Oke seperti biasa biasakan vote dulu, baru readers sejati.
***
"Lo gak akan tahu kapan hati lo merasa nyaman sama yang lain ketimbamg pacar lo sendiri." - uknows
Ratih melangkahkan kakinya dengan malas. Beberapa hari ini memang harinya kurang menyenangkan. Tidak, Lebih tepatnya setelah mengetahui penyebab berubahnya Ronald.
Menurutnya itu masih tidak masuk akal, tapi memang itu yang kenyataanya. Ratih bingung juga gelisah. Seminggu sudah ia tidak pernah menghabiskan waktunya bersama dengan Ronald lagi.
Jujur sebenarnya ia sangat merindukan sosok dingin itu disinya. Ronald yang selalu ada di dekatnya, melarangnya untuk ini-itu, dan kehangatan pris itu jika sedang bersamanya. Tapi kali ini nyaris semua itu tak pernah lagi ia rasakan. semua itu karna kotak aneh itu. Dan dia tidak tahu kapan ini semua akan berakhir.
Dan lagi, harinya yang tenang kini telah berubah menyebalkan karna sosok pria bernama Jino jerald alwhijaya itu. Siapa lagi emang jika bukan laki-laki berstatus sebagai kapten basket itu.
Jino yang selalu mengikutinya kemana pun ia pergi, jujur Ratih risih untuk itu. Memang secara pribadi ia bisa merasakan perbedaan dari kepribadian antara Ronald dan Jino dari situ. Ronald yang notabennya selalu diam dan tak banyak bicara sangat berbeda dengan Jino yang lebih ke berisik, cerewet, pengatur, dan DLL.
Ratih menghela nafasnya sebentar sebelum kembali melanjutkan langkahnya. Namun baru saja dia berjalan beberapa langkah, tiba-tiba tasnya di tarik dari arah belakang sehingga membuatnya hampir terjungkal kebelakang jika ia tidak segera memasang kuda-kuda.
Dan saat ia berbalik arah, wajah dengan cemgiranlah yang ia dapati. Ratih langsung memasang wajah datarnya yang khas. Ayolah siapa lagi yang membuat harinya menyebalkan jika bukan si kapten basket itu.
"Morning, baby" sapa Jino lembut. Ratih hanya diam sambil sesekali memutar bola matanya malas. Sedang Jino masih mempertahankan senyuman manisnya. Rupanya laki-laki ini cukup kebal juga dengan ekspresi yang Ratih tunjukan padanya. "Kok gak di jawab?"
"Mau ngapain lagi sih?!" ketus Ratih menatap Jino malas. Jino menggaruk kepalanya kikuk.
"Nemuin kamu lah apalagi" balas Jino. Rasanya Ratih ingin menceburkan laki-laki idiot yang berstatus pacar sekaligus teman dari para sahabatnya itu. Ia heran sebenarnya, kenapa bisa Eliska menyukai pria idiot seperti Jino. Sedang Dara, mau-maunya dia memiliki teman dekat seperti Jino.
"Gak penting tau gak?"
"Kamu mah lucu tau gak, dingin-dingin gimana gitu."
Bego!
Namanya dingin itu bukan lucu tapi akan lebih terlihat judes dan sombong. Ini malah di bilang lucu. Benar-benar idiot. Ratih terus saja membatin.
"Mending lo balik sana, temuin cewek lo tuh si Eliska. Dan Gak usah ngintilin gue terus!" sergah Ratih sinis. Jino menggeleng membuat Ratih ingin sekali berteriak keras sekarang juga.
"Ngapain cari Eliska, maunya sama kamu." balasnya sembari menyugar rambut undercutnya yang hitam legam tapi di beri sedikit polesan warna kuning di bagian ujungnya saja.
"Bego, tolol, oon, bloon lo Jino!" geram Ratih lalu berbalik hendak pergi saat matanya kembali tak sengaja menangkap pemandangan yang membuatnya kembali ingin berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
#BBVSPP# : Dreamy (Cinta Itu Adalah Luka Yang Tertunda)
Teen Fiction"Menurut segi teori gue, cinta itu hanya sebuah luka yang tertunda." "Itu menurut lo 'kan?" ***** "ini pasti cuma mimpi!!" itulah kalimat yang selalu di ucapkan oleh kelima gadis cantik ini. * "ck, ini nyata bukan mimpi!" dan itu balasan yang a...