Sudah malam, jaljayo urineun Nayeon nuna. See you tomorrow~^^
~('n')~
Tak dapat dipungkiri, seulas senyum berhasil terukir di bibirku. Sebuah pesan 'ucapan selamat malam' yang terkirim beberapa menit yang lalu berhasil membuat jantungku menari gembira. Sempurna, pekikku dalam hati.
Aku mengalihkan pandangan ke arah jendela yang belum tertutup gorden. Seketika semilir angin malam terasa berembus pelan menerpa kulitku. Hhh dingin memang. Namun ... kenapa rasanya malam ini langit begitu indah?Dan kenapa malam ini ... perasaan itu semakin mengakar saja?
Jeon Jungkook. Ya, hanya dua kata itu yang kini tengah mengiang di kepalaku. Seakan-akan semua yang kulakukan hanya untuk dia, seolah semua benda hidup menjelma dia, serta seperti bumi hanya menceritakan tentang dia. Serakah? Mungkin saja. Ruang kosong di antara rangkaian tulang rusuk ini mulai menuntut lebih. Menuntut akan kehangatan, menuntut akan isi, menuntut akan kehadiran seseorang—lagi.
Namun, apakah semua itu akan terjadi? Mengingat dia; yang dingin, aku; yang over, apakah semuanya akan berjalan happy ending layaknya dongengCinderella yang sering ibu ceritakan saat aku kecil? Atau mungkin ... akan ada pangeran yang membangunkanku kala aku tertidur seperti Snow White?
Haha. Aku mengulum senyum. Konyol sekali jika aku berpikir untuk memiliki kasta yang sama dengan puteri cantik dalam buku cerita. Namun ... bolehkah aku terus berpikir—dan berharap--bahwa kau juga mempunyai perasaan yang sama—untukku?
~('n')~
"Nayeon-ah ...!"
Aku mengangkat kepalaku dari atas meja seraya menguap kecil saat sebuah seruan terdengar. Hoamm ... sekali lagi aku menguap. Dengan malas, kutatap siluet cantik itu.
"Waeyo Mina-chan?" tanyaku serak. Sesekali kuusap kedua mata agar dapat melihat lebih jelas.
Tanpa babibu, tiba-tiba saja Mina-chan sudah memelukku erat. Tentu saja hal itu membuat kinerja otakku yang masih berada dalam fase 'tidak sadar' langsung melompat menuju fase dengan seutas pertanyaan biadab 'apakah Mina-chan seorang LGBT?' Oh tidak!!!
Segera aku menghempaskan pelukannya seraya menelanjanginya dengan sorotan tajam bercampur takut. Apa-apaan Mina-chan ini? Apakah karena kaum pelangi sedang laris manis di pasaran maka dia juga berminat untuk melengkapi warna itu? Oh tidak, Mina-chan~ Kau terlalu cantik untuk menjadi bagian dari mereka.
"Waeyo? Kenapa kau memelukku seperti itu, eoh?" tanyaku was-was. Aku masih belum sadar sepenuhnya dari tidur singkatku barusan. Dan melihat ekspresi Mina-chan yang kini tengah merengut, aku tahu dia sedang tidak terjebak dalam Rainbow Zone. Melainkan ada sesuatu yang ia ketahui ... dan entah mengapa hal itu membuat perasaanku tersakiti.
"Nayeon-ah ...," ujarnya pelan lalu duduk di samping bangkuku. "Aku tidak ingin memberitahumu dengan cara seperti ini, tapi ... aku juga tidak mungkin menyembunyikannya darimu. Jadi ..."
Perkataannya menggantung. Beberapa gejolak kecil di dalam sana tiba-tiba saja muncul, siap berdebum saat menerima kemungkinan terburuk sekali pun. Namun, mengapa aku tidak ingin menerimanya? Mengapa aku malah berharap bahwa sosok gadis yang ada di hadapanku sekarang hanyalah potongan dari puzzle mimpiku yang belum sempurna?
Namun semua itu kandas ketika rasa penasaraan malah mengungguli semuanya. Membuatku bertanya, meskipun aku tahu itu akan berujung duka. "Mina-chan," ucapku pelan, "apa yang ingin kau katakan?" lanjutku, sangat hati-hati.
YOU ARE READING
YOU LOVE ME, YOU LOVE ME NOT // FF NAYEON TWICE X JUNGKOOK BTS
FanfictionBahkan mawar merah yang hampir layu itu selalu kuusahakan untuk tetap tegak. Karena apa? Ya! Karena aku takut semua ini akan terjadi. Aku takut jika bunga itu layu ... maka kau juga akan ikut pergi. Jeon Jungkook. Ya, hanya dua kata itu yang kini te...