CHAPTER 1

341 26 19
                                    

Sinar matahari menerpa lembut kulit wajahnya. Mulut mungilnya tidak lelah bersenandung kecil disetiap langkanya. Lee Sungmin gadis berseragam sekolah menengah atas itu berjalan tenang diantara teman-temannya yang justru kini tengah berbisik membicarakannya. Dia tidak peduli dan tidak mau tahu apa yang mereka bicarakan tentangnya. Yang ia inginkan saat ini adalah jam-jam pelajaran sekolah cepat berakhir, dengan begitu ia bisa cepat pulang kerumah dan melanjutkan tidurnya. Catatan penting, Sungmin sangat suka tidur.

Langkahnya terhenti saat akan memasuki ruang kelasnya, ia menoleh ke belakang dan tersenyum mengejek pada seorang gadis berambut panjang sepinggang dengan warna pirang mencolok, yang tengah menatapnya kesal. "Ada apa? kau merindukanku?" ucapnya dengan riang. Sedangkan gadis berambut pirang itu hanya dapat menggeram marah menahan kesal dengan ucapan Sungmin.

"Kau memang kurang ajar, Sungmin!" pekik gadis itu pada akhirnya.

Sungmin menatapnya sekilas lalu dengan cueknya ia memasuki kelasnya tidak mempedulikan pekikan kesal teman sekolahnya itu. Dengan santai Sungmin menaruh tasnya diatas meja, dan duduk dibangkunya dengan nyaman. "Pagi-pagi sudah marah tidak jelas begitu. Kau akan cepat tua Victoria! Kau dengar!" teriak Sungmin didalam kelas.

Mendengar teriakan Sungmin dari dalam kelas, Victoria segera memasuki kelas Sungmin, berjalan dengan penuh amarah. Tatapan gadis itu menajam saat melihat senyuman tanpa dosa yang Sungmin sunggingkan untuknya. 'Cih, sok manis!' umpat Victoria dalam hati.

BRAAK

Victoria menggebrak meja Sungmin. Namun sang empu tidak terkejut ataupun takut dengan aksi Victoria. "Kau pikir siapa yang membuat aku jadi semarah ini, Lee Sungmin! Kau lah pelakunya! Kau si pembuat onar!"

"Aku?"

"..." Victoria menahan kekesalannya. Ia harus ekstra menjaga image-nya sebagai gadis cantik, sexy, anggun dan baik hati di hadapan semua teman-temannya. Gelar sebagai primadona tercantik tidak boleh rusak dan tercoreng hanya karena berandalan jelek seperti Lee Sungmin.

Victoria mereogoh sesuatu dari dalam rok sekolahnya, yaitu sebuah gumpalan kertas. Gumpalan kertas yang ia bentuk menjadi bola, dan karena gumpalan kertas sial ini pula adalah sumber biang kemarahannya. Victoria melempar kasar bola kertas itu pada Sungmin.

"Cih. Primadona kasar." dengus Sungmin. Dengan malas Sungmin mengambil gumpalan kertas itu, membuka lipatan-lipatan abstrak dan mulai membaca tulisan apa yang ada disana.

"Aku cantik, akulah Victoria... Aku sexy, akulah Victoria... Aku juga baik, akulah Victoria... Ayo beri aku pelukan hangat kalian, karena aku baik hati dan tidak sombong," Ucap Sungmin dengan suara lantang, agar teman-temannya yang ada didalam kelas bisa tahu. Seisi kelas hanya bisa diam sambil menahan tawa mereka. "Waaahh! Bukannya ini mencerminkan dirimu. Kau selalu bilang, kau itu paling cantik,sexy, dan baik hati. Harusnya kau senang," kata Sungmin menyandarkan punggungnya ke kursi.

Victoria mati-matian menahan malu. Sungmin kembali mempermalukan dirinya didepan banyak orang. Tapi walau begitu ia tetap menjadi pemenang, hanya bermodal tampang kasihan dan aktingnya ia dapat meraih simpati orang lain, termasuk para siswa tampan dan para guru tentunya.

"Bagaimana kau berhasil mendapat pelukan hangat dari salah satu pangeran sekolah?" tanya Sungmin sinis.

"Diamlah! Jangan pura-pura tidak tahu. Kau sengaja bukan melakukan ini padaku hiks... A-agar aku dipermalukan hiks hiks... Gara-gara kau, aku harus menanggung malu didepan para pangeran sekolah hikss kau jahat Sungmin hiks hiks..a-aku.." Victoria tidak melanjutkan kalimatnya, ia kini fokus berakting menjadi wanita termalang didunia yang habis dirampok oleh penjahat, mengalirkan air mata buaya untuk mendapatkan suara terbanyak agar bisa menjatuhkan Sungmin sampai kedasar jurang terdalam. Berlebihan memang, namun jika tidak begitu bukan Victoria namanya.

CANDY MAGICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang