Sebuah harapan sudah berada digenggaman. Harapan itu tidak akan dibiarkannya lepas begitu saja. Harapan yang akan dijaga dengan sepenuh hati. Walau nyawa bayarannya.
Memang terdengar geli mendengarnya. Tapi itulah kenyataannya yang terjadi. Hanbin tidak akan dengan mudahnya membiarkan harapan untuk memiliki pemuda yang lebih pendek darinya itu, lepas dengan mudahnya dari genggamannya.
Tidak akan pernah!
Senyuman tak pernah hilang dari wajah Hanbin, melihat orang yang dikasihi tengah merajuk dan memunggunginya di dalam kamar mereka. Ingin sekali Hanbin tertawa karena menurutnya orang yang dikasihi ini sangatlah imut ketika merajuk.
Rasa gemas muncul dalam dirinya. Jujur. Hanbin tidak kuat dengan hal seperti ini.
Ingin sekali Hanbin menerjang tubuh pemuda yang sedang duduk di hadapannya ini. Namun mengingat bahwa hubungan mereka masih abu-abu. Dengan amat terpaksa. Hanbin menahan keinginannya, sampai hubungan mereka pasti.
"Sekarang mau hyung apa?"
Pertanyaan yang terdengar sederhana. Nyatanya sangat berarti bagi mereka berdua.
Jinhwan yang tengah memunggungi Hanbin sedari tadi. Perlahan kepalanya bergerak ke arah belakang. Matanya menatap Hanbin dengan lekatnya.
"Pulang."
Satu kata jawaban yang diberikan Jinhwan. Hanbin hanya bisa menghela nafasnya pelan.
Sepertinya Hanbin tidak bisa menekan keinginan Jinhwan yang benar-benar ingin bertemu dengan ibunya. Jika ia memaksa Jinhwan untuk tidak kembali dan tetap berlaku egois. Mungkin harapan yang sudah ada digenggamannya, akan terlepas dengan mudahnya.
Hanbin tidak mau!
Keduanya kalut. Jinhwan yang ingin pulang, namun tidak bisa karena ulah teman sekamarnya yang-sebentar-lagi-jadi-kekasih-atau-pendamping-hidupnya. Sedangkan Hanbin, ingin membiarkannya pergi tapi sungguh ia tidak bisa jauh dari Jinhwan.
Keduanya terdiam dan terlarut dalam masing-masing pikirannya.
Sekelebat ide melintas tiba-tiba dipikiran Hanbin. Dengan semangatnya, ia berdiri dari ranjangnya dan duduk di ranjang Jinhwan.
"Baiklah.. hyung boleh pulang."
Jinhwan menatap tak percaya pada pemuda yang lebihmuda darinya dengan mata yang membulat dengan lebarnya.
"Sungguh?"
Hanbin mengangguk sebagai balasan. Senyuman langsung terukir di wajah mungil Jinhwan. Melihat senyum lebar dari yang terkasih, membuat Hanbin juga ikut tersenyum.
"Tapi aku juga harus ikut."
"He?!"
Dengan semangatnya Hanbin mengangguk. "Aku ingin bertemu calon mertuaku."
Jinhwan speechless. Hanbin tersenyum sumringah. Jinhwan lupa siapa yang ada dihadapannya ini. Yaitu si absurd Hanbin yang jalan pikirannya sulit di tebak.
**
Jeju.
Kini Hanbin dan Jinhwan sudah ada di pulau itu. Ah! Tidak lupa Seiyon yang bersama dengan mereka, yang kini asik mengambil foto yang terlihat menarik baginya.
"Hyung masih lama?"
Peluh sudah bercucuran di wajah tampan Hanbin. Jinhwan hanya menggeleng melihat Hanbin yang terlihat menyedihkan baginya. Seiyon menatap mengejek dan mencibir, betapa lemahnya si burung puyuh ini.
"Sebentar lagi sampai."
Suara lembut Jinhwan membuat semangatnya yang hilang kembali lagi. Walau hanya sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Drama - iKON✓
Fanfiction(bxb) Menjadi anak kos adalah keputusan Jinhwan untuk menenangkan pikirannya. Namun ternyata kebalikannya apa yang ia pikirkan. Jinhwan mendapatkan teman sekamarnya yang memiliki sifat terlampau unik atau lebih tepatnya aneh. ia yang memiliki sifat...