"Jatuh cinta? Mungkin sikap sajangnim akhir-akhir ini menunjukkan hal itu""Sikapku? Kenapa memang?" Jungkook mulai antusias, "ntah karena Somi atau apa, yang jelas sajangnim selalu senyum-senyum sendiri sampai tidak fokus saat rapat"
"Aku begitu?" Sekretaris dengan surai gelap itu hanya mengangguk yakin, setelahnya Jungkook mempersilahkan bawahannya itu untuk keluar ruangan.
Jungkook meraih setelannya di dekat jendela, menata penampilan sebelum memulai rapat sebentar lagi, dalam pikirannya saat ini hanya sosok Eunbi juga kejadian semalam. Ia merasa seperti anak muda yang merasakan getaran baru, persis ketika ia masih berhubungan baik dengan wanita yang membuatnya memiliki Jeon Somi.
Pintu ruangannya terketuk, panggilannya untuk berkumpul ke ruangan rapat. Sekretarisnya telah mengekor dengan berkas yang akan menjadi bahan pembicaraan hari ini, tapi hatinya masih terasa mengganjal. Apa ia harus bertemu Eunbi? Itupun kalau wali kelas Somi tersebut mau bertemu denganya.
.
.
.
."Eonni, atur kencan butaku lagi" ujar Eunbi setelah jam pulang berakhir, masih ada kesal saat ingat betapa bodohnya ia di hadapan Jungkook yang jelas-jelas adalah wali dari Jeon Somi. Dan perlahan ia semakin ingin menjaga Somi.
"Ada apa? Kenapa tiba-tiba begitu?" Eunha menuangkan botol hijau dengan cairan berwarna bening tapi memiliki bau yang menyengat, menghasilkan sensasi pahit dan membakar kerongkongan.
Yah, Eunbi sedang mengalihkan semua pikirannya dengan meneguk minuman keras tersebut meski matahari masih terlihat. Tak lama Eunseo datang dengan terpogoh-pogoh, sepertinya memang hanya Eunha yang tidak sibuk.
Setelah memastikkan Somi sampai di apartemen dengan selamat, Eunbi langsung meluncur ke kedai yang telah menjadi base camp nya sejak lama. Eunseo melepaskan heels yang menyiksanya seharian.
Mulai berganti dengan sepatu kets yang lebih nyaman di pergelangan kakinya, Eunbi hanya tersenyum simpul melihat sahabatnya berusaha begitu keras setelah di terima bekerja beberapa bulan lalu.
"Jadi kau belum pernah melihat siapa pasangan kencanmu?" Eunbi mengangguk dan meneguk satu gelas sekaligus, "eonni, kenapa dengan anak ini?" Bisik Eunseo
"Molla, mungkin anak muridnya berulah lagi" jawab Eunha dengan cara yang sama, "kalau begitu, bagaimana jika kita atur kencannya hari ini saja" ujar Eunseo sepontan yang mendapatkan tatapan sinis dari Eunha.
"Micheosseo?!! Kau pikir semudah itu? Lagipula Eunbi sudah setengah mabuk" Eunbi mengerutkan dahi setelah Eunbi bersendawa dengan santainya, "benar juga, aku yakin pria itu malah akan menolak nantinya"
"Kalau begitu kirimkan saja nomornya padaku, biar aku yang bicara padanya" Eunbi menyodorkan ponsel yang membuat dua wanita di dekatnya saling bertukar pandang, Eunbi yang saat ini sangat berbeda dengan Eunbi yang mereka kenal.
20 menit kemudian.
"Yak! Kau tidak bisa mabuk di saat seperti ini! Astaga!" Bentak Eunseo memukul-mukul pipi Eunbi yang tak sadarkan diri, "percuma, kau hanya menguras tenaga. Sebaiknya hubungi seseorang"
"Siapa? Aku tidak mungkin menghubungi adiknya" Eunha menggosok-gosok belakang lehernya pertanda frustasi, "apa perlu aku hubungi teman kencan Eunbi?"
"Bukankah tadi eonni sendiri yang menolak saranku itu?"
"Pria ini sepertinya mengenal Eunbi, ketika aku sebut nama dan fotonya orang itu langsung menerima kencan buta" Eunseo menaikkan kedua alisnya dan melirik Eunbi yang mulai mengigau menyebutkan nama-nama yang mungkin saja nama muridnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home Sweet Home
Teen Fiction[COMPLETE] 5 Okt 2018 - 25 Des 2018 Ketika seseorang bisa mendapatkan apapun yang ia mau, tapi di sisi lain ia tidak bisa mendapatkan kebahagiaan yang dimiliki orang lain #1sinkook #3sinkook #3somi