Kini Neha sudah berada dikediaman Arora,dia langsung menuju dapur menyiapkan makan sebelum suaminya pulang dari kantor.
Ting Tong
Tak lama suara bel bergema,Nehapun membukakan pintu dan mendapati yang dia tunggu-tunggu kini berada dihadapnnya.Nehapun mempersilahkan Shakti masuk dan membawakan tasnya.Merekapun menuju meja makan.
" Kamu kapan pulang ?" ucap Shakti membuka pembicaraan.
" Belum lama " jawabnya.
Shaktipun merespon dengan senyum,mereka tengah menikmati makan malam tanpa banyak bicara.
Skip Kamar
Terlihat Neha yang sedang duduk dimeja rias melepaskan semua perhiasan yang menempel ditubuhnya,tak lama kemudian Shakti keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk yang melilit dipinggangnya.Neha menatap takjub tubuh suaminya,namun ada rasa sedih di dirinya karena sampai saat ini Shakti belum pernah menyentuhnya.Selesai memakai pakaian tidur Shakti melirik ke arah istrinya dan mendapati Neha yang melamun.Shaktipun menghampiri Neha.
" Sayang ?" Panggilnya.
Namun tidak ada jawaban dari Neha,Neha masih sibuk dengan fikirannya sendiri.
" Sayang ?" Panggilnya yang ke dua kalinya.
" I..ya I..ya " jawab Neha gugup.
" Kamu kenapa ?" Tanya Shakti penasaran
" Tidak apa-apa " dengan senyum yang dipaksakan.
" Kamu jangan berbohong !! Bicaralah "
Nehapun menghela nafas sejenak dan mulai mengungkapkan apa yang mengganjal di hatinya.Nehapun menatap serius ke arah Shakti.
" Kenapa sampai saat ini kamu belum menyentuhku,? Tanya Neha dengan raut wajah sedih.
Seketika Shakti membalikan badannya,dia diam seribu bahasa,ntah apa yang akan dia jawab,Nehapun bangkit dari duduknya.
" Jawab Shakti !! "
" Aku ini istri kamu,kamu memang menafkahi lahir kepadaku tapi tidak batin " ucapnya dengan air mata yang menetes.
Shaktipun membalikan badannya memberanikan diri menatap Neha.Di lihatnya sang istri yang sudah menangis.Sebenarnya Shakti tidak tega kepada Neha namun apa boleh buat,hatinya menolak memberikannya nafkah batin.
" Maafkan aku Neha,untuk saat ini aku belum siap,aku bahagia dengan kehidupan kita yang seperti ini,layaknya adik dan kakak " Ucapnya merasa bersalah.
Neha yang mendengarnya hanya menangis,merasakan sakit dihatinya,bagaimanapun juga dia menginginkan Shakti menyentuhnya karena itu sudah kewajibannya.
" Jika saatnya tiba aku akan menyatu denganmu,bersabarlah " Ucapnya memeluk Neha.
Nehapun menangis didekapan Shakti,dia tidak bisa berbuat apa-apa,bagaimanapun Shakti adalah suaminya dan dia harus menuruti apa kata Shakti.
" Yasudah ayo sekarang kita tidur,ini sudah malam " ajak Shakti.
" Sudah jangan menangis nanti cantiknya hilang " goda Shakti mencubit pipi Neha dan menghapus air matanya.
Nehapun tersenyum mendengar ucapan Shakti,merekapun beranjak ke ranjang dan terlelap tidur.
Ditempat lain terlihat Radhika yang membolak balikkan badannya mencari posisi tidur yang nyaman untuknya,namun matanya tidak kunjung menutup,fikirannya tidak lepas dari Shakti.Diapun beranjak bangun dan membuka laci,diapun mengambil sebuah bingkai foto.
" Aku merindukanmu " lirihnya dengan air mata yang menetes.
" Maafkan aku yang selalu membuat hatimu terluka,setiap hari aku mati demi melihatmu selalu hidup,meski kebencian yang aku dapatkan aku ikhlas demi keselamatan dirimu," Ucapnya memeluk bingkai tersebut.
" Jika cintaku suci,tuhan pasti mengembalikan semua kebahagiaan itu kepadaku,aku percaya cinta tahu kemana dia akan kembali "
" Shakti " Lirihnya kembali dengan air mata yang semakin menjadi.
Ya bingkai tersebut adalah foto Shakti.Radhika menatap dan memeluk foto tersebut,rindu, itulah yang saat ini dia rasakan.
Perlahan mata itu mulai terpejam sambil memeluk foto Shakti.Keesokan harinya,dipagi yang cerah Radhika sudah terlihat sempurna dengan saree yang dia kenakan.
Dia menyapa sang suami dimeja makan,namun seperti biasa dingin itulah yang Radhika dapatkan dari sikap Chirag.
" Nanti malam dandan yang sempurna kita akan datang ke pesta salah satu pengusaha terkenal didunia,ingat jangan mempermalukanku atau aku akan membunuhmu" Ancam Chirag berlalu ke kantor.
Radhika hanya menghela nafas panjang,bentakan,sikap kasar,itu sudah merupakan sarapan setiap hari baginya.Radhikapun bergegas ke kamar memilih gaun yang akan dia kenakan nanti malam.
Ditempat lain terlihat seorang pria yang sedang mengobrol ditelpon.
" Kali ini jangan gagal,pastikan Shakti Arora mati " Ucapnya menutup sambungan telfon.
" Kali ini kamu akan semakin menderita Radhika,kamu akan melihat didepan mata kepalamu sendiri orang yang kamu cintai mati,perlahan aku akan membunuh keluarga madan satu persatu,tapi sebelum itu aku akan membuat hidup mereka menderita,hingga mereka takut dengan kematian mereka sendiri,"gumamnya tersenyum devil.
Ya,pria itu tak lain adalah Chirag Mehra suami Radhika yang berambisi balas dendam.
Pagipun berganti siang terlihat seorang laki-laki yang tengah sibuk dengan laptopnya dia sengaja mempercepat pekerjaannya agar cepat pulang ke rumah.
" Lebih baik aku telfon Neha dulu," gumamnya.
Kring kring..
Bunyi handphone disebrang sana bergema tak lama kemudian seorang gadis mengangkat telfon itu dengan senyum yang mengembang dibibirnya,ya siapa lagi kalau bukan Neha.
" Hallo Shakti " ucapnya.
" Hallo sayang,nanti malam kamu bersiap dandan yang cantik kita akan menghadiri undangan rekan kerjaku "
" Baiklah "
" Sebentar lagi aku pulang,yasudah aku tutup dulu telfonnya,see you ,"
" See you " balas Neha.
Nehapun begitu bahagia dia langsung membuka lemari pakaian dan memilih beberapa gaun yang akan dia pakai nanti malam.
Jangan lupa Vote and Coment💕
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Mother ( END )
Ficção GeralSeorang gadis yang mengharapkan kasih sayang sang ibu mengharuskannya berjuang dan berkorban sekalipun nyawanya sendiri,Ia selalu mendapatkan perlakuan buruk dari sang ibu,dan apakah yang membuat sang ibu membencinya ?? Dan bagaimanakah nasibnya ?? ...