Vote dulu!
•¶•¶•
Malam hari tepat di saat bulan purnama tengah bersinar. Tepat juga di saat hari sabtu malam minggu. Di saat semua anak muda melakukan kegiatan malam minggu.
Namun tidak dengan kelima gadis berbeda wajah ini. Mereka hanya duduk santai di depan televisi yang tengah menayangkan film drama korea favorit mereka.
Semua mata fokus pada layar televisi. Oh Mungkin tidak, karna beberapa dari kelimanya tengah menerima panggilan telpon dari seseorang di sebrang sana. Biasa dari doi yang sedang menggerutu karna tidak bisa melakukan malam mingguan seperti minggu sebelumnya.
"Iya, Van. Aku janji deh malam minggu depan kita jalan." ucap seorang gadis berwajah setengah asia itu. Mulutnya sibuk mengunyah keripik singkong balado yang di sediakan oleh si tuan rumah.
"Iya-iya sayang..." ucap gadis itu selanjutnya yang pangsung mendapat lirikan dari beberapa gadis lainnya yang bisa dengan jelas mendengar pembicaraan mereka.
"Hemz...sayang." ejek gadis lainnya dengan menekankan kata 'sayang' membuat gadis tadi langsung mendelik.
"Iya-iya ih bawel deh. Aku matiin yah. Miss you." setelah itu panggilan selesai. Barulah gadis tadi menoleh kearah teman-temannya yang sudah cekikikan geli. "Sialan kalian." umpatnya.
"Kenapa lagi sama bunny boy lo itu?" tanya gadis yang sedang memoleskan masker di wajahnya. Sudah di bilangkan tidak semua mata fokus pada televisi.
"Biasalah...dia mau ngajak gue nonton. Tapi gue tolak, inikan waktunya girl's time kita." balasnya.
"Tadi Renzi juga sama ngajak ketemu." ucap gadis berwajah lugu tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar televisi. "Tapi gue tolak juga." sambungnya.
"Huh..Jino sih boro-boro ngajak dia. hubungin gue aja cuma tadi siang doank." gerutu gadis si pemilik rumah. Pipinya mengembung lucu saat sedang merasa sebal.
"Sebelum Ronald ngajak udah gue tolak duluan!" ujar Ratih santai. Gadis yang dari tadi sibuk dengan game di ponselnya itu.
"Itu sih gue tahu kali. Emang kapan kalian pernah jalan kalo malam minggu." cibir gadis yang mengembungkan pipinya tadi. Ratih terkekeh geli membuat Eliska mendengus.
"Kapan-kapan." balasnya.
"Udah ah jangan ngomongin kelima laki-laki itu. Inikan waktunya kita enjoy." ujar gadis yang sedang maskeran tadi.
"Bener tuh Nabila." timpal gadis berwajah lugu. Semuanya tampak mengangguk sebelum memfokuskan pada kegiatan mereka tadi.
"Eh Dar mau maskeran gak, gue pakein sini!" ujar Nabila. Gadis yang di panggil Dara tadi--atau yang tadi menerima panggilan itu segera menggeser duduknya jadi mendekat ke arah Nabila.
"Udah itu gue ya Bil." ucap Eliska gadis pemilik rumah serta pipi mengembung. Nabila hanya mengangguk sebelum mengoleskan masker pada wajah asia Dara.
"Eh bukannya seminggu lagi ulang tahunnya Ronald yah Tih?" tanya Vivi--si wajah lugu bertanya pada gadis yang masih fokus pada ponselnya itu.
"Iyah..gue udah siapin semuanya kok." balas Ratih tersenyum singkat. Eliska berdecak kagum membuat perhatian tertuju padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
#BBVSPP# : Dreamy (Cinta Itu Adalah Luka Yang Tertunda)
Teen Fiction"Menurut segi teori gue, cinta itu hanya sebuah luka yang tertunda." "Itu menurut lo 'kan?" ***** "ini pasti cuma mimpi!!" itulah kalimat yang selalu di ucapkan oleh kelima gadis cantik ini. * "ck, ini nyata bukan mimpi!" dan itu balasan yang a...