Epilog

202 11 4
                                    

"Harry, sekarang kita sudah bersama dan saat ini aku ingin kamu menceritakan semua yang terjadi antara kamu dan Zayn!" Seruku sambil duduk menghadap Harry yang sedang duduk di sofa.

"Oke, jadi ceritanya gini." Harry diam sebentar sambil membenarkan posisinya menghadapku.

"Sejak kecil aku dan Zayn lahir tidak jauh beda, aku 10 bulan dan ketika itu Zayn lahir. Setelah itu dokter memberi tahu mamaku bahwa aku memiliki sakit psikopat, dan dampaknya Zayn juga terkena penyakit dalam serta umurnya akan pendek. Lalu kita bertumbuh bersama, sampai akhirnya aku menyakiti Zayn. Karena mama kita tidak tega melihat Zayn yang selalu aku sakiti, mereka pun memutuskan untuk memisahkan kita. Zayn dibawa mereka kepada nenek dan kakek kita, lalu aku dititipkan ke panti." Harry berhenti lagi dan kali ini menarik napasnya.

"Tak lama kemudian, orang tuamu mengangkatku sebagai anaknya ketika aku berusia 1,5 tahun. Semenjak itulah aku dan Zayn tidak pernah bertemu bahkan kita pun tidak tahu keberadaan orang tua kita. Namun orang tuamu selalu memberi tahuku foto Zayn dan orang tuaku yang sempat mereka dapat dari data panti. Namun orang tuamu berhenti memperlihatkan itu ketika umur 8 tahun, sehingga aku tidak begitu mengingat mereka. Dan akhirnya sekarang aku dan Zayn bertemu lagi, meskipun aku dan Zayn belum bertemu orang tua kita sama sekali. Sekarang juga, aku harus kehilangan Zayn." Jelasnya panjang lebar kemudian menundukkan kepalanya.

"Sabar ya, aku akan membantumu mencari orang tuamu." Ucapku sambil memeluknya.

"Terima kasih, tapi gak perlu aku juga gak ingin bertemu mereka. Takutnya nanti aku malah menyakiti mereka," jawabnya tanpa membalas pelukanku.

"Kalau begitu kita berdoa saja yang terbaik untuk orang tuamu." Sahutku sambil melepaskan pelukanku.

"Ele," panggilnya.

"Ya?"

"Terima kasih sudah menerimaku apa adanya, aku berjanji dan akan berusaha untuk melindungimu." Jelasnya sambil tersenyum.

"Iya sama-sama, aku akan membantumu untuk melakukan itu." Balasku senyum juga.

Kita pun berpelukan, dan itu rasanya sangat hangat. Aku sepertinya telah menemukan apa yang sudah kuinginkan. Aku merasa hidupku sudah lengkap sekarang ini. Terima kasih untuk Harry yang sudah hadir dalam hidupku.

Unconditionally {One Direction}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang