Mia baru saja selesai membersihkan badannya yang terasa sangat lengket karena semalam setelah Zayn mengantarnya pulang, ia langsung membaringkan tubuhnya diatas ranjang dan melamun sebentar tentang rangkaian kejadian hari itu hingga ia terlelap.
"Kantung mataku membesar seperti panda." protes Mia pada bayangannya di cermin.
Mia mencepol rambutnya asal, membuka tirai kamarnya dan membiarkan sinar sang surya menyelinap masuk menerangi kamarnya. Mia segera menghampiri ranjang adiknya yang terletak di samping ranjangnya. Ia tersenyum kecil saat melihat adik kecilnya masih berada di alam bawah sadarnya. Adiknya itu sangat menggemaskan saat tidur. Rambut panjangnya yang acak-acakan, mulutnya yang asik mengemut ibu jarinya layaknya sedang mengemut permen.
"Waky waky sleepy head." ucapnya sambil mengelus pipi gembul adiknya itu.
Sedetik. 2 detik. 3 detik. Belum ada pergerakan sama sekali yang menandakan adiknya sudah bangun. Tetapi sesaat kemudian, Mia menyeringai lebar saat mendapati adiknya membuka sebelah matanya untuk menatap Mia kemudian menutupnya kembali. Sedang merajuk rupanya. Batin Mia.
"Bagaimana kalau bangun untuk menghabiskan waktu berdua sepulang sekolah?" tanya Mia dengan nada menggoda sambil mencolek pinggang adiknya gemas yang berakhir dengan menggelitikinya.
"Cukup. Hentikan, Mia. Baik. Aku sudah bangun." ujar adiknya yang berusaha menghentikan sisa tawanya.
"Nah, begitu. Sekarang, kau mandi sementara aku menyiapkan sarapan. Sepakat?"
"Tergantung, apa kau memilih untuk memenuhi janjimu atau mengabaikannya seperti selalu."
"Untuk kali ini aku serius, Olla."
"Benarkah? Kau takkan membohongiku lagi, kan?"
"Tatap mataku, sweety. Do you believe me?"
Azolla terdiam sebentar menatap mata abu-abu kakaknya lalu tersenyum.
"Yes, i do. Jadi, menghabiskan waktu berdua sepulang sekolah, benar?"
"Iya, Azolla."
"Setuju." ucapnya yang langsung berlari ke kamar mandi.
Mia menggelengkan kepalanya melihat tingkah konyol adiknya itu.
"Aku mencintaimu, Mia." teriak Azolla dari dalam kamar mandi.
Mia tidak membalasnya. Dia baru sadar bahwa selama ini dia tidak pernah meluangkan waktu untuk satu-satunya orang yang dia miliki saat ini. Mia baru sadar bahwa anak seusia Azolla sangat membutuhkan sentuhan kasih sayang dari orang-orang terdekatnya.
Mia merasa sangat bersalah kepada Azolla. Mulai saat ini, Mia akan berusaha meluangkan waktunya untuk berada disamping Azolla kapanpun Azolla membutuhkannya. Karena, Azolla adalah tuan puterinya.
Mia menghembuskan napas lelah. Oke.
•••
"Cepat habiskan sarapanmu, jika kau tidak ingin namamu tercatat di daftar hitam para guru." titah Mia sambil membereskan sisa makannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things
RomanceZamia Floridana, gadis dengan segala 'ketertutupannya' yang telah berhasil menutupi semua hal yang memang harus dia tutupi dengan diam. Mia, mempunyai gagasan yang menurutnya jitu dan tak terbantahkan, "Kau mungkin tidak berbuat curang dalam hidup...