12

1K 171 13
                                    

Eunbi POV

Aku menggerakkan badan menyingkirkan guling yang sempat kupeluk erat, seperti biasanya pula aku meraba sekitar untuk memeriksa ponsel. Tepat berada di dekat bantal, jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi.

Memeriksa sekitar yang teramat asing, hingga sebuah foto di atas nakas dekat lemari menyadarkanku. Mengingatkanku pada kejadian semalam, membuatku paham akan kegilaan yang telah terjadi. Sangat memalukan!

Kedua kakiku menuruni ranjang dan mulai keluar kamar, memperhatikkan tiap sudut kemudian menuju ruangan lain. Aroma harum menyambutku, dari arah dapur. "Sudah bangun?" Mendengar pertanyaan sederhana itu membuatku sedikit risih, sebelumnya aku tidak pernah mendapatkan pertanyaan macam itu kecuali jika sedang dirumah.

"Aku.. ya, hahaha"

"Biasa saja, sepertinya kau tidak pernah berkencan ya? Atau aku yany pertama?" Ledek lelaki yang kini menata sarapan di atas meja, "lupakan! Aku harus berangkat sekarang"

"Tunggu, kau mau pergi dengan pakaian itu? Sebaiknya ikut aku setelah sarapan"

"Tapi aku..."

"Menurut saja" Jungkook duduk dan menyediakan cokelat hangat di atas meja.

Baru kali ini aku merasakan sarapan yang cukup nikmat, ternyata Jungkook pandai dalam memasak dan lebih dari ku. Jika diperhatikan, laki-laki itu lumayan sempurna. Tampan, mapan juga pandai memasak. Tapi diatas langit masih ada langit, Wonwoo yang tak lain adalah kakaknya adalah lelaki yang sangat sempurna.

Jungkook telah berpakaian rapi, dengan mengemudikan mobil mereka berhenti di sebuah departement store. Aku hanya mengekorinya masuk ke dalam, hingga seorang wanita datang mendekat, menyapa Jungkook dengan akrab. Sangat akrab sampai harus berpelukan, sangat mengganggu.

"Ah, dia adalah teman sekolahku.." Ujar Jungkook memperkenalkan kami, aku hanya membungkuk. "Jadi apa yang bisa kulakukan untuk siswa populer sepertimu?"

"Aku butuh baju formal untuk kekasihku" demi apapun! Jungkook hampir saja membuatku tersedak karena kalimat yang baru saja ia ucapkan, memang sedikit mengejutkan, tapi anehnya dalam hati aku sangat senang karena ia menjalaskan hal itu.

Wanita tersebut mengangguk, menarik pergelangan tanganku lembut dan menyodorkan beberapa setelan yang sangat berbeda dengan gayaku biasanya. Sebelum mencoba, aku memeriksa setiap bandrol harga dan pakaian itu lebih dari gajiku.

"Kami akan ambil yang ini, cepat ganti" Jungkook memberikkan sebuah kartu pada wanita itu, "aku masih punya banyak baju di rumah"

"Anggap saja sebagai hadiah, mulai semalam kau sudah resmi jadi milikku jadi jangan berkencan dengan guru olahraga itu" kata Jungkook dengan wajahnya yang membuatku kesal, walau begitu aku masih merasakan debaran setiap ada di sekitarnya. Aku tidak bermimpi kan?

Dia mengantarku ke sekolah, tepat di depan gerbang. Sepertinya pelajaran sudah dimulai, aku telat tiga puluh menit. "Maaf tidak menjemputmu nanti, aku ada urusan untuk pembukaan gedung baru" ujarnya ketika mematikkan mesin mobil, "aku biasa pulang sendiri, tidak perlu memikirkan itu"

"Hwang Eunbi..."

"Hmm?"

"Saranghe"

"Aku harus pergi, dahhh" aku melarikan diri, menghindari tatapan Jungkook yang berbeda hari ini. Dia memang benar, ini adalah kali pertama aku berkencan. Sudah 20 tahun lebih aku tidak pernah merasakan hal seperi ini, perutku terasa tergelitik hanya mengingat beberapa hal kecil bersamanya.

Memang belum genap 24 jam, tapi selama beberapa jam terakhir aku cukup senang hanya karena sikap manis Jungkook.

Mataku mendapati sosok Jeon Somi, saat itu juga senyum sumringahku luntur begitu saja dengan mudah. Siswi ceria itu menunjukkan wajah muramnya. Sepertinya murid-murid ku akan memulai kelas seni, mungkin nanti aku harus bicara dengannya.

Home Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang