dreamy : 12. nyerah?💒

192 14 9
                                    

Holaaaaaa aku come back lagi nih...votenya yah. Yang mau komen ya sok monggo...

****

"Cuma kepergian yang dapat menyadarkan perasaan, jika kehadiran itu sangat di butuhkan"

Terlihat tiga pasang kaki jenjang itu menapaki lantai koridor yang masih terlihat sepi itu. Jelas saja jika koridor terlihat sepi. Karna sekarang semua orang sedang mengadakan pelatihan untuk acara perlombaan antar sekolah nanti.

Sebenarnya semua murid tengah berkumpul di lapangan untuk menyaksikan pelatihan basket inti sekolah. Bagi mereka saat anak-anak basket bermain itu adalah surga dunia.

Jelaslah mereka berpikir seperti itu, toh siapa yang tidak tahu anak-anak inti basket. Norak jika kalian memang tidak tahu. Dan Untung Semuanya tahu jika anak-anak basket itu kebayakan dari kalangan terkenal alias cassanovanya sekolah.

Lihat saja ketuanya siapa, Jino Jerald Alwhijaya siswa berprestasi dalam bidang olahraga. Siswa yang telah beberapa kali membawa piagam penghargaan dalam setiap perlombaan basket putra.

Banyak sekali murid-murid yang mengidolakan lelaki itu. Bahkan dari sekolah lain pun tak ayal. Dan beruntungnya Eliska telah berhasil meluluhkan hati lelaki itu.

Ups, itu dulu karna sekarang hanya Ratih seorang yang ada di hati Jino.

"Sepi amat!" ceplos Nabila sembari bersedekap. Vivi disampingnya menoleh kanan-kiri lalu mengangguk setuju.

"Iyah tumben banget yah ?"

"Paling pada di lapangan semua." balas Ratih terdengar masa bodo. Ketiga gadis itu masih melanjutkan langkahnya menuju kantin khusus kelas 12 di lantai atas.

"Dara sama Eliska kemana?" tanya Ratih saat sadar dua sahabatnya itu tidak gabung bersama mereka. Nabila menyibak rambutnya dengan gerakan slow.

"Kayak gak hafal aja lo, padahalmah pacarnya si Jino cuek-cuek aja disini." ujar Nabila menatap Ratih geli. Vivi ikut terkekeh pelan, sedang Ratih langsung mendengus jengah.

"Najis."

"Hahaha..." tawa Nabila meledak saat itu juga. Ketiganya tertawa bersamaan tanpa sadar jika seseorang sudah hadir di sisi mereka.

"Nabila." panggil orang tersebut membuat tawa Nabila terhenti tiba-tiba. ketiganya menoleh bersamaan dan menemukan dua laki-laki tengah memandang ke arah mereka.

"ish....dia lagi bae." ujar Nabila terdengar menggerutu. Ratih melirik Vivi yang kini tengah menatap laki-laki di depannya itu.

"kalian mau kemana?" tanya laki-laki yang tadi menyapa lebih awal. jelaslah, karna tidak mungkin laki-laki yang kedua akan menyapa lebih dulu. mustahil.

"kita mau ke kantin." jawab Vivi dengan senyum tertahan. laki-laki tadi manggut-manggut mengerti. lalu pandangannya jatuh ke arah Nabila.

"semalem kenapa telpon aku gak kamu angkat?" tanyanya. Nabila mendelik tidak suka, sedang Vivi langsung diam dengan kepala menunduk. tahan Vi, tahan.

"apasih! emang lo siapa hah mau gw angkat telponnya?!" tanya Nabila ngegas. gadis itu sudah benar-benar muak dengan semua sandiwara ini.

laki-laki tadi mengernyit tidak mengerti. "kok kamu ngomong gtuh sih, ya aku pacar kamulah Bil." ucapnya. Nabila melirik Vivi begitupun Ratih yang diam-diam melirik ke arah laki-laki satunya.

dan sialnya laki-laki itu juga tengah menatap ke arahnya. jantung Ratih langsung berdegup kencang dengan tiba-tiba. rasanya tatapan itu masih sama seperti tatapan kemarin-kemarinnya. hangat dan dalam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

#BBVSPP# : Dreamy (Cinta Itu Adalah Luka Yang Tertunda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang