Aku balik lagi nih bawa cerita baru Hohoho...vote dulu biar banyak peminatnya.
Jadi silahkan nikmatin yah...guys.
¥•¥•¥
Seorang gadis memandang bingung ke arah satu temannya yang terus jalan mondar mandir. Sedangkan tiga gadis lainnya tengah merenung di bangkunya masing-masing.
Jam istirahat baru saja berdering dan salah satu pun diantara mereka nampak tidak ingin ada yang keluar kelas.
Dara yang masih sibuk mondar mandir. Eliska, Nabila, dan Ratih yang terus merenung di atas mejanya. Sedangkan Vivi yang asik memperhatikan Dara yang nampak belum merasa lelah sedikit pun.
"Dara, duduk. Gak pegel lo?" tanya Vivi akhirnya. Dara berhenti sejenak lalu bakas menatao Vivi serius. Begitupun ketiganya yang ikut memandang ke arah Dara dan Vivi.
"Enggak, Vi. Ini bener-bener aneh. Dan gue harus selidikin apa yang sebenarnya terjadi sama tuh cowok-cowok!" balas Dara lalu melanjutkan kegiatan unfaedahnya. Eliska nampak menghela nafas lelah.
"Iya, sebenarnya mereka itu kenapa sih?" ucapnya sambil mencoba menerawang. Nabila memandang kearahnya lalu mendengus.
"Tau, males banget gue liat Ricky ganjen banget sama Dara." ujarnya sambil mempoutkan biburnya sebal. Dara berhenti mendadak karna namanya di sebut-sebut, dia menatap Nabila dengan tatapan sebalnya.
"Emang lo pikir gue mau apa liat Elvan-gue narik-narik Eliska. Ganjen banget sih tuh kelinci satu" rutuknya sebal. Kelimanya hanya menghela nafas dengan kasar.
"Sayang!!" kelimanya refleks menoleh ke arah pintu dimana disana sudah berdiri kelima laki-laki yang menjadi biang dalam renungan gadis-gadis itu.
Ratih berdecak sembari melihatkan wajah malasnya saat Jino lagi-lagi memanggilnya sayang. Sedangkan Eliska sudah merenggut kesal melihat itu.
"Kok gak pada ke kantin sih?" tanya Renzi saat sudah tiba di depan kelima gadis yang sedang menunjukan wajah datarnya Itu.
"Emz..ini juga mau kok" sahut Vivi ragu-ragu. Renzi hanya tersenyum lalu perhatiannya tertuju pada Nabila. Vivi hanya menunduk melihat Renzi seolah menganggapnya biasa saja. Padahal dulu laki-laki itu sangat perhatian padanya. Bahkan semalam saja Renzi main kerumahnya, dan mengatakan kalo dia sayang padanya. Tapi sekarang lihat, Nabilalah yang seolah-olah sempurna di matanya.
"Dar ke kant-"
"Ikut aku!" Dara mengabaikan ucapan Ricky dan malah menarik lengan Elvan keluar bersamanya. Ricky memperhatikan itu dengan wajah sendunya. Bahkan Nabila rasanya ingin sekali menonjok pria itu. Bisa-bisanya dia mengajak gadis lain sedangkan pacarnya sendiri ada di depan mata.
"Vi, ayo!" ujar Ronald mengagetkan Vivi yang sedang menunduk. Melihat itu Ratih berdecak lantas keluar kelas dengan kaki di hentak-hentakan. Vivi terkesiap dan refleks langsung berlari menyusul Ratih. Dia benar-benar merasa tidak enak pada Ratih. Seolah-olah dia adalah pho disini.
Jino dan Ronald memandang keduanya yang berlalu. Jino bersiap hendak mengejar Ratih namun tangannya di tahan oleh seseorang.
"Mau kemana? disini aja yah?" tanya Eliska menggenggam erat tangan Jino. Jino memperhatikan Eliska dengan pandangan bingung. "Jin..." Eliska mengerjap dan menunjukan mata bulatnya yang lucu. Sesuatu yang sangat di sukai Jino dulu. Dan itu membuat Jino makin bingung sekarang. Jadi dia hanya tersenyum kikuk dan tetap stay disana. Eliska tersenyum senang melihat Jino menurutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
#BBVSPP# : Dreamy (Cinta Itu Adalah Luka Yang Tertunda)
Teen Fiction"Menurut segi teori gue, cinta itu hanya sebuah luka yang tertunda." "Itu menurut lo 'kan?" ***** "ini pasti cuma mimpi!!" itulah kalimat yang selalu di ucapkan oleh kelima gadis cantik ini. * "ck, ini nyata bukan mimpi!" dan itu balasan yang a...