Kelima

62 12 14
                                    

Seharian itu Althaf tidak memilih langsung pulang, ia memilih tinggal sementara di rumah sahabat karibnya,Erwin. Namun sebelum itu Althaf telah pergi lebih dulu menangani luka tusuk di lengannya. Seusai mendapat beberapa jahitan ia menelpon Erwin dan meminta agar malam ini dapat menginap di rumahnya untuk sementara waktu.

Dikamar dengan ukuran over size ini Althaf sekarang berada,bersama Erwin sambil sesekali memakan popcorn .

Bukan mereka mau nonton film, bukan. Mereka sedang menonton adu perebutan bola tim kesayangan mereka.

Sesekali juga popcorn itu terbang kemana-mana dikala gol tercetak begitu cantik masuk kegawang.

" Gollllll !!!! " teriak mereka bersamaan.

Empat pasang mata kembali tertuju, mana kala jagoan mereka memulai lagi laga permainan di lapangan.

Mereka berdua kompak fokus mengamati gerak-gerik bola yang dari tadi oper sana oper sini. Off side sana off side sini,tak lelah mereka menanti gol indah tecipta di titik-titik terakhir waktu permainan.

" Kanan lagi,kanan lagi. Terus,terus...," ujar Erwin mengabani.

" Ayo oper ,oper..."

" kanan kanan,hati-hati dan....."

" yah...."

" seharusnya tuh bola dioper dulu ,jadi keembat lawan kan."

Althaf hanya mendesah pelan. Sedari tadi ia menutup rapat-rapat lubang telinganya,karena Erwin asyik saja mengumam sendiri tidak jelas.

" Kenapa ? " tanya Erwin keheranan mendapati Althaf yang terdiam mematung mamandanginya dengan tatapan aneh.

" Nggak pa-pa..., " balas Althaf seadanya. Walau sebetulnya ingin sekali ia meneriaki kalau Erwin sangatlah berisik dan menganggu indera pendengarannya.

" Oke."

" Gue ke kamar mandi bentar ya...," izin Althaf.

" Yap," jawab Erwin tidak menoleh sedikit pun dengan wajah tetap sta ke layar TV.

❇❇❇

Baru saja Althaf keluar dari kamar kecil,ia sudah didambut dengan kehadiran Erwin di depan pintu.

Althaf sangat kebingungan dengan sikap aneh Erwin.

" Lo nunggu gue ? " tanya Althaf pada Erwin yang senyam senyum seperti orang kehilangan akal.

Erwin menempelkan kedua telapak tangannya ke lengan Althaf. Merespon hal itu,Althaf dibuat terkejut karena posisi tangan Erwin itu melekat pas di luka robek yang baru saja mendapat penanganan dari dokter empat jam yang lalu.

" Eits...," ringis Althaf.

" Ups sorry, gue lupa," kata Erwin seraya melepaskan tangannya dari lengan Althaf.

" Ada apa ? " tanya Althaf dingin.

Pertanyaan yang ingin Erwin dengar telah di ucapkan. Erwin mendadak senang.

" Lo tau nggak ? "

" Nggak," jawab Althaf seenaknya.

" lo mau gue kasih tau nggak ? "

" Enggak, " timpal Althaf diiringi langkahnya duduk ke hadapan layar TV.

ALTADEEVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang