🌸PART 21

1.6K 132 17
                                    






🌹Bangsad




Malam hari setelah semua lampu dipadamkan. Irene tengah berbaring memeluk Hyera, gadis itu gelisah tak bisa memejamkan mata. Pikirannya melayang pada lamaran spontan dari Suho. Entah tadi ucapan dari pria itu bisa disebut lamaran atau tidak, Irene ragu. Hangatnya telapak lebar milik tangan Suho masih terasa ditangannya. Kecupan lembut nya juga, masih tertinggal didahi Irene serta ucapan Suho masih terngiang ditelinga.

Setelah sekian lama, Suho kembali memintanya untuk menjalin hubungan. Dulu Irene ragu untuk menerima Suho, saat itu ia mengharap Taehyung akan menikahinya, namun itu semua omong kosong. Hanya harapan dan khayalannya.

Mungkin menerima Suho adalah jalan terbaik agar bayangan Taehyung segera menghilang.

Irene membenarkan selimut pada tubuh Hyera yang telah jatuh terlelap. Diusapnya pipi gembul milik sang putri. Hyeranya tumbuh cantik dan cerdas dari hari kehari. Selama ini Suho memperlakukan Hyera dengan baik. Sering menghabiskan waktu berdua bersama Hyera. Bahkan Suho rutin membawa Hyera pergi liburan dimusim panas.

Mengingat itu semua rasanya Suho sudah menerima Hyera dalam hidupnya. Seharusnya Irene bisa bernapas lega, dan dengan mudah menerima Suho untuk menjadi ayah bagi Hyera. Tapi entah mengapa rasanya masih begitu berat untuk berkata iya.

...






Irene tersenyum tipis berulang kali berucap terimakasih kepada sosok yang berumur lebih tua darinya.

"Kenapa mendadak sekali?"

Irene sedikit terkejut mengenai kepindahan mereka yang cukup mendadak.

"Tidak apa, aku pikir lebih cepat itu lebih baik"

"Baiklah, terimakasih"

"Kenapa berterima kasih eum?"

"Kau selalu ada ketika aku dan Hyera membutuhkan"

"Itu sudah menjadi kewajiban ku, lain kali tidak usah berterimakasih, kau mengerti eumm?"

"Aku mengerti Suho ah"

"Ah iya kita akan pindah kerumah baru, saat agen pindahan selesai dengan tugasnya"

Irene hanya mengangguk.

...

Selesainya menemui Irene, Suho memberanikan diri mengunjungi sebuah toko perhiasan. Ia pikir mungkin Irene perlu diyakinkan dengan sesuatu yang lebih dari kata-kata.

Sebuah cincin haruslah ada dalam acara lamaran. Maka dari itu disinilah Suho berada, tengah memandangi deretan cincin dalam etalase kaca.

Ada satu cincin yang menarik bagi Suho. Cincin emas dengan dikelilingi oleh permata indah. Suho telah membayangkan bagaimana nanti jika cincin itu tersemat dijari manis milik Irene.

...




Irene tengah menunggu Hyera keluar dari gedung sekolah. Putrinya baru hari ini masuk sekolah. Taman kanak-kanak tepatnya.

Hyera keluar dari gedung menenteng tas dan satu tangan lain menenteng tas kecil berisi kotak bekalnya.

"Ibu!" Hyera berteriak ke arah sang ibu. Melambaikan tangannya agar si ibu melihat kearahnya.

BANGSAD ^VRENE^Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang