Bab 10 : First Day

98 10 0
                                    

*kringgg kringgg*

*duukk*

Aku memukul jam bekerku dengan tangan untuk mematikannya. Aku menyingkirkan selimutku, membuka mataku perlahan, duduk, merenggangkan tubuhku kemudian menurunkan kedua kakiku. Aku mencoba mengumpulkan nyawaku yang sudah semalaman terbang melayang. Lalu aku berdiri dan langsung bergegas mandi. Aku menghabiskan waktu 25 menit hanya untuk mandi.

"Pakai baju apa ya?" Tanyaku sambil membuka lemari baju.

Aku mencoba mengambil baju-baju casual-ku dan memasang-masangkannya sambil berada di depan kaca.

"Ah, masa bodoh! Masa aku harus bingung cuma gara-gara mau ketemu tuh cowok," ucapku yang akhirnya mengembalikan semua bajuku dan menyisahkan satu kaos putih dengan gambar yang simple di tengahnya serta celana dark blue panjang.

Setelah mengenakan baju tersebut, aku langsung mengambil sepatu vans hitamku dan menguncir rambutku menjadi ponytail. Aku menoleh ke arah jam dan sudah menunjukkan pukul 07.20 WIB.

"Gila! Bisa telat nih aku sampai saja," ucapku kemudian mengambil tas kecil yang di dalamnya sudah ada semua peralatan yang biasa aku bawa pergi.

Aku turun ke bawah, dan melihat kakak-kakakku sudah menunggu aku di meja makan.

"Sorry kak, kayaknya aku gak makan deh. Aku harus buru-buru pergi," ucapku sambil berlari keluar rumah.

"Mau kemana?" Teriak Niall dari dalam rumah.

Aku tidak sempat menjawabnya dan keburu naik ojek. Ya! naik ojek, itulah satu-satunya kendaraan yang tadi melintas. Aku menunjukkan alamat itu ke tukang ojek tersebut, untungnya dia langsung tahu dimana itu tempatnya.

"Buruan ya pak, takut telat nih!" Seruku.

"Iya neng," jawabnya santai.

Kemudian tukang ojek itu langsung menerobos semua kendaraan yang ada. Tak memakan waktu lama aku sudah sampai di tempat tersebut.


Pukul 07.50 WIB

"Makasih ya pak," ucapku turun dan membayar biayanya.

"Mana tuh cowok?" Tanyaku sambil melihat ke sekeliling.

Alamat yang dia berikan ke aku ternyata bukan alamat rumah, melainkan alamat sebuah taman dengan pondok kecil di tengah.

"Tempat apa ya ini?" Tanyaku sambil mencoba mengikuti jalan setapak yang menuju pondok tersebut.

"Hey!" Teriak seseorang di belakangku begitu aku baru mencapai pertengahan jalan tersebut.

Aku menoleh, dan mendapati cowok dengan rambut hitam di tata sedikit ke atas, dengan mata coklat tua, alis tebal dan banyak tato di tangannya.


"Ngapain kamu di situ?" Tanya cowok itu lagi.

"Entahlah, aku kira kamu tinggal di pondok itu," jawabku polos.

"Hahaha.. Gila ya lo! Masa aku tinggal di pondok sekecil itu," serunya.

"Udah ngapain diam aja di situ, sini ayo kita kerja!" Tambahnya lagi.

Aku pun jalan kembali ke arah cowok itu. Lalu aku memberikan tanganku,

"Ngapain kamu?" Tanyanya heran.

"Ya, kita kenalan dulu. Masa kita sebagai rekan kerja gak kenal satu sama lain," jelasku sambil tersenyum dan terus memberikan tanganku.

"Hi," ucapnya sambil menjabat tanganku dan langsung melepasnya lagi.

Unconditionally {One Direction}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang