🌼Part 26

952 58 2
                                    

🌹Bangsad

Jam di dinding menunjukan angka empat lewat enam menit, hari sudah sore dan Irene yang tadinya terlelap terbangun karena sang putri yang merengek lapar meminta makan.

"Ibu, Hyera lapar." rengek gadis kecil itu sambil memegang perut nya dengan bibir yang di majukan.

"Ibu tertidur sayang, kamu lapar ya, ibu masak dulu ya, kamu mau di sini apa mau ikut ibu ke dapur?" ucap Irene sambil mengusak rambut putrinya itu.

"Hyera mau ikut ibu saja." Hyera mengambil bonekanya dan menarik pelan tangan ibunya itu untuk beranjak ke dapur.

"Anak ibu sudah tidak sabaran ya." Irene mencubit pelan hidung putrinya.

Mereka berdua berjalan menuju dapur, ya memang jarak kamar dan dapur nya itu tidak terlalu luas, dikarenakan mereka masih menetap tinggal di apartement.

"Hyera duduk disini dulu ya, ingat Hyera jangan mengganggu ibu ketika masak."

"Siap Bu." ucap sikecil sambil memainkan bonekanya.

Ketika tengah memasak Seulgi datang dari kamarnya dan berhenti untuk menghampiri Hyera.

"Hai." ucap Seulgi kepada Hyera.

"Ibu dia siapa?" Hyera yang tadinya duduk di atas kursi beranjak turun ketika Seulgi mengusak rambut nya.

"Ouh dia itu bibi Seulgi." jawab Irene.

"Bibi? Bibi itu apa Bu?" balas Hyera polos.

"Hai cantik namanya siapa?" tanya Seulgi dengan Hyera.

"Hyera." balas Hyera tak acuh.

"Sepertinya anak mu tidak menerima kedatangan ku disini." Seulgi yang tadinya berlutut di hadapan Hyera, beranjak berdiri dan menghampiri Irene yang tengah memotong sayuran.

"Namanya juga anak kecil, dia tidak terbiasa dengan orang baru, kau harus mengerti."

"Semoga saja dia cepat menerima kehadiran ku." balas Seulgi, alih-alih mendudukan badannya ke kursi.

"Hmm Kak, sepertinya aku tidak bisa membantu mu memasak, badan ku terasa letih."

"Tidak apa-apa, aku sudah terbiasa memasak seperti ini untuk Hyera dan Suho." balas Irene.

"Ouh suami mu akan pulang sore ini ya?" tanya Seulgi seperti antusias.

"Dia akan pulang lebih awal jika di kantor tidak banyak pekerjaan yang harus dikerjakan."

"Ouh baiklah." setelah itu tidak ada percakapan diantara mereka berdua.

Tok tok.

"Seperti ada yang mengetuk pintu." tanya Seulgi ke Irene.

"Aku rasa itu Suho." jawab Irene yang tengah bersiap membuka kan pintu.

"Tidak perlu repot-repot kak, biar aku saja yang membukakan pintunya, kau teruskan saja memasak." balas Seulgi antusias yang sudah beranjak ke arah pintu.

BANGSAD ^VRENE^Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang