April, 2018
Lagi-lagi aku bukan pemeran utamanya.
Aku sesosok figuran disini.
Agas memiliki kekasih, temanku sendiri.
Walau tak terlalu dekat tapi aku kenal Liana. Liana pun kenal aku.
Menjauh adalah cara terbaik.
"Fa? bengong mulu lo anjir" Nadila menepuk pundakku
"Kenapa sih?" sentakku
"Itu tadi Agas mundar-mandir ke kamar mandi mulu tuh"
"Ya terus? apa urusannya?"
"Loh? bukannya kalian lagi deket?"
Aku diam. Malas meladeni Nadila, mataku menatap kearah lain, ke pintu masuk kelas.
Benar kata Nadila, Agas berjalan dari arah kamar mandi yang berada di pojok kelas. Melewati kelasku bersama dua temannya.
"Dil, itu yang item manis mirip stand up comedian si Uus siapa sih?" tanyaku penasaran, seringkali aku lihat dia bersama Agas
"Oh eta Izan, anak poljar juga"
"Weh, satu ekskul sama lo dong?"
"Iye, kenapa?"
"Bagi kontaknya coba"
"Oke"
Pulang sekolah, Nadila benar-benar mengirimkan kontak Izan. Entah kenapa, anak itu nurut-nurut aja tanpa bertanya apa alasanku.
Dan ya, lagi-lagi, semuanya berawal dari keisengan seorang Afa.
•••
a/n
sejujurnya, menulis kisah ini membuka luka lama
membuka rindu lama
tapi tak apa, aku menantang diriku sendiri untuk mengisahkan kisah-kisahku *lah gimana?
ya pokoknya gt
i hope youre enjoy this story and still give a vote and comment!❤
Salam sayang
syvaadelia
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Pemeran Utama
Teen FictionBagaimana rasanya menjadi yang kedua? Perusak hubungan orang? Perebut pacar orang? Sudah, tenang. Ia hanya figuran yang tak mungkin jadi pemeran utama wanita dalam ceritanya.