Bab 11 : Ternyata...

113 9 0
                                    

"Hey kamu!" Teriakku ke arah cowok yang sekarang jadi fotograferku.

"Apa?" Tanyanya.

"Bisa gak aku ijin sebentar?" Tanyaku balik.

"Memamg mau kemana kamu?" Tanyanya lagi.

"Aku ada urusan, setelah urusannya selesai aku akan segera kembali kok." Jelasku meyakinkan.

"Beneran nih? Jangan coba-coba lari dari tanggung jawab loh ya!" Dia memperingati.

"Iya iya janji!"

Lalu dia pun mengangguk, aku langsung menaiki ojekku yang masih menungguku. Langsung aku cabut ke rumah Harry. Setelah mau sampai, aku meminta tukang ojek tersebut berhenti beberapa rumah dari rumah Harry.


Aku berjalan pelan-pelan menuju rumah Harry, lalu aku sempat melihat Harry sedang berbicara dengan seseorang. Aku memutuskan untuk menunggu di luar dan mendengarkan apa yang mereka bicarakan.

"Jadi Ale aku tidak tahu kenapa akhir-akhir ini Ele menjauh dariku, aku sangat merindukannya." Ucap Harry dengan parau.

"Aku juga Harry," jawabku dalam hati.

"Ya sabar, mungkin dia cuma perlu waktu." Sahut Ale, itulah nama yang aku dengar.

"Jadi, sekarang aku ingin kamu menjelaskan bagaimana kejadian itu terjadi dan apa hubungannya denganku?" Tanya Harry beralih ke topik lain.

"Kejadian apa? Berhubungan dengan Harry?" Tanyaku dalam hati sambil mencoba mencerna obrolan mereka.

"Jadi dulu waktu kamu satu ruangan sama aku, kamu pernah bilang kalau kamu masuk ke situ itu terpaksa. Lalu kamu mengucapkan janji kalau kamu berhasil keluar dari situ kamu akan membunuh kedua orang tuamu." Ale berhenti sebentar.

"Apa? Jadi Harry?"

"Lalu terapi untuk mengatasi penyakit psikopatmu tidak begitu berhasil, jadi terkadang kamu masih haus akan darah begitu pula denganku. Kamu juga bilang padaku kalau kamu ingin aku membunuh siapa saja yang menghalangimu. Bahkan kalau kamu belum sempat membunuh kedua orang tuamu, kamu ingin aku untuk membunuh mereka. Sampai sekarang kata-kata itu selalu ku ingat." Jelasnya.

"Jadi kamu membunuh mamaku karena aku pernah bilang seperti itu ke kamu? Tapi kenapa aku ingin membunuh mereka?" Tanya Harry yang juga terdengar tidak percaya.

"Iya kamu yang bilang itu, kamu lupa mungkin karena kamu sekarang sudah mempunyai orang yang kamu sayang. Kamu bilang bahwa orang tuamu lah yang memaksamu untuk masuk ke situ, dan kamu sangat membenci tempat itu jadi kamu ingin membalaskan dendammu." Jelasnya.

"Lalu apa hubungannya aku sembuh karena aku sudah menemukan orang yang aku sayang?" Tanya Harry lagi.

"Jadi waktu orang tuamu memutuskan untuk mengeluarkanmu, dokter sempat bilang bahwa orang seperti kita ini tidak akan bisa mencintai orang lain. Jika hal itu terjadi maka itu suatu keajaiban, dan hal itu secara tidak langsung akan membuatmu menjadi orang normal meskipun terkadang masih tersisa rasa akan haus darah tersebut." Jelas Ale lagi.

Kali ini aku hanya bisa duduk dan menangis mendengar semua kenyataan tersebut. Apakah aku harus menunjukkan diriku atau tidak?

"Harry.." Panggilku sambil gemetar.

"Ele?" Ucapnya dengan raut muka terkejut.


Aku melihatnya berdiri dan raut mukanya berubah masam.

"Apakah.." Ucap Harry terputus.

"Iya Harry, aku dengar semuanya." Ucapku sambil terus menangis.

Unconditionally {One Direction}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang