There's no other place that i would rather be. Than right here with you tonight.
▪Zayn Malik▪
***
"Kenapa kau suka vanilla?" tanya Daniel sambil memperhatikan Mia memakan gelato-nya.
Mia membersihkan sudut bibirnya dengan jari. "Simpel saja, aku suka vanilla karena itu vanilla."
Daniel tersenyum kecil. "Ya. Everyone has their own tastes."
"Exactly."
•••
Mia membuka pintu flatnya dan menemukan Zayn yang sedang duduk di sofa sambil menonton televisi.
"Zayn? Sejak kapan kau disini?" tanya Mia sambil melangkahkan kakinya masuk dan duduk di samping Zayn.
"Darimana?" Zayn mengabaikan pertanyaan Mia.
"Rumah tahanan, membesuk ayahku."
"Kenapa tidak memberitahuku?" tanya Zayn dingin.
Mia mengernyitkan dahinya melihat tingkah aneh Zayn. "Zayn, ayolah. Aku hanya pergi sebentar."
"Siapa pria tadi?"
Mata Mia menyipit. "Hold on, Zayn. Kau...cemburu?"
"Sepertinya iya." jawab Zayn jujur.
Zayn berjalan ke arah dapur untuk mengambil sebuah toples berisikan kue kering dan meletakkannya di atas meja. "Untukmu, dari ibuku."
"Ibumu kenal denganku?"
"Ya. Dia selalu ingin tahu mengenai orang-orang terdekatku." Zayn mengambil remote tv dan mengganti channelnya. "Dia juga memintaku untuk mengajakmu makan malam."
"Kapan?" tanya Mia.
"Akhir pekan ini," Zayn membuka toples tadi dan menyodorkan sepotong kue untuknya. "Cobalah."
"Ini enak, Zayn!" aku Mia dengan mulut penuh.
"Kau bisa meminta resepnya dari ibuku, jika kau mau."
"Memangnya boleh?"
Zayn mengacak rambut Mia. "Kau temanku, Mia. Tidak usah sungkan."
Mau tidak mau, Mia tersenyum. "Terimakasih, Zayn."
Mia menyandarkan kepalanya di bahu Zayn. Entah sejak kapan, bahu Zayn adalah tempat favorit Mia. Tempat Mia bersandar, melepaskan sedikit beban yang ia pikul. Mia sangat bersyukur telah dipertemukan dengan seorang Zayn Malik di depan toko mainan itu. Sekarang, Mia punya seseorang untuk berbagi, seseorang yang ia jadikan sandaran, seseorang yang merangkulnya saat dia hampir ambruk. Zayn Malik sudah berhasil menjadi seseorang untuk Zamia.
•••
Jam dinding menunjukkan pukul 2.30 pagi. Zayn menguap dan menoleh ke arah Mia yang sedang tertidur pulas di bahunya. Sebenarnya, Zayn merasa pegal dengan posisi tidur seperti ini, tapi ia tidak memedulikan hal itu karena yang terpenting Mia merasa nyaman berada di dekatnya.
Zayn tersenyum mengingat awal pertemuan mereka. Zayn ingat bagaimana cara Mia menatapnya pertama kali. Bagaimana Mia menuduhnya tak mendasar. Penampilan duet mereka di Soho. Mereka memang belum kenal lama, tapi entah kenapa Zayn merasa ia akan mengenal Zamia lebih jauh lagi. Zayn ingin menjadi orang pertama yang dimintai bantuan oleh Mia. Zayn tidak tahu apakah ini perasaan suka atau apalah. Persetan dengan semuanya. Zayn hanya ingin ia selalu berada di samping gadis itu. Apapun status mereka, Zayn tidak akan rela dan tidak akan membiarkan seseorang mengambil Zamia darinya. Zamia-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things
RomanceZamia Floridana, gadis dengan segala 'ketertutupannya' yang telah berhasil menutupi semua hal yang memang harus dia tutupi dengan diam. Mia, mempunyai gagasan yang menurutnya jitu dan tak terbantahkan, "Kau mungkin tidak berbuat curang dalam hidup...