[11] You and I

23 4 0
                                    

Did they ever hold each other tight like us?

Zayn Malik▪

***

"Zayn, kau merokok?"

Zayn segera mematikan rokoknya dan mengintruksikan Mia untuk duduk di sampingnya. "Ya dan tidak."

Mia mendelik dan memilih untuk memilin jari-jari tangannya dengan bibir yang mengerucut.

Zayn terkekeh. "Ya, aku merokok dan tidak, jika aku disampingmu."

Keduanya terdiam di keheningan malam yang tercipta di taman belakang rumah Zayn.

"Kau ingin aku berhenti merokok?"

"Well, aku tidak punya hak untuk itu."

Zayn mengangguk mengiyakan. Zamia memang tidak berhak melarang Zayn untuk merokok. Tapi, sudah sering Zayn katakan bahwa apapun permintaan Zamia, ia akan memenuhinya, termasuk jika Zamia memintanya untuk berhenti merokok.

"Listen, Mia. Aku tidak bisa berjanji untuk berhenti merokok karena itu sangat sulit. Tapi, aku akan berusaha menghentikannya."

"Kau akan melakukannya untukku?"

"I'd jump in front of a train for you, you know. I'd do anything for you. For you."

"Noted. Jika suatu saat kau pergi ke stasiun kereta, kau harus membuktikan ucapanmu, Zayn."

Zayn tak bisa menahan tawanya mendengar ucapan yang dilontarkan gadis bermata abu itu.

Zayn menoleh ke arah Mia yang sedang memandang lurus ke depan dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Kau tahu, Zayn--"

"Tidak." sela Zayn cepat.

"Jangan memotong," kata Mia. "Kau tahu, aku tidak pernah merasa sedekat ini dengan seseorang."

"Sedekat apa yang kau maksud?"

"Sedekat ini."

"Sedekat kita?"

"Kita?" Mia tersenyum miris, "Tidak ada kata kita Zayn, hanya ada kau dan aku. Dan kau dan aku bukanlah kita."

Zayn berdeham dan meneguk salivanya kasar. Apakah Zamia baru saja menanyakan soal hubungan yang terjadi diantara mereka? Status? Zayn tidak habis pikir mengapa wanita selalu mempermasalahkan kedekatannya dengan lawan jenis dan mengaitkannya dengan status? Tidak bisakah mereka tunggu saja apa yang akan terjadi selanjutnya?

Setelah Zayn lama berkutat dengan pikirannya, ia mendengar ledakan tawa dari seorang gadis yang sedang memegangi perutnya saat ini. Siapa lagi kalau bukan Zamia? Oh! Zayn baru sadar apa yang telah dilakukan seorang Zamia lovely Floridana kepadanya.

"Kau mengerjaiku, ya?" Zayn menatap Mia menyelidik. "How dare you are, Mia."

Zayn memperhatikan Mia yang masih berusaha untuk menghentikan sisa tawanya dan menghapus airmata yang keluar dari sudut matanya. Astaga! Zamia benar-benar puas mengerjainya.

"For god's sake, Zayn. Kau harus lihat betapa konyolnya ekspresi wajahmu tadi!"

Mia menangkup kedua pipi tirus Zayn dengan kedua tangannya kemudian mencubitnya gemas. "Wajahmu menegang dan bola matamu hampir saja keluar, Zaynie."

Zayn tergelak. "Did i?"

"You did, Zayn."

Zayn tersenyum jahil dan menyeringai lebar. "Kau harus mendapatkan hukuman, anak nakal."

Little ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang