CHAPTER 10

130 19 5
                                    

Manik bening itu mengembun. Perlahan berubah merah seiring kelopaknya yang membengkak. Mengedip pelan-pelan, menahan sesak yang dirasa dalam dada. Ia menghembuskan napas kasar, mencoba mengatur detakan yang tiada teratur didalam dadanya.
Tangan mungilnya terangkat, meneliti setiap inci wajah yang ia sentuh dengan jari-jari tangannya yang halus.

"Kyuh..." panggilnya dengan begitu lirih.

Lantas saja sosok bernama Kyuhyun itu tersenyum hangat, menyambut sang kekasih yang sepenuhnya tersadar dari kemarahan.

"Eunhyuk..." Sungmin berucap pelan memanggil nama sahabat kecilnya. Ia ingin mengadu pada sang kekasih apa yang sudah terjadi pada dirinya dan sahabat baiknya itu, namun ia tak sanggup untuk berkata.

Ini menyakitkan...

Kyuhyun yang sudah tahu semuanya hanya tersenyum getir. Mata tajam pria tersebut melirik sebentar kearah Donghae yang masih memeluk tubuh Eunhyuk yang tak bernyawa.

"A-aku pembunuhh hiks" Sungmin menangis dalam pelukan Kyuhyun. Sungguh ia merasa sangat jahat, tidak seharusnya ia meminum air mata itu.

"Kau bukan pembunuh. Jangan bicara seperti itu. Eunhyuk sudah memilih pilihannya dan kau tidak boleh menyia-nyiakan semua pengorbanannya,"

"Tapi... Bukan seperti ini caranya! Hiks hiks"

Donghae yang masih memeluk tubuh Eunhyuk hanya diam. Dia tidak tuli, dia mendengar semua ucapan Sungmin.

Mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi...

Adakah harapan agar Eunhyuk hidup kembali?

Bagaimana caranya?

Apa dengan kematian juga?

Donghae menggeleng keras atas pemikiran terakhirnya itu. Mati sama saja menyia-nyiakan hidup. Tapi tanpa sosok Eunhyuk, bukankah dirinya sudah mati. Lalu ia harus bagaimana?

Sungmin mendorong pelan tubuh Kyuhyun, ia hanya ingin melepaskan pelukan pangeran tersebut.

Kyuhyun pun tidak menolak saat Sungmin ingin menjauh darinya. Pria itu hanya memandang sang pujaan dengan diam.

Kaki mungil putri kerajaan putih itu melangkah pelan berjalan dimana Eunhyuk berada.

TUK

Sungmin berhenti melangkah, saat ia tidak sengaja menendang sesuatu.

Itu adalah botol bekas tetesan air mata duyung.

Sungmin mengambilnya dengan ragu. Dan detik berikutnya ia terkejut dengan apa yang ada didalam botol kecil tersebut.

Bersinar.

Ada setesan air mata emas yang tertinggal.

'Mungkinkah Eunhyuk memasukan dua tetes air mata? Apa ini artinya masih ada kesempatan untuk mengembalikan Eunhyuk?' batin Sungmin.

Sungmin berbalik dan menatap Kyuhyun serius. "Kyu bisakah kita pergi dari sini. Kita bawa Eunhyuk, aku ingin menemui seseorang," pinta Sungmin.

Kyuhyun tidak menjawab, pria itu justru menatap langit.

Ini sudah waktunya.

"Aku... tidak bisa melakukan ritual jika hatiku tidak tenang," ujar Sungmin pelan dengan memalingkan wajahnya yang memerah.

"Baiklah. Tapi kita tidak punya banyak waktu, Dear"

Sungmin refleks menatap Kyuhyun dan mengangguk senang. Dengan lembut Sungmin menyentuh kalung berliontin mutiara yang melingkar di lehernya.
'Aku Cho Shengmin, istri dari pangeran Cho Guixian. Dengan ini aku mengambil hak ku sebagai istri dan mengambil semua tanggung jawab didalamnya,'

CANDY MAGICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang