Suhu badan Hanbin sudah turun. Jinhwan bisa bernafas dengan lega, tapi melihat wajah Hanbin yang sudah sejak bangun sedari tadi, wajahnya menggelap.
Yang hanya bisa Jinhwan lakukan hanya mengangkat salah satu alisnya dan bersikap acuh tak acuh pada Hanbin. Mendapati sikap Jinhwan yang seperti itu, membuat Hanbin jadi geram. Ia kesal karena pemuda pendek tersebut, rasanya kurang memperhatikannya. Padahal tanpa Hanbin ketahui, sejak semalam Jinhwan beberapa kali terjaga dari tidurnya karena malamnya badan Hanbin terkena demam yang cukup tinggi.
Dengan penuh perhatian, Jinhwan merawat Hanbin dengan sabar. Jika Hanbin lebih memperhatikan disekitar mata Jinhwan. Ada kantung mata yang sedikit menghitam. Sayangnya saat ini pikirannya sedang diliputi emosi. Jadi tidak bisa berpikir dengan rasional.
"Lebih baik kamu jangan kerja dulu. Kamu baru sembuh." Jinhwan meletakkan obat di atas nakas untuk Hanbin minum nanti.
"Hyung mau kemana?" mata Hanbin memincing tajam. Ditatap seperti itu membuat Jinhwan merasa risih.
"Aku pergi du-"
"Hyung mau ke perempuan itu kan?" Hanbin memotong ucapannya. Sebenarnya Jinhwan tidak suka ada yang menyela dirinya ketika ia sedang berbicara. Menurutnya kurang sopan.
Menatap malas ke arah Hanbin yang masih duduk di atas ranjangnya. "Benar. Kalau begitu aku pergi dulu. Kalau kamu sedang kesulitan minta Hyunae. Ah! Tapi aku ingat tempat ini kan khusus laki-laki, mungkin Hyunae tidak bisa masuk ke kamar." Jinhwan tersenyum, walaupun itu senyuman tidak tulus. "Baiklah, aku pergi dulu."
Tanpa menunggu Hanbin yang akan melayangkan protes lagi. Cepat-cepat Jinhwan berlari keluar karena ia sedang tidak ingin berdebat dengan Hanbin lagi. Ia tidak ingin bertengkar dengannya. Namun selalu saja Hanbin yang mencari gara-gara padanya.
Tapi kenapa rasanya aku yang selalu salah di matanya?
Jinhwan tidak paham dengan cara berpikir Hanbin. Ia sampai penasaran. Sebenarnya di dalam otak Hanbin itu apa? Kenapa selalu saja Jinhwan bertindak apa yang ia inginkan, di mata Hanbin selalu salah?
Perasaannya menjadi tidak enak. Wajahnya suram. Disekitar tubuhnya pun mengalir udara hitam yang pekat. Seiyon yang kini ada di hadapannya, sampai kesal. Apalagi saat ini mereka sedang ada di kafe. Seharusnya Jinhwan bisa menjaga perasaannya dulu.
Dengan iseng, Seiyon melempari kacang almond berkali-kali tepat di kepala Jinhwan. Sebenarnya ia ingin melempar kacang kedelai panggang dan garam, agar hawa suram menghilang.
Jangan-jangan Jinankerasukan setan. Apa aku cari saja ya kedua benda itu?
Tapi karena Seiyon sangat malas untuk bergerak. Dengan berat, ia tetap melempari Jinhwan dengan kacang almond saja. Mungkin efeknya sama seperti kacang kedelai panggang dan garam.
Lama-lama, Jinhwan terganggu dengan perilaku aneh perempuan di depannya. Jinhwan yang sedari tadi melihat ke arah luar, kini menatap Seiyon yang masih melemparkan kacang almond dibarengi do'a.
"Apa yang kamu lakukan?" Jinhwan menatap Seiyon dengan aneh.
Mata Seiyon tiba-tiba menjadi cerah dan dikedua sudut matanya keluar air mata. Jinhwan tercengang. Sebenarnya perempuan aneh itu kenapa? Apakah ia sedih tapi matanya berkilauan? Atau senang tapi menangis?
"Ka-kamu kena-"
"Akhirnya kamu sadar juga dari pengaruh setan." Kepanikan yang berada di wajah Jinhwan berubah menjadi datar. Ia menatap dengan ekspresi rumit.
Tiba-tiba Jinhwan berdiri dan berjalan pergi meninggalkan Seiyon yang mengedipkan matanya berkali-kali karena bingung apa yang sedang terjadi. Baru Jinhwan sudah agak menjauh dari kafe, Seiyon segera tersadar. Ia berdiri dan berteriak dengan heboh memanggil nama Jinhwan berkali-kali dan mengundang pasang mata ke arahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Drama - iKON✓
Fanfiction(bxb) Menjadi anak kos adalah keputusan Jinhwan untuk menenangkan pikirannya. Namun ternyata kebalikannya apa yang ia pikirkan. Jinhwan mendapatkan teman sekamarnya yang memiliki sifat terlampau unik atau lebih tepatnya aneh. ia yang memiliki sifat...