Bab 12 : Last Day

101 9 0
                                    

Hari-hari berikutnya terasa membosankan tanpa ada hadirnya Harry, aku merasa rumah ini kosong tak berpenghuni. Cuma ada suara-suara ajakan, seperti "Ayo makan bersama!" "Ayo kita pergi jalan-jalan!" "Kamu mau ikut?" Hanya suara-suara seperti itu aku dengar setiap hari. Namun untungnya aku tidak full seharian di rumah, karena aku masih ada kegiatan pemotretan dengan cowok Arab resek itu.

Hari ini cowok itu sempat marah-marah denganku, karena aku tidak serius.

"LEA! SERIUS DONG, INI FILENYA HARUS DIKIRIM MINGGU DEPAN!" Teriaknya.

"Ah, sudahlah santai aja. Kita masih punya besok!" Seruku sambil mengelilinginya.

"TERSERAH DEH!" Dia pun berjalan pergi dan duduk sambil mengutik-utik kameranya.

Aku menghampirinya dan duduk di sebelahnya.

"Jangan marah dong, jelek tahu kelihatan makin keriput tuh!" Godaku sambil menunjuk jidatnya yang dikerutkan.

Dia tidak membalasnya, tapi makin menjauh dariku dan bergeser. Aku pun ikut bergeser.

"Hey! Coba tebak, besok itu hari terakhir kita sama-sama. Dan besok juga aku tidak akan lagi jadi model seperti ini. AKU BEBAS!" Seruku.

"Ya itu adalah yang menyenangkan juga bagiku, karena aku tidak akan bertemu orang seresek kamu lagi." Jawabnya.

"Enak aja aku resek, kamu tuh yang resek!" Sahutku tidak mau kalah, aku pun berdiri di hadapannya.

"Enak aja!" Serunya sambil ikut berdiri.

"Kamu itu sudah resek, cerewet, ribet, sukanya bikin masalah dan sialnya lagi aku harus bertemu denganmu. Kamu itu cewek yang paling paling paling.."

Aku pun langsung memeluknya dan membuatnya berhenti ceramah. Setelah itu aku melepaskannya dan melihat ekspresi mukanya yang terpaku seperti patung.

"Hahahaha..." tawaku lepas sambil menunjuk-nunjuk mukanya.

"Akhirnya diam juga kan, hahaha..." tawaku makin keras.

Dia masih belum bergerak, namun tawaku sudah mulai surut. Aku menatapnya dan menggoyang-goyangkan tubuhnya.

"Hey! Sadar woy!" Ucapku sambil terus menggoyang-goyang tubuhnya.

Akhirnya dia pun sadar dan kembali bergerak.

"Sudah, ayo kita lanjutkan!" Serunya.

Tak terasa hari itu berlangsung dengan sangat cepat, dan aku juga merasakan perubahan yang cepat pula dari diri kita -aku dan cowok itu.- Kita semakin dekat dan dekat, kita juga semakin terbiasa satu dengan yang lain. Kita sudah seperti sahabat dekat.

Hari ini adalah hari terakhir aku menjalankan persyaratan yang cowok itu inginkan. Hari ini kebetulan di hari terakhir, kita pergi ke danau angsa yang cukup indah. Kita duduk di tepi kolam dan mulai berbincang-bincang.

"Lea," panggilnya.

"Ya?" Tanyaku.

"Ini hari terakhir kita untuk melakukan pemotretan," ucapnya.

"Ya, aku tahu itu. Aku merasa senang karena beban kita habis ini berakhir, aku berakhir menjadi seorang model yang konyol dan kamu akan berakhir di dalam kontes photography itu."

"Tapi nanti bakal aneh gak ya kalau misalnya kita pisah?" Tanyanya sambil menoleh ke arahku.

"Mungkin," jawabku singkat.

"Kamu akan kembali ke Surabaya lagi kan?" Tanyaku.

"Aku usahakan."

"Aku boleh minta kamu satu hal gak?" Ucap kita bersamaan.

"Kamu dulu," tambah kita lagi bersamaan.

"Kamu dulu aja Lea," lanjut cowok itu.

"Aku ingin kamu..." aku berhenti dan berpikir apa dia akan menyetujuinya.

"Katakan saja,"

"Aku ingin kamu menyebutkan siapa namamu!" Seruku.

"Maaf! Aku tidak bisa, aku janji akan memberi tahumu nanti kalau sudah waktunya." Jelasnya.

"Oke, sekarang giliran kamu."

"Aku ingin kamu menyimpan ini, sampai nanti aku akan kembali ke sini dan membawa orang yang aku cintai. Aku akan memperkenalkannya ke kamu," jelasnya sambil memberikan cincin yang indah ke aku.

"Aku janji akan menyimpannya," jawabku

-----

Vote and Comment!
Thanks x

-Avanti:)x

Unconditionally {One Direction}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang