Pertama

256 35 41
                                    

Semua tamu undangan khusus acara sakral ini telah sedari tadi duduk rapi di atas selembar karpet merah.

Ketegangan nampak begitu jelas di wajah mereka. Penghulu,yang menjadi salah satu tokoh terpenting tidak juga muncul batang hidungnya. Perasaan mempelai pria bernamakan Althaf Nabil Mustofa mulai bimbang dan sangat gelisah. Apakah pernikahan ini tidak akan terjadi ? Pikirnya begitu. Althaf mencoba mereview pikiran negatifnya,ia yakin semua akan berjalan sesuai apa yang ia inginkan.

" Bagaimana Pak Salim,ada perkembangan tentang keberadaan penghulunya ? " tanya Althaf pada sang calon mertuanya itu.

" Hp-nya dari tadi tidak aktif nak. Kita bersabar saja ,sebentar lagi pasti sampai. Kamu tenang aja ya," kata Pak Salim menenangkan Althaf yang sudah kehilangan kesabaran.

Hampir dua puluh lima menit berlalu. Satu persatu tamu undangan mulai beranjak dari ruangan tersebut. Tersisa enam orang laki-laki dan lima perempuan disana,enam orang itu terdiri dari.

Calon mempelai pria,sedang dua lainnya yaitu ayahanda calon mempelai pria dan wanita. Masih tiga lelaki yang belum terdaftarkan namanya. Rafka dan Erwin . keduanya di dapuk menjadi saksi pernikahan untuk sahabat nya yang kini terpaku dalam diam. Satu lagi yang duduk di belakang Althaf.

Perkenalkan,orang kepercayaan Althaf Nabil Mustofa. Orang yang Althaf kenal paling tidak bisa diajak bercanda di kapanpun situasi. Fajar Gunawan.

Dan, lima perempuan disana pastilah ada ibunda ananda calon mempelai pria dan wanita lalu tiga wanita lainnya masih saja jadi sebuah rahasia.

" Udah Thaf,kita susulin aja penghulunya ," usul Rafka .

" Iya,gue setuju," ungkap Erwin.

Althaf mengiyakan lewat angukannya yang lemas gara-gara penghulu yang hingga kini tak kunjung juga datang,hal itu sungguh membuatnya gamang.

Erwin memutar tuas pintu ,di belakangnya ada Rafka yang membuntuti.

Belum sampai pintu terbuka sempurna, kedua sohib itu terkejut benar oleh kedatangan seorang laki-laki yang bisa jadi seumuran ayahnya Althaf. Berjas hitam ,mengenakan songgok di kepalanya serta menenteng sebuah tas kotak di tangan. Jelas saja kalian tau siapa orang itu.

Sontak saja Erwin dan Rafka berteriak sekencang-kencangnya.

" Heh ! Kalian tau nggak ini tempat apa ?! " ucap sosok wanita berinisial K itu dengan sinis.

" Maaf,maaf. Namanya juga spontan," jawab Erwin dengan menyesal.

Rafka dan Erwin menyilahkan sang penghulu masuk ke dalam ruangan.

Benar-benar, napas Althaf dibuat melega seketika. Huh....semoga saja ia tak melupakan secercah kata-kata yang akan membawanya mengikat wanita yang paling ia cintai setelah Ibu nya. Amiiinn.

" Maaf saya terlambat,"ucap penghulu itu sembari menata beberapa berkas di atas meja.

" Bukan hanya terlambat,udah telat,"tukas Erwin pada Rafka  lirih.

" Betul Win. Heuh..untung penghulunya lebih tua dari kita,kalo nggak hm..jangan tanya lagi," ucap Rafka sambil menahan emosi  yang kadang sulit sekali dikendalikan.

Bagi Althaf ,kedatangan penghulu itu semakin membuatnya tambah gemetar. Tambah membuat konsentrasinya  buyar. Althaf menarik napas dalam -dalam dan mengeluarkannya perlahan,ia ulangi ritual tersebut sampai beberapa kali. Dan itu sedikit membuatnya agak lebih baik.

" Silahkan calon mempelai pria menjabat tangan wali mempelai wanita," ujar sang penghulu.

Hati-hati Althaf ulurkan tangannya diatas meja menyambung tangan dengan calon mertuanya.

ALTADEEVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang