16

1K 183 13
                                    

Maaf kalau ada typo.. buru2, udh ngantuk soalnya 😆

Somi keluar dari kamarnya, setelah sekian lama hanya duduk di atas matras rumah sakit dan hanya bisa melihat dunia luar dari jendela kaca. Akhirnya ia kembali menghirup udara segar tanpa bau obat-obatan yang menyengat, tentunya selang infus masih bertengger di punggung tangannya.

Ia tidak sendiri, ada Daehwi yang kebetulan mampir. Setidaknya Somi punya teman untuk berbincang, meski ia mengharapkan orang lain yang datang. "Kapan bisa sekolah?" Daehwi memecah lamunan Somi, "semoga besok aku bisa berangkat"

"Jangan dipaksa kalau memang belum bisa" Daehwi membantu Somi duduk di bangku taman, "bagaimana di sekolah?"

"Semua sudah beres, malah mungkin banyak yang sudah melupakan masalah itu" Daehwi merubah raut wajahnya, menyembunyikan sesuatu dari Somi. Perihal Eunbi yang mengundurkan diri, ia tidak ingin memberitaukan hal itu sebelum teman dekatnya ini sembuh total.

Tak lama seseorang berdiri menghalangi sinar matahari, membuat Somi mengangkat wajah dan berdecak. Orang yang tidak ia sukai datang tiba-tiba, apalagi disaat ia baru bisa keluar dari ruangan inap.

Kim Yerim, gadis yang beberapa kali membuatnya dalam masalah kini datang dengan sebuket bunga. Tidak ada niatan sama sekali untuk bicara bahkan sekedar menyapa.

Daehwi hanya tersenyum menyambut Yeri, bagaimanapun ia adalah seorang ketua kelas dan harus bersikap adil pada siapapun yang menjadi tanggung jawabnya.

"Berikan aku waktu lima menit, dan kau boleh membenciku" ujar Yeri membuat Daehwi bangkit dari duduknya, mengangguk pada Somi dan meninggalkan dua gadis itu di taman.

Somi masih diam, beranggapan bahwa ia duduk sendiri tanpa menghiraukan Yeri yang masih menatapnya. "Mianhe"

"Heol, daebak.. seorang Kim Yerim mengatakan itu?" Somi mulai memasang wajah tak sukanya, "maaf untuk semuanya, terutama untuk kasus terakhir kali"

"Musun suria? Katakan lebih jelas" Somi mengeraskan rahangnya. "Aku yang menyebarkan berita itu, aku yang mengatakan pada seluruh siswa bahwa kau adalah anak haram. Jeon Somi yang lahir dari keluarga terpandang adalah anak haram. Aku yang melakukannya"

"Berani kau mengaku? Aku tidak bisa percaya dengan hal ini" Somi menatap tajam dengan mata yang mulai berair, rasanya ia ingin menarik rambut gadis di hadapannya sampai rontok. "Aku akan senang jika kau memukulku, aku akan senang jika kau mengeluarkan semua cacian padaku. Geundae...

Kau selalu terlihat senang di sekolah, dengan sikap dingin seperti itu kau mendapatkan perhatian Jinyoung. Kau juga selalu masuk peringkat meski jarang masuk dan sering membuat masalah! Sementara aku? Aku yang sudah berusaha sampai merelakan segalanya tidak bisa sepertimu!!

Aku tidak suka padamu karena semua hal itu?! Bagaimana bisa dengan mudahnya kau menerima semua hal baik itu?!" Tangisan Yeri pecah, bola matanya memerah mengeluarkan cairan bening yang hanya membuat Somi terdiam dengan emosi yang mereda.

Kepalan tangannya kini melemah, ia tidak pernah melihat Yeri menangis seperti ini. Somi kembali diam, menatap ranting pohon yang bergerak mengikuti arah angin. Menjernihkan pikiran agar amarah tidak mendominasi kepalanya.

Yeri terisak, sepertinya memang sudah lama air mata itu ia tahan. Ntah apa alasannya, Somi tidak berniat menenangkan Yeri. Baginya dengan Kim Yerim yang seperti ini akan membuat keadaan lebih baik.

"Sudah menangisnya? Kau bilang lima menit tapi ini sudah lima belas menit, jadi aku harus pergi" Somi memasang wajah datar mulai melewati Yeri, "Jeon Somi.."

"Bunga itu untukku kan? Sebaiknya kita ke kamarku, kau harus cuci muka. Kau sangat mengerikan setelah menangis" Somi kembali berjalan dan membuat Yeri tersentak lalu tersenyuk mengikuti Somi dari belakang. Sementara Daehwi yang menyaksikan dari balik semak-semak turut senang akan hal itu, Somi benar-benar sudah berubah di matanya.

Home Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang