Bab 3 : New Girlfriend?

269 19 5
                                    

Harry's POV

Tiba-tiba handphone-ku berbunyi, aku mengambilnya di kantung belakang celanaku. Aku melihat nama guruku tertera di layar, kemudian aku menoleh ke arah Ele dan mengisyaratkan bahwa aku harus mengangkatnya. Dia hanya mengangguk dan aku tahu itu berarti 'iya'. Aku berdiri dan berjalan sedikit menjauh dari Ele.

"Halo, ada apa ya bu?" Tanyaku begitu telepon aku angkat.

"Gini Harry, ibu mau minta tolong. Kira-kira bisa gak ya?" Tanya guruku dari seberang telepon.

"Saya usahakan bu, memang mau minta tolong apa ya?" Tanyaku balik.

"Gini, anaknya temannya ibu itu pingin sekolah di sini. Nah, terus dia gak ngerti mana-mana dan ibu sendiri juga sibuk. Jadi, bisa minta tolong gak kalau kamu bantuin dia beberapa hari ini untuk ngajak dia keliling-keliling?" Jelas beliau.

"Eh.. boleh bu, jadi saya kesana bu?"

"Iya, ibu tunggu ya," jawab beliau

Lalu telepon pun terputus, aku memasukkan handphone-ku kembali ke kantungku. Aku berbalik dan jalan kembali ke tempat Ele lalu duduk.

"Ele, kayaknya kamu harus telepon Liam deh untuk jemput kamu," ucapku dengan sedikit kekecewaan, karena tidak dapat menemaninya pulang.

"Kamu mau kemana?" Tanyanya.

"Tadi guruku menelepon, terus menyuruh aku untuk menemuinya." Jawabku.

"Oh ya sudah, sana!" Serunya sambil tersenyum kecil.

"Sorry ya gak bisa nemenin kamu pulang," aku langsung bangkit dan meluncurkan ciumanku ke keningnya. Aku yakin dia terkejut, tapi tak apa aku senang.

Ele masih tersenyum, dan terlihat mukanya blushing. Lalu aku berjalan berlalu, kemudian dia melambaikan tangannya. Saat ingin keluar aku melihat dua remaja yang sedang bercengkerama dan mereka terlihat sangat bahagia, hal itu mengingatkanku dengan Eleanor. Lalu aku langsung masuk ke mobilku dan meluncur ke rumah guruku. Jalan tidak begitu ramai jadi aku dapat sampai dengan cepat.

*tok tok tok*

*klek*

"Silakan masuk Harry," ucap guruku dengan ramah dan mempersilakan masuk.

Aku masuk ke rumah itu dan langsung melayangkan pandanganku ke ruang tamu yang sederhana, tidak begitu lebar dan juga bernuansakan Indonesia banget.

"Silakan duduk, sebentar ibu panggilkan anaknya dulu."

Aku hanya mengangguk dan tersenyum.

"Aletha! Aletha! Harry sudah datang," teriak beliau sambil berjalan menghampirinya.

"Iya sebentar tante," sahutnya.

Lalu mereka berdua keluar dari entah ruangan apa menuju tempatku duduk, aku langsung berdiri dan menjabat tangan Aletha (itu nama yang aku dengar tadi).

"Harry," ucapku memperkenalkan nama.

"Aletha," balasnya.

"Dia perempuan, bagus! Gimana aku menjelaskan ini ke Ele, pasti dia akan salah paham," gumamku dalam hati.

"Jadi, Harry ini yang akan jadi teman kamu selama di sini. Dia akan mengajakmu berkeliling untuk mengenal isi kota ini, ya kan Harry?" Tanya beliau yang menoleh ke arahku.

"Iya," jawabku singkat dan bertingkah sesopan mungkin.

"Terus nanti kalau misalnya Aletha tinggal di rumah kamu, bisa gak? Sorry ngerepotin, soalnya saya jarang di rumah lagipula tidak ada pembantu juga," jelas guruku.

Unconditionally {One Direction}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang