Hari telah berganti seiring matahari mulai menampakkan cahyanya di ufuk timur.
Langit yang sebelumnya bertaburkan jutaan bahkan milyaran bintang sirna begitu saja di telan silaunya sinar mentari ,sudah tak tampak kasat mata.
Lelaki dengan pakaian sangat rapi berjalan terburu-buru menyetop lift yang hampir tertutup. Sesegera mungkin ia masukkan tubuhnya dengan cepat,lalu berdiri diantara beberapa orang disana.
Ia tiba di sebuah ruangan bercatkan abu-abu.
Tampak sekali pria berusia hampir kepala tiga itu tersenyum tipis seraya menatap buket bunga mawar berukuran jumbo di tangannya.
Kaki dia melangkah perlahan mendekati seseorang yang sedang bertarung antara hidup dan mati enam bulan terakhir.
" Asalamualaikum sayang ....," sapanya hangat ditambah senyum manisnya.
Althaf meletakkan buket bunga tersebut di sebuah meja di sampingnya. Kemudian merapikan sedikit selimut yang seharian menghangatkan tubuh sang istri.
Status baru sebagai seorang suami menjadi hal yang sangat membahagiakan baginya. Kini dan seterusnya,wanita itu sudah jadi miliknya . Ia pemilik satu-satunya wanita yang terbaring lemah di atas bangsal itu. Hanya dia seorang..... Althaf seorang....
" Sayang ,aku berangkat kerja dulu ya,Mas janji nggak bakal lama-lama ," pamit Althaf seakan Adeeva sudah terbangun lalu duduk di depannya.
" Tunggu aku ya...."
" Asalamualaikum sayang."
Sebelum beranjak pergi,Althaf mengecup kening Adeeva .Tersirat perasaan haru merasuki tubuh Althaf, tak di sangka butir-butir air mata membasahi pipinya.
Entah kenapa ia sampai sesenggukan. Seperti ia tidak mau pergi selangkahpun dari bidadari surganya.Bunyi ponsel berdering dari balik saku celana Althaf.
Althaf menyadari ,tapi bukannya mengangkat . Althaf malah meriject panggilan yang ia pikir tidak terlalu penting.
Ponselnya kembali berdering. Althaf menjadi sebal,dengan bersungut ia angkat ponselnya seraya pergi dari ruangan itu.
" Iya aku akan ke sana," kata Althaf memberi jawaban.
Kaki itu sudah beranjak pergi dari lorong-lorong rumah sakit yang mulai diisi lalu lalang langkah orang.
🔳🔳🔳
Bersama beberapa map di tangannya ia masuk ke kantornya sambil menjawab telpon.
Langkahnya terhenti sejenak. Ponsel itu ia tutup cepat dan menaruhya ke saku. Pandangannya tertuju satu arah.
" Marissa ?! " celetuknya pada sosok di depannya.
Tangan wanita itu melambai kepadanya dan melontarkan senyum sumringah.
Dia berjalan mendekati Althaf yang masih belum percaya dengan kedatangannya yang mendadak.
Seketika Althaf berbalik badan seraya bersiap pergi. Sungguh ia tak mau berurusan dengan wanita itu ,apapun alasannya.
" Althaf ! "
Althaf masih kukuh melanjutkan laju jalannya. Namun wanita bernamakan Marissa tersebut diam-diam ikut mengekor di belakangnya.
Hampir di pintu keluar, Althaf berhenti tiba-tiba lalu membuat wanita itu menabrak punggung Althaf dengan keras sampai ia terpental beberapa centi.
" Althaf !" panggil Marissa lagi.
Alih-alih menatap dan menjawab, Althaf malah memilih melenggang pergi meninggalkan wanita berambut panjang dengan kaki jenjang itu sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTADEEVA
Ficção AdolescenteTidak ada yang istimewa dari mereka berdua,namun kisah perjalanan menuju akhir cerita panjang mereka akan terukir sangat agung bagi Author. Bukan hanya cinta yang akan kalian dapat dari sini, tapi makna persahabatan,makna kekeluargaan,kesabaran,kete...