"Sekarang apa lagi?" Eunseo menyilangkan kedua tangannya setelah sampai di kedai karena pesan singkat dari Eunbi, "aku hanya ingin berkumpul dengan kalian"
"Banyak yang harus kupersiapkan dengan Yugyeom" Eunha menyesap gelas kecilnya, "ada masalah apa? Cerita saja"
"Tidak ada, aku kan sudah bilang hanya ingin bertemu kalian" jawab Eunbi, "ah iya, eonni.. apa besok kau bisa datang ke acara pembukaan gedung baru?"
"Besok? Aku.. aku sepertinya ada janji dengan keluarga Yugyeom" Eunha memeriksa ponselnya, akhir-akhir ini sejak mereka memantapkan hubungan untuk ke jenjang yang lebih serius, Eunha jadi susah di ajak bertemu untuk sekedar minum.
Eunbi hanya melirik dua teman dekatnya bergantian, masalahnya kali ini tidak bisa ia katakan. Seperti tertahan di dada, meski dalam batinnya ingin sekali berbagi.
Setelah meninggalkan apartemen Jungkook, Eunbi langsung menuju kedai langganan mereka. Tempat yang selalu menjadi base camp mereka sejak empat tahun yang lalu, Eunbi tersenyum mengingat masa itu. Masa ketika ia belum mengenal apa itu sebuah perasaan pada lawan jenis.
Semua hal tersebut ia rasakan karena bertemu Somi, Eunbi bisa memulai tali hubungan dengan Jungkook karena pada awalnya ia cemas dengan sikap dan perilaku Somi di sekolah. Niat hati untuk mendatangi Wonwoo, malah ia harus bertemu dengan Jungkook di dalam taxi.
Lumayan lama juga, waktu berlalu cepat. Dari rasa peduli kepada seorang murid kini merambat ke rasa yang lebih pada orang yang jelas-jelas adalah ayah biologis murid tersebut. "Aku memang sudah gila" Eunbi menundukkan kepalanya, bersandar pada meja.
"Sesulit itukah untuk berbagi pada kami? Lalu untuk apa kau minta bertemu?" Omel Eunseo, "sudahlah, Eunbi memang begitu. Nanti juga dia pasti cerita"
"Aku mau pulang"
"Kita baru lima belas menit disini dan kau sudah mau pulang?" Eunseo berdecak, "aku lelah"
"Aish, kau akan datang besok kan?"
"Tidak janji" jawab Eunbi melambaikan tangan dan berjalan sempoyongan meninggalkan dua wanita yang masih menatapnya tak percaya.
"Dia begitu bukan karena kencan buta kan?" Eunseo hanya mengangkat bahu dengan pertanyaan Eunha.
.
.
.
."Sajangnim?"
"Ah iya? Kau bilang apa tadi?"
"Pembukaan akan diadakan dua jam lagi, apa ada yang anda butuhkan?" Ulang sekretaris Jungkook yang mulai berpakaian rapi, "tidak ada, tapi ada yang ingin kutanyakan padamu"
"Apa itu?"
"Begini, aku suka pada seseorang, ah ntahlah aku suka atau tidak. Tapi wanita itu berpikir bahwa aku menyukainya karena dia dekat dengan anakku, apa kau juga berpikirkan begitu?" Jungkook setengah berbisik saat kalimatnya menjurus pada Somi, hanya sekretarisnya yang tau bahwa Somu adalah anak kandungnya.
Sosok bertubuh ideal itu diam sejenak, mulai berpikir dan membayangkan situasi yang di gambarkan Jungkook. Ia sendiri tidak mengerti kenapa harus mendapatkan pertanyaan macam itu beberapa minggu terakhir ini.
"Mungkin aku juga akan begitu, apalagi jika mendengar cerita dari orang lain"
"Orang lain?" Jungkook menegakkan posisinya, "jadi seperti ini, bisa saja wanita itu mendengar cerita dari orang lain yang menyangkut Somi termasuk anda. Wanita akan mereka kecewa jika kebenaran datang dari orang yang berbeda"
"Astaga kenapa aku tidak memikirkan hal itu?" Jungkook menepuk kening, "apa ada yang bisa dibantuk?"
"Ani, gumawo! Kau langsung saja ke lokasi, aku akan keluar sebentar" Jungkook menepuk bahu sekretarisnya dan meninggalkan ruangan dengan setelan yang sempurna ditubuhnya. "Eunbi kau berhutang padaku".
KAMU SEDANG MEMBACA
Home Sweet Home
Teen Fiction[COMPLETE] 5 Okt 2018 - 25 Des 2018 Ketika seseorang bisa mendapatkan apapun yang ia mau, tapi di sisi lain ia tidak bisa mendapatkan kebahagiaan yang dimiliki orang lain #1sinkook #3sinkook #3somi