Bab 14 : Goodbye...

179 10 4
                                    

"Apa yang sudah aku lakukan?" Tanyaku sambil mengambil kepala Ele dan memangkunya.

Aku melihat cowok itu terhempas ke tembok, namun tidak kenapa-napa. Tak lama kemudian Niall berlari ke arah kita, dia sangat shock dengan apa yang dilihatnya.

"Oke, kita harus membawanya ke Rumah Sakit." Saran Niall sambil langsung menyambar Niall dariku dan membawanya ke mobil.

Aku dan cowok yang hampir aku bunuh itu pun mengikuti Niall. Kita menuju Rumah Sakit dengan kecepatan tinggi, sehingga kita dapat sampai Rumah Sakit dengan cepat.

"Suster, tolong!" Teriak Niall begitu memasuki pintu Rumah Sakit.

Kemudian datang dua orang suster dengan membawa ranjang, kemudian Niall meletakkan Ele di ranjang tersebut. Segera kedua suster dan kita bertiga menuju ruang UGD. Ele di bawa masuk oleh kedua suster itu.

"Dok, tolong selamatkan adik saya!" Seru Niall.

Dokter itu hanya mengangguk dan masuk ke ruang UGD itu.

"LIHAT ITU! LIHAT!" Teriak Niall sambil menggoyang-goyang tubuhku yang ikut lemas.


Air mataku tidak mau berhenti mengalir.

"TIDAK PERLU MENANGIS! KAMU YANG MENYEBABKAN INI, KAMU INGIN MEMBUNUHNYA JUGA? KAMU BILANG KAMU CINTA PADANYA, TAPI APA BUKTINYA?" Teriak Niall histeris sambil menangis juga.

"Sudah, tidak perlu berdebat. Sekarang kita berdoa saja," cowok itu menengahi kita.

"Kamu tidak usah sok baik!" Seruku sambil berjalan menjauh darinya dan duduk.

"Aku harus mengabari Liam dan Louis," ucap Niall sambil mengeluarkan handphone-nya dan mulai menelepon mereka.

15 menit kemudian, mereka datang.

"APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN!" Teriak Liam begitu sampai di hadapanku.

"KALIAN SALING MENCINTAI, TAPI APA BUKTINYA KAMU MALAH MENYAKITINYA!" Tambah Liam.

"Sudah, tenang jangan terbawa emosi juga." Louis menenangkan dan berusaha menarik Liam menjauh dariku.

"KAMU MASIH MEMBELANYA DALAM KEADAAN SEPERTI INI?" Tanya Liam dengan nada tinggi.

"Bukan begitu," jawab Louis yang langsung di putus karena Liam langsung mengalihkan pandangannya.

Kita pun terdiam semua, tidak ada yang berbicara. Kita semua berdoa, terutama aku. Aku melihat Liam dan Niall mondar-mandir tidak bisa duduk, sedangkan sahabat Ele itu masih mengusap-usap luka di lehernya dengan tisu yang dibawanya di sakunya.

Tiba-tiba pintu terbuka, dan dokter keluar.

"Siapa keluarga saudari Eleanor?" Tanya dokter.

"Saya," jawab Niall, Liam, Louis dan aku serempak.

"Begini, Ele kehilangan banyak darah dan perlu donor itu sekarang juga. Golongan darahnya B, apakah ada diantara kalian yang memiliki golongan darah B?" Tanya dokter tersebut.

"Saya dok," jawabku dan cowok itu serempak.

Aku pun menatapnya dengan tatapan sinis.

"Tapi saya membutuhkannya cukup banyak, dan kebetulan stok di Rumah Sakit habis. Jadi apakah kalian.."

"Iya, saya bersedia." Sahutku langsung.

"Saya saja," cowok itu berkata dan mendekat ke arahku.

"Kamu!" Gerutuku sambil menunjuk ke arahnya.

"Sebentar, saya perlu waktu untuk berbicara dengannya." Ucap cowok itu.

Unconditionally {One Direction}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang