7

1K 179 5
                                    


Jungkook melepaskan masker penutup wajah setelah duduk dengan nyaman di dalam taxi, jika bukan karena Somi ia tidak mungkin melakukan hal sejauh ini. Meski ada rasa menyesal karena dengan mudahnya menceritakan hubungannya dan Somi, setidaknya ia memiliki banyak waktu dengan malaikat kecilnya.

Wonwoo mengambil hak asuh Jeon Somi sejak gadis itu berusia lima bulan, ketika Jungkook sedang dalam masa kritis dalam prekonomian tak ada pilihan lain selain menerima tawaran Wonwoo, juga keluarga besarnya.

Tahun dimana Somi lahir kedunia adalah masa keemasan peruasahaan yang baru menjajahkan sayap si bidang bisnis, tentu saja masalah sepelepun akan di habis tuntas oleh Wonwoo yang berhasil merebut kursi kekuasaan.

Jeon Wonwoo adalah kakak dari Jeon Jungkook, laki-laki dengan wajah cuek, mata tajam tapi jangan lupakan kemampuannya dalam dunia bisnis. Sangat cemerlang di usia muda saat itu, Tuan Jeon yang kini berusia kira-kira 65 tahun cukup bangga akan hal itu.

Beda lagi untuk Jeon Jungkook yang mendapat posisi di perusahaan hanya karena terlahir dari keluarga besar Jeon, jika masyarakat hingga media mengetahui hal itu akan merusak reputasi perusahaan. Jungkook paham betul akan hal itu.

Helaan nafasnya terdengar lelah, sesekali ia tersenyum ketika melihat isi dompet kulitnya. Terselip foto seorang wanita yang hingga saat ini masih namanya masih ada dalam relung hatinya, wanita yang membuatnya menjadi seorang ayah.

Mobil terhenti, Jungkook mengambil beberapa uang kertas mengikuti jummlah yang terpampang di kargo. Sebuah gedung besar sudah di depan matanya, anak cabang dari perusahaan induk yang ada di daerah Gangnam. Tidak terlalu jauh, asal ia bisa melihat Somi jarak sejauh apapun akan ia tebus.

Mengingat banyak waktu yang ia lewatkan, termasuk ketika masa pertumbuhan Somi yang telah membuatnya menjadi seorang gadis remaja. Membayangkan hal itu saja membuatnya sangat bersalah.

"Anyyeonghasseo" Jungkook membungkuk ketika berpapasan dengan pria dengan uban di sekitar rambut hitamnya, "hmm.. selamat bekerja" balasnya menepuk-nepuk bahu Jungkook.

Sekilas ia bisa terseyum, seburuk apapun tingkah lakunya ia tau pasti bahwa Tuan Jeon akan selalu terbuka padanya.

"Jungkook-ssi, Tuan Jeon ada..."

"Aku sudah bertemu dengannya, kembalilah bekerja" ujar Jungkook tersenyum pada sekretaris cantiknya. "Ne, nanti ada makan siang bersama dengan para kolega"

"Kau atur saja, aku harus pulang cepat malam ini?"

"Sepertinya ada berita bagus, senyummu menjelaskan itu semua" tambah wanita dengan setelan abu-abu tersebut, "yah begitulah...".

...

"Wah wah wah, lihat sekarang penampilan Jeon Somi" Daehwi tidak berani menoleh pada si pemilik suara, "diamlah selagi moodku bagi"

"Aku tidak habis pikir kenapa kau mau berteman dengan si culun ini" Jinyoung menarik seragam Daehwi, "aku tidak ingin cari masalah, jadi jangan memulainya!"

"Aku suka melihat wajah marahmu itu, sangat cantik" Jinyoung berbisik ketika mengucap kalimat terakhirnya, "aku memang cantik dari lahir" Somi memeri jitakkan di kening Jinyoung dan menarik pergelangan Daehwi untuk menjauh.

"Lihat, dia diam saja ketika di pukul Somi"

"Aku heran kenapa kau bisa tertarik pada gadis seperti itu"

"Eoh majja, bukankah banyak noona yang kau kenal di club?"

"Sudah jangan bahas itu, cepat carikan makan siang dari kelas bawah. Aku sudah lapar" perintah Jinyoung mengabaikan semua yang di katakan teman sekelasnya.

Home Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang