. Hilang cintanya, tinggal ampasnya dong.” Rudi terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juminten
RomanceSeandainya waktu bisa diulang kembali ke masa lalu, maka aku akan tetap memilih jalan ini. Jalan cinta yang teramat terjal, curam dan dipenuhi dengan duri-duri tajam. Aku menyadari bahwa mencintaimu adalah hal terbodoh yang pernah kulakukan dalam h...