Kesepuluh

18 5 3
                                    

***
Althaf yakin sekali, tidak akan lama lagi,gadis itu akan  segera meledak-ledakkan amarahnya. Althaf menimang-nimang," kalo berantem aja udah kayak pendekar gitu,apalagi marah ? Bisa-bisa jadi cumi goreng nih gue..."

Tangan gadis itu naik mendorong pundak Althaf dengan begitu kasar. Althaf yang diperlakukan demikian hanya melongo tak percaya ,gadis itu melakukan hal yang tidak sopan.

" Coba anda pikirkan Tuan Althaf yang terhormat ! Kalau saya tadi kenapa-napa tadi gimana ?! " kata Adeeva dengan nada meninggi.

" Sebentar Dev ,say-- "

" Harusnya anda bisa memanfaatkan waktu anda sebaik-baiknya,daripada kebut-kebutan di jalan seperti tadi . Apa anda tidak punya agenda lain Tu-an Althaf ?! " kata Adeeva menyela ,dengan nada bicara yang masih belum beranjak turun.

Althaf tak dapat membungkam ocehan gadis dihadapannya itu. Hanya diam dan diam sambil mendengar, sembari sesekali mengangguk.

" Mungkin saya bisa selamat, tapi di depan sana ! Bisa jadi akan ada korban yang berjatuhan karena ulah kekanak-kanakan anda itu...."

" Ak-aku ,bisa jelasin semua--"

Cepat Adeeva memotong perkataan Althaf yang belum usai," Penjelasan ? Penjelasan apa ?! Anda memang sudah bersalah,buat apa membela diri he ?! "

" Bukanya membela diri Deev,kamu tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, " jelas Althaf mencoba menenangkan keadaan.

" Lantas sebenarnya apa yang terjadi ?! Sudah jelas kan,kamu hampir menabrak saya ! "

" Iya,tapi---"

" Tapi apa ? Mau bilang kalau anda masih belum mau disalahkan ? Iya ! "

Perdebatan terus terjadi hingga beruntut panjang,tiada habis satu sama lain saling menyalahkan saling menjatuhkan,membuktikan dengan segala pengakuan agar bisa dibilang menang.

Erwin yang dari tadi bungkam segera acap bicara menengahi mereka yang makin terbawa arus emosi dan bujuk rayu setan yang memanas-manasi.

" Hey-hey-hey ! Kenapa jadi ribut gini sih. Udah dong," ucap Erwin menghentikan suara mereka.

" Eh Lo ! Seharusnya lo degerin Althaf dulu ! Dari tadi nrocosssss mulu,nggak pegel tuh mulut ! " sindir Erwin pada Adeeva yang semakin di buat tak terima dengan ucapan Erwin barusan.

" Apa urusan anda dengan saya ?! Saya berurusan dengan dia ,bukan anda ! "

" Tapi dia temen gua,gua berhak dong ngebela temen gue sendiri."

" Dan lo perlu tau,yang nyetir mobil itu gue ! Bukan Althaf, dan Lo ! Lo nggak perlu nyalahin dia atas kesalahan yang nggak dia perbuat ! Mengerti !" kata Erwin.

Adeeva dibuat tidak bisa berkata-kata sesuatu pun. Terus dari tadi itu,dia mengomel pada orang yang tidak bersalah dan dia terus menyalahkannnya ? Wow ! Apa yang ada di pikiranmu Adeeva, seharusnya dia tidak langsung gegabah dan seharusnya dia mendengarkan semua penjelasan Althaf yang terus ia sela tanpa jeda.

Adeeva menunjukkan sikap tetap cool ,ia tidak mau terlihat kalah disini, walau kenyataannya memang ia bersalah.

" Hey,nggak bisa ngomong lagi neng ? Hahahaha..., " ejek Erwin .

" Udah Win,malu berantem ma perempuan. Kita pergi aja," ajak Althaf.

" Nggak Thaf, cewek kayak dia itu ! Perlu dihadepain,kalo nggak bisa-bisa ngelunjak dia...," jawab Erwin diimbangi senyum picik.

Semburat pembuluh darah nampak jelas dari kepalan tangan Adeeva yang sudah gatal dan ingin sekali menonjok pria berkemeja merah maroon tersebut.

" Mau apa neng sekarang ? Mau marah ? Mau nonjok gue,nih tonjok nih pipi gue...," ledek Erwin, pipinya ia sondorkan ke depan .

ALTADEEVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang