7

562 91 5
                                    

Maaf kalau ada typo!


Selama tiga hari di rumah Hanbin yang nyaman, membuat Jinhwan dengan berat hati harus pulang. Meski ia sedang cuti, tapi Hanbin harus bekerja. Jadi mau tak mau Jinhwan harus pulang.

Namun sebelum mereka pulang, mereka mengadakan pesta barbeque. Jiwon pun juga diundang ke pesta kecil-kecilan ini.

Hanbin dan Jiwon bertugas memanggang, karena ayah Hanbin tak kuat menghirup asap jadi beliau hanya disuruh duduk saja. Begitu pula dengan ibu Hanbin. Sedang Jinhwan bertugas memotong-motong sayuran dan si kecil imut Hanbyul bertugas menata menimun meski sedikit kesusahan.

"Hyung apa semuanya sudah siap!" teriak Jiwon dengan api yang telah menyala.

Jinhwan mengacungkan jempolnya pertanda telah siap. Hanbin lalu mengambil sayuran dan daging yang telah dipotong.

Pesta barbeque dimulai.

Mereka yang berada di sana sangat menikmati pesta tersebut. Gelak tawa pun juga terdengar. Setelah mereka usai makan-makan, mereka memutuskan untuk duduk di kursi yang telah disiapkan sebelumnya beserta mejanya.

"Apakah Jinhwan senang ada di sini?" tanya ibu dengan menatap Jinhwan sayang. Jinhwan mengangguk dengan senangnya.

"Senang eomma.." jawab Jinhwan.

"Kapan-kapan kemarilah lagi." sahut ayah.

Jiwon yang asik dengan minumannya juga ikut menimpali. "Kalau hyung kemari, aku ajak ketempat seru. Bagaimana?"

"Boleh. Asal menarik." jawab Jinhwan dengan menyunggingkan senyumnya.

"Tidak boleh hyung." sahut Hanbin yang membuat Jinhwan mengernyit bingung. Sedang ayah, ibu dan Jiwon mereka menahan tawa. "Hyung tidak boleh pergi tanpa persetujuanku." ucapnya tegas yang dihadiahi cubitan sayang Jinhwan.

"Kamu bukan kekasihku. Jadi jangan melarangku seenakmu." setelah mengatakan hal tersebut, Hanbin cemberut dan menempeli Jinhwan. Sampai-sampai Jinhwan risih dibuatnya.

Keluarga Hanbin dan Jiwon tidak menyangka si karismatik Hanbin yang dewasa, bisa manja ke hyung yang masih belum dikenalinya satu bulan ini. Membuat mereka sedikit heran.

Akhirnya jam satu kurang, Hanbin dan Jinhwan pulang. Dalam perjalanan mereka tertidur karena kelelahan dengan perut penuh.

Sekitar jam empat sore, mereka telah sampai. Dengan malas-malasan mereka berdua menyeret koper dan tas yang dibawa.

"Anyeong Seungbok-Ahjussi.." sapa Hanbin dan Jinhwan bersamaan.

Seungbok yang tengah asik bermain game. Terlonjak kaget mendengar suara yang tiba-tiba.

"Oh Hanbin-ssi dan Jinhwan-ssi.. Saya pikir siapa." ucap Seungbok sambil mengelus-elus dadanya.

Hanbin lalu mengambil sebuah bingkisan kue khas daerahnya. Mata Seungbok terbuka lebar seketika dengan berbinar-binar.

"Untuk Seungbok-Ahjussi dari kami berdua." ucap Hanbin yang diangguki oleh Jinhwan.

Setelah meletakkan bingkisan tersebut. Mereka berdua lalu menuju ke kamar mereka. Namun sebelum jauh, Seungbok mengatakan sesuatu yang membuat mereka berhenti.

"Hanbin-ssi.. Ada yang menunggumu di ruang tamu. Ia sudah ada di sini hampir satu jam." setelahnya Seungbok langsung lanjut memainkan gamenya.

Hanbin bertanya-tanya siapa yang ingin bertemu dengannya? Apakah kliennya? Tapi bukankah mereka tak tahu kos-kosan yang ia tinggali.

Pertanyaan demi pertanyaan terus berkecamuk. Ia sampai di mana si tamu tersebut berada dengan diikuti Jinhwan.

Dan betapa terkejutnya Hanbin melihat tamunya tersebut. Ia sedang duduk dengan anggunnya. Ketika mendengar suara pintu terbuka, senyum manis terukir diwajah cantik si tamu itu.

"Hanbin.." ucapnya senang dan menghambur ke Hanbin sambil memeluknya erat. "Aku kangen Hanbin.. Mianhe.." terdengar suaranya yang menguar akan kerinduan dan penyesalannya secara bersamaan.

Setelah itu si tamu tersebut mengendurkan pelukannya dan menatap Hanbin dengan bahagia. Hanbin? Ia menatapnya tak percaya.

Gadis yang ia cintai. Gadis yang ia kasihi dan rindukan. Sekarang ini ada di depannya, memeluknya dengan erat.

"Apakah ini mimpi?" ucapnya tanpa sadar.

Si tamu sepertinya mengerti apa yang saat ini dirasakan oleh Hanbin. Tangan mungilnya lalu menyentuh permukaan wajah Hanbin dengan lembut.

"Ini bukan mimpi Hanbin. Ini nyata.." ucapnya yang masih setia mengusap pipi Hanbin dengan sayang.

Sepertinya Hanbin mulai sadar karena sentuhan orang tersebut. Lalu direngkuhnya tubuh mungil perempuan tersebut dengan erat. Seperti ia takut akan kehilangannya.

"Jangan pergi lagi.. Aku mohon jangan.. Hyua.." ucap Hanbin dengan memeluknya lebih erat. Sedang Hyua si tamu tersebut mengangguk dalam dekapan Hanbin.

Tanpa Hanbin dan Hyua sadari. Ada seorang yang dari tadi melihat drama yang ada di depannya. Siapa lagi kalau bukan hyung imut kesayangannya Hanbin. Kim Jinhwan.

Karena kejadian di depannya. Entah kenapa dadanya terasa sesak dan matanya juga mulai memanas. Lekas Jinhwan pergi dari situ dan menuju ke kamarnya.

Setelah sampai. Ditutupnya pintu dan tak lupa ia kunci. Kopernya yang semula terasa berat entah kenapa saat ia seret ke samping ranjangnya. Kopernya sangat ringan sekali sehingga ia dengan mudah menyeretnya.

Tak butuh lama, Jinhwan menjatuhkan tubuhnya di ranjangnya dengan posisi tengkurap. Wajahnya ia tenggelamkan di bantal. Dan si Jinhwan cengeng pun datang. Ia menangis tanpa sebab dan air matanya tanpa bisa dibendungnya meluruh dengan mudahnya.

Jinhwan bukannya menangis tanpa sebab. Ia menangis karena ia merasakan dadanya yang sesak tiba-tiba dan ia juga merasakan dadanya seperti dicubiti.

Apakah karena ia terlalu lelah? Atau karena ia tidak ingin pulang dan masih rindu dengan keluarga Hanbin? Hanbin? Han.. Bin..?

Jinhwan mengingat kejadian di ruang tamu tadi. Dimana Hanbin dan Hyua atau Park Hyunae saling berpelukan karena melepas rindu dan menguar rasa cinta diantara mereka.

Harusnya ia senang bahwa teman sekamarnya bisa bertemu dengan orang yang ia cintai. Tapi kenapa ia merasa sakit?

Jinhwan terus menangis sampai ia lelah dan jatuh tertidur. Ia lelah. Lelah fisik, terutama lelah pada hatinya.

TBC

14-10-2018

Mood lagi naik turun
Ide juga lagi stuck
Kalo maksa buat cerita, takutnya jadi aneh
Maaf ya kalo cerita ini lama updatenya
Arunsawat ^^

Seperti Drama - iKON✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang